Sunday, March 30, 2014

Contoh Motto dan Persembahan PTK Terbaru

Untuk mempercantik laporan PTK, bisa kita selipkan Motto dan Persembahan. Motto sangat bermanfaat untuk menambah semangat atau spirit bagi penyusun laporan maupun pembacanya, sedangkan persembahan merupakan ungkapan rasa kasih sayang dan terima kasih yang dalam terhadap orang-orang tersayang yang telah berkorban membantu tersusunnya laporan PTK.

Berikut ini contoh Contoh Motto dan Persembahan PTK Terbaru yang bisa kita buat sebagai acuan:

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
  1. Kesuksesan harus diraih dengan jerih payah. 
  2. Kerjakan apa yang dapat dikerjakan sekarang, jangan suka mengulur waktu.
  3. Jadilah orang yang berguna bagi orang lain.
  4. Semua yang ada di dunia ini tak ada yang abadi. Jadi manfaatkan kesempatan yang ada sebelum kamu menyesalinya.
  5. Hidup ini hanya sebentar, jangan gunakan hanya untuk memikirkan duniawi dan melakukan hal yang tak berguna.


PERSEMBAHAN
Laporan Penelititan Tindakan Kelas ini ku persembahkan untuk:
  1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan do’a restu dan mengajarkan tentang kesabaran.
  2. Suamiku/istriku tercinta "NAMA SUAMI/ISTRI" yang selalu memberikan bimbingan dan semangat.
  3. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan sesuai tepat waktu.
  4. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Sunday, March 16, 2014

PTK Kelas VI Matematika Pecahan BAB III

Berikut ini lanjutan Contoh Laporan PTK Matematika Kelas 6 BAB III Metode Penelitian dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.    Tempat Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang beralamat di Dukuh Desa Kecamatan Kabupaten, yang merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang berada di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten. Dan khususnya penelitian dilaksanakan di kelas VI Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 28 anak. Latar belakang kehidupan dari orang tua siswa yaitu: bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, buruh, dan tukang  becak.
Alasan penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar dengan pertimbangan: (a) Perlu adanya penelitian tentang metode mengajar yang efektif sehingga hasil belajar matematika siswa sesuai dengan harapan, (b) Kemudahan dalam pelaksanaan penelitian karena peneliti pengajar di Sekolah Dasar, (c) Rata-rata nilai mata pelajaran matematika masih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran lainnya.

2.    Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan Juni. Minggu pertama bulan Maret untuk refleksi dan merancang perbaikan pembelajaran dan persiapan penelitian. Minggu kedua dan ketiga bulan Maret untuk melakukan penelian yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Minggu terakhir bulan Maret untuk konsultasi pembuatan Laporan Kegiatan Penelitian.

B.    Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar. Jumlah siswa kelas V1 28 (dua puluh delapan) yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Sebagian besar siswa kelas VI berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Rata-rata orang tua siswa adalah buruh pabrik.

C.    Data dan Sumber Data

Sumber Data
sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Jenis Data
  • Data Kuantitatif: Hasil belajar siswa dan Hasil penilaian.
  • Data Kualitatif: Respon, opini, dan pendapat siswa tentang intervensi yang diterapkan; Kesungguhan belajar siswa; Tanggapan siswa selama proses pembelajaran; Tanggapan observer dalam mengamati proses pembelajaran.
D.    Teknik  Pengumpulan  Data
a.    Data Kuantitatif
1)    Data tentang hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa.
2)    Data tentang penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok.
b.    Data Kualitatif1)    Data tentang kemudahan siswa dalam memahami materi setelah intervensi, dilakukan melalui wawancara dengan siswa.
2)    Data tentang kesungguhan belajar siswa, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
c.    ObserverDalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh teman sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama           : Supervisor 2, S.Pd. SD
NIP              : 1234567890
Pekerjaan    : Guru Kelas V
Tugas supervisor 2 adalah:
  1. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus pertama sampai selesai.
  2. Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
  3. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran.
E.    Validitas DataPenelitian ini diperlukan untuk mencapai suatu strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan materi operasi hitung pecahan secara efektif dan efesien. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Untuk pengukuran validasi data peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa tes tertulis dengan kisi-kisi soal secara lengkap. Sedangkan validasi tes wawancara/observasi denganbantuan teman sejawat/observer.

