Monday, April 23, 2012

PTK IPA KELAS V BAB II


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
  1. Kerangka Teori
1.      Belajar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan.
Belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Menurut Morgan (dalam Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Hilgard, Ernest R., dalam buku Theories of Learning (1948: 409) mengemukakan, belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau atas kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
2.      Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal ang disusun sesuai dengan sasaran belajar. (Christiana Demaja WS: 2004).
Mulyono Abdurrahman (2003:37) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Romiszowki (2003:38) bahwa hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).
3.      Pembelajaran
Menurut Sudiarto (1990) pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan agar kegiatan belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, oleh karena itu, belajar sesungguhnya bersifat internal dari siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yaitu keadaan yang disengaja agar proses belajar mengajar terarah dan sistematis, karena di dalam proses pembelajaran ada peran guru, bahan ajar dan lingkungan yang kondusif yang sengaja dibentuk
Gagne dan Briggs (1979) berpendapat, pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempengaruhi belajar mengajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir yang diharapkan menjadi kebiasaan siswa. Guru berperan sebagai komunikator dan bahan ajar yang dikomunikasikan berisi pesan ilmu pengetahuan.
Bruner berpendapat bahwa, salah satu tahap dalam proses pembelajaran yaitu tahap enaktif, yaitu ditandai oleh manipulasi secara langsung objek-objek berupa benda atau peristiwa kongkret.
4.      Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA didefinisikan secara sederhana sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta.
Herlen dalam Dahar R.W (1992:3) mempertegas bahwa IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman  menjadi satu sistem pola berpikir logis tertentu, yang dikenal dengan pola berpikir ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu, yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal”.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya”.
5.      Proses Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Fotosintesis berlangsung di bagian daun. Namun proses ini terkadang juga terjadi di bagian lain yang mengandung klorofil. Klorofil merupakan zat warna hijau pada tumbuhan. Klorofil berfungsi untuk menyerap energi cahaya matahari.
Fotosintesis memerlukan cahaya matahari, klorofil, air, dan karbondioksida. Air diserap oleh akar dari dalam tanah. Air dari akar menuju daun. Karbondioksida diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui fotosintesis, air dan karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Apabila energi cahaya matahari tidak ada, energi cahaya yang lain dapat menggantikannya. Misalnya cahaya lampu neon. Oleh karena itu, fotosintesis dapat terjadi pada siang maupun malam hari. Reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari reaksi fotosintesis di atas, dapat diketahui bahwa proses tersebut menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Daun yang mengandung karbohidrat ini jika ditetesi larutan lugol atau yodium akan berubah warna menjadi ungu gelap. Percobaan berikut ini dapat membuktikan bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya
6.      Metode
Metode menurut bahasa adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti apa yang diinginkan. (Badudu-Zain, 1994:896) dalam Kamus Bahasa Indonesia.
Daliman, dkk (1996:99) berpendapat bahwa metode adalah cara yang di dalamnya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Sumantri dan Johar Permana (2001:114) berpendapat bahwa metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pemilihan metode yang digunakan merupakan suatu hal yang penting, karena metode yang tepat dan efektif dalam menyajikan bahan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar
7.      Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau Rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003).
Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Penggunaan metode inkuiri terbukti dapat memecahkan masalah pembelajaran IPA, hal ini dapat kita lihat dari penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh:
a.       Ribudiyanto (2008), dalam penelitiannya tentang penggunaan metode inkuiri, yaitu sebagai berikut:
1)      Masalah yang diteliti adalah apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2)      Tujuan penelitian meningkatkan hasil belajar mendeskripsikan hasil pengamatan tentang penyebab perubahan benda.
3)      Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan metode pembelajaran inkuiri.
4)      Kesimpulan yang didapat dalam penelitian Ribudiyanto adalah bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada studi awal Persentase ketuntasan belajar siswa 27,27% dengan nilai rata-rata kelas 60. Pada siklus I Persentase belajar naik menjadi 54,55% dengan nilai rata-rata kelas 65. Pada siklus II Persentase belajar naik menjadi 72,73% dengan nilai rata-rata kelas 73. Pada siklus III Persentase belajar naik menjadi 95,46% dengan nilai rata-rata kelas 85.
b.      Rinoto (2011) “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Pengaruh Energi Panas, Gerak dan Getaran melalui Metode Inkuiri dalam Model Pembelajaran Aktif.
1)      Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa.
2)      Tujuan penelitiannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
3)      Metode yang digunakan adalah metode inkuiri dan metode pembelajaran aktif.
4)      Kesimpulan yang didapat dalam penelitian Rinoto adalah bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada studi awal Persentase ketuntasan belajar siswa 48%. Pada siklus I Persentase belajar naik menjadi 60%. Pada siklus II Persentase belajar naik menjadi 72%. Pada siklus III Persentase belajar naik menjadi 100%.

B.     Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:



Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal guru belum menggunakan metode inkuiri, sehingga hasil belajar IPA siswa masih rendah. Supaya hasil belajar siswa meningkat, guru perlu melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode inkuiri.
Pada pelaksanaan perbaikan siklus 1 guru menggunakan metode inkuiri secara kelompok besar. Pada siklus 2 guru menggunakan metode inkuiri secara kelompok kecil. Dari siklus 1 ke siklus 2, diharapkan hasil belajar IPA tentang mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan meningkat. Pada kondisi akhir diduga melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

  1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA konsep mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.”

  1. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan indikator.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah intervensi yang digunakan dapat membantu siswa mempermudah memahami materi adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 70% ke atas yang ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 70 atau lebih (sesuai KKM).

1 comment:

  1. ijin copast bwt referensi ya pak..tetep catet sumber ...mksh..moga berkah

    ReplyDelete

Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660