F.    Teknik Analisis DataDalam suatu penelitian, data yang dikumpulkan dapat berbentuk data kuantitatifdan data kualitatif. Analisis data dilakukan dengan  membandingkan  tingkat keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan.
Data kualitatif dianalisis melalui narasi dan paparan untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik sederhana untuk mengetahui tingkat keberhasilan. 
   
G.    Indikator KinerjaKriteria yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 70% keatas. Kriteria yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa adalah keterlibatan siswa secara aktif apabila siswa memberikan respon pasitif terhadap penjelasan dan pertanyaan yang diajukan guru. Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
  1. Proses perbaikan pembelajaran/peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakanberhasil jika 75% dari jumlah siswa tuntas belajar.
  2. Proses perbaikan pembelajaran/peningkatan minat belajar siswa dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran.
H.    Prosedur PenelitianKegiatan penelitian ini diawali dengan persiapan/perencanaan. Pada tahap persiapan penulis menyusun perencanaan tindakan penelitian yaitu: 1) Permohonan ijin kepala sekolah untuk melakukan penelitian, 2) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian, 3)menghubungi rekan guru untuk menjadi observer 4) Menyususn RPP. Perbaikan pembelajaran yang akan peneliti lakukan dalam 2 siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi.

1.    Siklus 1
a.    Tahap perencanaan tindakan.
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut: a)Menentukan metode mengajar, b) mempersiapkan lembar observasi, c)mempersiapkan lembar kerja siswa, d) mempersiapkan lembar evaluasi.

b.    Tahap pelaksanaan tindakan.Siswa diberikan penjelasan tenteng tujuan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenai pengumpulan data maupun kegiatan-kegiatan yang lain. Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: a) Memberikan penjelasan secara umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan metode kerja kelompok, b) Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran, c)  Mengamati dan mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi, d)  Mengumpulkan hasil pengujian siswa yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas, e) menganalisa hasil tes.

c.    Tahap observasi.Pada pelaksanaannya observasi selalu dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat selaku observer. Observasi sebagai bentuk pengamatan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakan tersebut.

d.    Tahap refleksi.Pada tahap ini peneliti menganalisa kekurangan-kekurangan yang terjadi pada penelitian yang telah dilakukan guna menentukan langkah berikutnya.

2.    Siklus II
a.    Tahap perencanaan tindakan .

  • Mempersiapkan fasilitas dan sarana yaitu dengan membuat kelompok belajar siswa yang jumlah anggotanya lebih kecil.
  • Membuat pengurus baru pada masing-masing kelompok mencakup fasilisator, penulis, dan juru bicara.
  • Membuat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada kelompok untuk didiskusikan
  • Membuat soal tes formatif yang akan dikerjakan oleh masing-masing siswa.
b.    Tahap pelaksanaan tindakan.
  • Peneliti memberikan penjelasan tentang pokok bahasan operasi hitung pecahan yang akan dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa untuk belajar bersama dalam kelompoknya.
  • Siswa yang telah menguasai materi pada siklus I dimohon memimpin teman kelompoknya membahas bahan ajar yang diberikan oleh peneliti bahan ajar yang diberikan oleh peneliti berisikan tugas tindaklanjut dari siklus I.
  • Memberi kesempatan pada masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil kerja kelompok/diskusi.
  • Pembahasan hasil kerja kelompok.
  • Memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi hitung pecahan.
  • Menganalisa hasil tes siswa.
c.    Tahap observasi.Peneliti mencatat hasil-hasil yang diperoleh anak didik serta mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak didik dalam proses pembelajaran baik dalam kerjake lompok maupun hasil tes.

d.    Tahap refleksi.Peneliti membuat inventarisasi tingkat kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan bahan ajar yang diberikan serta mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai di atas standar ketuntasan belajar.

Untuk contoh BAB II silahkan baca pada postingan sebelumnya.
Untuk contoh BAB IV silahkan baca postingan berikutnya.

Saturday, March 15, 2014

Contoh PTK Matematika Kelas VI tentang Pecahan BAB II Kajian Pustaka

Contoh Laporan PTK Matematika Kelas 6 BAB II Kajian Pustaka atau Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori
1.    Hakekat Matematika
a.    Pengertian Matematika


Matematika adalah terjemahan dari kata mathematics, namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Matematika menurut KBBI adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

Johnson dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik. Reys dkk. (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Dari uraian di atas menurut Ruseffendi (1992: 27) disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada pengamatan atau observasi (induktif) tetapi generalisasi itu harus didasarkan pada pembuktian secara deduktif.

b.    Ruang Lingkup Matematika

KTSP, Depdikbud (2007: 51) menyebutkan bahwa bahan kajian inti matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.
Salah satu materi bilangan adalah melakukan operasi hitung yang melibatakan berbagai bentuk pecahan. Menurut Buku Terampil Berhitung Matematika 6 penerbit Erlangga operasi hitung pecahan terdiri dari: 1) Menjumlahkan pecahan biasa dan campuran; 2) Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan desimal; 3) Mengurangkan pecahan biasa dan campuran; 4) Mengalikan pecahan biasa dan campuran; 5) Mengalikan pecahan desimal; 6) Membagi pecahan biasa dan campuran; 7) Membagi pecahan desimal; 8) Hitung campuran.

c.    Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005)  pengertian belajar dan perubahan perilaku dalam belajar menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Mohamad Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku menurut Witherington (1952) meliputi  keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.  Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu misalnya: minat, perhatian, kebiasaan, motivasi, usaha, dan sebagainya; dan faktor lingkungan sekolah, dan masyarakat. Berkaitan dengan hal di atas Sumadi Suryabrata (1981) memberikan ciri-ciri yang disebut belajar yaitu: 1) belajar adalah aktifitas yang menghsilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial; 2) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

Dari beberapa pengertian di atas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku.  Dalam hal ini, Mohahad Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahaan perilaku, yaitu: 1) Perubahan yang didasari dan disengaja (intensial); 2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu); 3) Perubahanyang fungsional; 4) Perubahan yang bersifat positif; 5) Perubahan yang bersifat aktif; 6) Perubahan yang bersifat permanen; 7) Perubahan yang bertujuan dan terarah; 8) Peerubahan perilaku secara keseluruhan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari usaha belajar. Untuk mencapa hasil belajar siswa yang diharapkan maka perlu diperhatikan  beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar.  Faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar menurut Slameto (2003: 54-72) mengatakan hasil belajar siswa dipengaruhi 2 faktor yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Faktor-faktor Internal/dari dalam diri siswa:
  1. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
  2. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematngan, kesiapan)
  3. Kelelahan
Faktor Eksternal/dari luar diri siswa:
  1. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
  2. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswadan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
  3. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
Menurut Correl dalam R. Angkowo dan A. Kososih (2007) bahwa hasil belajar dipengaruhi 5 faktor yaitu: 1) bakat belajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3)kemampuan individu, 4) kualitas pengajaran, 5) lingkungan.

2.    Penggunaan Metode Kerja Kelompok
a.    Pengertian Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai salah suatu kegiatan belajar mengajar di mana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.  Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam-macam tujuan pengajaran.  Pelaksanaannya tergantung pada beberapa faktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam kelas.

Menurut Suwarni, dkk UNS (1991: 69-70) metode kerja kelompok pada prnsipnya adalah bekerja dalam situasi kelompok.  Kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.  Metode kerja kelompok ini muncul sebagai reaksi terhadap metode mengajar yang tradisional.  Dalam metode tradisional tersebut, sebagian besar waktu siswa hanya mendengar guru bercerita dan melakukan perintah guru.  Gurulah yang banyak melakukan kegiatan dan siswa menjadi penonton dan pendengar.  Yang dipentingkan dalam hal ini bahan pengajaran harus diingatoleh siswa.  Siswa harus memaksakan diri untuk menerima dan menghafalkan pelajaran, walaupun sebenarnya siswa tidak mengerti kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan metode keja kelompok ini, kegiatan belajar dialihkan kepada siswa.  Yang dipentingkan adalah perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat dari belajar tersebut.  Siswalah yang harus dijadikan pusat proses belajar dengan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk turut aktif mengolah bahan pelajaran tersebut sehingga menjadi milik mereka.

b.    Penggunaan Metode Kerja Kelompok

Penggunaan metode kerja keompok adalah mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dilaksanakan dalam kelompok tersebut.

1)    Jenis Metode Kerja Kelompok
Menurut Suwarni, UNS (1991: 70) ada bermacam-macam metode kerja kelompok, yaitu metode diskusi, pemecahan masalah, metode proyek, karyawisata, dan bermain peranan.  Dilihat dari proses kerjanya kelompok dibedakan atas kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang, karena ada tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok memerlukan waktu pendek ddan panjang.

2)    Pengelompokan Siswa
Dalam kelompok yang besar kurang kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya mengenai suatu hal.  Dalam kelompok kecil siswa mempunyai kesempatan yang lebih banyak dan efektif.  Kelas sebagai suatu kelompok merupakan kelompok besar.  Apabila kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang kecil maka siswa-siswa memperoleh kesempatan mendapat tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kesanggupan masing-masing. Pengelompokan siswa-siswa tergantung pada beberapa faktor seperti : tujuan yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang tersedia.

3)    Dasar-dasar Pengelompokan Siswa
  • Berdasarkan tujuan untuk mendorong siswa berpartisipasi penuh dalam kelompok.  Kelas sebagai kelompok besar dapat dipecah menjadi beberapa kelompok.
  • Berdasarkan perbedaan individual dalam minat belajar. Pengelompokan berdasarkan minat siswa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan minat masing-masing.
  • Berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar.  Hal ini diperlukan terutama kalau komposisi keanggotaan kelompok sangat heterogen ditinjau dari sudut kecakapan.
  • Berdasarkan pembagian pekerjaan. Pengelompokan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk memperoleh berbagai informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokokpersoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan).
  • Pengelompokan untuk bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan : langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok.
  • Berdasarkan fasilitas yang tersedia.  Apabila fasilitas tidak sebanding yang membutuhkan maka kelompok dibagi menurut adanya fasilitas.
4)    Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Kerja Kelompok

Berhasil tidaknya kerja kelompok tergantung kepada faktor guru/pemimpin kelompok, kemampuan siswa, hubungan sosial siswa, motivasi kelompok, tingkat kesukaran tugas.

Faktor guru/pemimpinUntuk memperoleh hasil yang baik pemimpin kelompok haruslah: (1) Memberikan penertian yang jelas mengenai tujuan; (2) Pembagian kerja kepada setiap anggota secara adil; (3) Membagi tugas-tugas secara efisien sehingga anggota yang mempunyai kecakapan lebih dipercayakan melaksanakan tugas itu; (4) Membina kerja sama di antara anggota kelompok.

Faktor Kemampuan SiswaSiswa yang mempunyai kemampuan mengerti, melihat ke depan, membuat rencana diharapkan adanya usaha kerja yang lebih efisien.

Faktor Hubungan Sosial SiswaKalau hubungan kerjasama siswa baik saling menolong satu sama lain kerja kelompok diharapkan dapat berhasil.

Faktor Motivasi KelompokKelompok yang berkemauan keras atau bersemangat untuk memecahkan suatu masalah secara efektif akan berhasil lebih baik daripada kelompok yang tidak bersemangat.

Faktor Tingkat Kesukaran TugasBila tugas tidak terlalu banyak, kompleks, berjangka panjang, masalah tidak terlalu asing maka diharapkan kelompok akan lebih berhasil.

B.    Kerangka Berpikir


D.    Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan metode kerja kelompok yang dilakukan dengan perlombaan antar kelompok akan meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas VI Sekolah Dasar.

Untuk contoh BAB I nya, bisa dibaca pada postingan sebelumnya.
Untuk contoh BAB III, silahkan baca pada postingan selanjutnya.

PTK Matematika Pecahan Kelas VI BAB I Pendahuluan

Berikut ini contoh Bab I Pendahuluan PTK Matematika Kelas 6 tentang pecahan dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.  Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.  Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik mempunyai kemampuan berpikir logis, analis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Matematika bukanlah pelajaran yang sulit dan menakutkan, namun merupakan pelajaran yang menyenangkan. Membuat pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan merupakan tugas guru sebagai pengelola kelas. Banyak cara yang bisa dilakukan agar matematika menjadi mata pelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan. Salah satu di antaranya adalah menggunakan metode mengajar yang tepat.

Di samping itu guru sebagai pribadi juga harus menyenangkan. Guru yang menyenangkan adalah guru yang bijaksana, cara menerangkan pelajaran enak dan mudah dimengerti, sabar, pemaaf, jujur, teliti, disiplin, tidak menakutkan, tidak suka mencela, suka humor, dan mampu membangkitkan minat belajar.

Kurikulum KTSP, Depdikbud (2007: 92-93) menyebutkan mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Banyak orang menganggap bahwa mata pelajaran matematika menjadi tolok ukur kecerdasan anak. Kenyataannnya banyak yang enggan mempelajarinya  karena menganggap matematika pelajaran yang sulit. Padahal semakin dijauhi semakin pelajaran itu sulit. Beberapa siswa menganggap mata pelajaran matematika sebagai momok yang menakutkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar selama pembelajaran matematika berlangsung penggunaan metode kerja kelompok belum bisa mengoptimalkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar kurang memuaskan.  Hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan setelah Kompetensi Dasar Menentukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan selesai diajarkan.  Rata-rata ulangan siswa 5,17 dari 28 siswa, nilai yang tertinggi 90 hanya 1 siswa, siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa, mendapat nilai 70 ada 3 siswa, dan yang mendapat nilai di bawah 60 ada 20 siswa, sedangkan nilai paling rendah 10 ada 2 siswa.  Perlu diketahui bahwa KKM untuk mata pelajaran matematika di sekolah kami 60.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar adalah dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa aktif, baik fisik, mental maupun sosial.  Kenyataannya pembelajaran selama ini banyak mengalami masalah, diantaranya kurang keaktifan siswa dalam pemusatan perhatian siswa terhadap pembelajaran sehingga hasil belajar kurang memuaskan.

Melalui penggunaan metode kerja kelompok menggunakan kartu soal dengan diterapkannya perlombaan antar kelompok, siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial.  Siswa antusias ingin memenangkan kelompoknya dengan menyelesaikan kartu soal sebanyak-banyaknya dengan jumlah nilai yang setinggi-tingginya.

Peneliti sebagai guru, selama melaksanakan pembelajaran matematika merasakan keterlibatan siswa dalam kerja kelompok masih belum optimal.   Hanya sebagian siswa yang aktif, yang lainnya diam dan kadang bercanda dengan teman sebelahnya.  Siswa belum tahu arti sebenarnya kerja kelompok, sehingga pembelajaran kurang menarik dan hasil dari pembelajaran kurang optimal.  Berdasarkan kekurangan itulah peneliti mengambil data dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B.    Rumusan Masalah

  • Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
  • Apa faktor penentu keberhasilan metode kerja kelompok?
C.    Tujuan Penelitian
  • Tujuan Umum. Tujuan umum penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI Sekolah Dasar.
  • Tujuan Khusus. Adapun tujuan khusus penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar.
D.    Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
  • Dengan penelitian ini guru dapat mengetahui strategi yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
  • Dengan penelitian ini guru mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode kerja kelompok bagi siswa Sekolah Dasar.
  • Sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2.    Manfaat Praktis
  • Manfaat bagi siswa: dapat meningkatkan aktivitas baik secara fisik, mental, maupun sosial melalui kerja kelompok sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.
  • Bagi guru: dapat mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui metode kerja kelompok dalam pembelajaran matematika.
  • Manfaat bagi sekolah: dapat meningkatkan mutu sekolah dan memberikan pengalaman baru serta masukan bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam upaya peningkatan aktivitas sswa dengan melaksanakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran matematika.
Untuk contoh BAB II silahkan baca pada postingan selanjutnya.
Untuk contoh Abstraknya silahkan baca pada postingan sebelumnya

Friday, March 14, 2014

Abstrak PTK Matematika Kelas VI Pecahan

Berikut ini contoh Abstrak laporan PTK Matematika Kelas VI tentang pecahan dengan judul Penggunaan Metode Kerja Kelompok dalam Peningkatan Hasil Belajar MatematikaTentang Operasi Hitung Pecahan di Kelas VI Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Contoh ABSTRAK PTK Matematika Kelas VI

Mahasiswa, NIM 123456789. Judul: Penggunaan Metode Kerja Kelompok dalam Peningkatan Hasil Belajar MatematikaTentang Operasi Hitung Pecahan di Kelas VI Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam suatu grup atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk dilaksanakan dalam kelompok tersebut.  Metode kerja kelompok terdiri dari metode diskusi, pemecahan masalah, metode proyek, karyawisata, dan permainan peranan/simulasi.

Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang materi operasi hitung pecahan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).  Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Rancangan penelitian perbaikan dilaksanakan 2 siklus tindakan, masing-masing siklus dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu : a) melakukan perencanaan, b) melakukan tindakan, c) mengamati, d) melakukan refleksi.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok, keaktifan siswa dan minat belajar siswa bertambah sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Kata Kunci: Matematika, Hasil Belajar, Pecahan, Kerja Kelompok.

Judul PTK Matematika Kelas VI Pecahan

PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN DI KELAS VI SD

Laporan ini Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK4501) Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas

Oleh :
Mahasiswa
NIM 1234567890

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2014

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) program studi S1 PGSD FKIP Universitas

Nama Mahasiswa       : Mahasiswa
NIM                            : 1234567890
Program Studi            : S1 PGSD
Pokjar                         : Kecamatan
Tempat Mengajar       : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran           : Matematika
Kelas/Semester          : VI (enam)/2 (dua)
Waktu Pelaksanaan    : - Siklus I  : tanggal, 10 dan 17 Maret 2014
                                     - Siklus II : tanggal, 24 dan 26 Maret 2014

Masalah yang menjadi fokus perbaikan dan penelitian adalah:
  1. Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?
  2. Apa faktor penentu keberhasilanmetode kerja kelompok?
Kabupaten, 17 April  2014

              Supervisor,                                                   Mahasiswa


Dosen Pembimbing, S.Pd, M.M.Pd.                          Mahasiswa
NOMOR ID Dosen: 1234567890                          NIM 1234567890

Contoh Motto PTK
HALAMAN MOTTO

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh SWT.
(Q.S. Yusuf : 87)

Dan janganalah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman
 (Q.S. Ali Imron : 139)

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
(Q.S. Al An’am : 162).

Anda tidak perlu menjadi bermacam-macam. Anda hanya perlu menjadi diri sendiri.
(Dr. Robert Anthony)

Kesuksesan diukur bukan berdasarkan posisi yang telah diraih dalam kehidupan, tetapi dengan hambatan yang telah dilewati saat mencoba untuk berhasil.
(Booker T. Washington)

Janganlah kita menunda sampai besok atau lusa, apa yang dapat kita lakukan hari ini.
(Rahmat Kurniawan)

Contoh PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :
  1. Kedua orang tua tercinta yang telah membiayai dan memotivasi serta selalu mendo’akan ananda untuk menyelesaikan laporan ini.
  2. Suami tercinta, terimakasih atas kesetiaannya.
  3. Anak-anakku tersayang.
  4. Kepala Sekolah dan guru-guru Sekolah Dasar.
  5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi.
Contoh KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Alloh SWT, karena dengan Ridho-NYa penyusunan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan Metode Kerja Kelompokdalam Peningkatan Hasil Belajar MatematikaTentang Operasi Hitung Pecahandi Kelas VI Sekolah Dasar” ini dapat terselasaikan tanpa ada halangan suatu apapun.

Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini merupakan syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK4501). Pemantapan Kemampuan Profesional sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa S1 PGSD.  Mata kuliah ini membekali mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mengajar secara profesional melalui berbagai kegiatan dalammenemukan dan mengatasi masalah pembelajaran yang dikelolanya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
  1. Bapak Kepala UPT, S.Pd, selaku Kepala UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan;
  2. Bapak Dosen Pembimbing, S.Pd, M.M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penulisan laporan ini;
  3. Bapak Kepala Sekolah, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah Dasar;
  4. Rekan-rekan guru Sekolah Dasar yang telah memberi dorongan dan dukungan selama pelaksanan Penelitian Tindakan kelas ini;
  5. Siswa-siswi kelas VI Sekolah Dasar;
  6. Ibu/Bapak Guru, S.Pd. SD yang telah membantu dalam proses pengumpulan data;
  7. Keluarga tercinta, terima kasih atas dukungannya; dan,
  8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.  Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kabupaten, Maret 2014

Penulis

Thursday, March 13, 2014

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Ahli

Media pembelajaran sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya. Berikut ini Pengertian Media Pembelajaran Menurut para Ahli:

Pengertian Media Pembelajaran menurut Encyclopedia Webster Dictionary dalam Sri Anitah:

Media  berasal  dari  bahasa  Latin  “medium”  adalah  sesuatu yang terletak di tengah (antara dua kutub atau antara dua pihak);  atau suatu alat. Menurut  Encyclopedia  Webster Dictionary (1960),  media  adalah  segala sesuatu yang terletak di tengah dalam letak jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu media pembelajaran diartikan sebagai alat penghubung dalam keperluan komunikasi instruksional (dalam Sri Anitah, dkk, 1991:7).

Pengertian Media Pembelajaran menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti:

Romiszowski (dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1991:8) berpendapat bahwa “Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang/benda) kepada penerima pesan.”  Penerima pesan dalam pembelajaran adalah siswa. Media (pembawa pesan) berinteraksi dengan siswa melalui bimbingan guru secara mandiri menggunakan indera, sehingga siswa dirangsang untuk menerima pesan menggunakan inderanya.


Pengertian Media Pembelajaran menurut Bringgs dalam Sri Anitah:

Pendapat lain dari Bringgs (1977), bahwa “Media pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pengajaran.” (dalam Sri Anitah, dkk, 1991:7). Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa media berupa alat untuk melengkapi penyajian materi pembelajaran.

Pengertian Media Pembelajaran menurut Gagne dan Reiser dalam Johar Permana dan Mulyani Sumantri:

Gagne dan Reiser (dalam Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 2001:152)    mendefinisikan   media   pengajaran  sebagai  alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Dalam hal ini media sangat berperan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan atau materi pembelajaran.


Pengertian Media Pembelajaran menurut Gerlach & Ely:

Definisi dari Gerlach & Ely (1980), media adalah grafik, fotografik, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Pengertian Media Pembelajaran menurut Johar Permana dan Mulyani Sumantri:

Menurut Johar Permana dan Mulyani Sumantri (2001:153) “Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar  sehingga  memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut”

Pengertian Media Pembelajaran menurut Sri Anitah:

Menurut Sri Anitah, dkk, (1991:7) media dalam arti luas adalah setiap orang, bahan atau alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan keterampilan dan sikap.

Daftar Pustaka Pengertian Media Pembelajaran:

Anitah, Sri. Dra. dkk. Media Pengajaran. Surakarta: FKIP UNS, 1991.

Romiszowski, A.J. (1984). Designing Instructional System, Decision in Course Planning and Cuniculum Design. New York: Kogan Page London/Nichols Publ.

Sumantri M. Dan Syaodih, N 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sunday, March 9, 2014

Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan PTK

BAB I PENDAHULUAN

Rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen pada topik penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya hanya 55 dan hanya 54% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60. Berdasarkan refleksi yang dilakukan Bapak Guru Rinoto, teridentifikasi masalah bahwa 1) siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo kurang dapat menjelaskan konsep penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya; dan 2) siswa pada kelas tersebut kurang memperhatikan penjelasan guru.

Dari hasil identifikasi masalah tersebut, Bapak Rinoto melakukan analisis masalah. Diperoleh kemungkinan penyebab permasalahan di atas muncul adalah sebagai berikut:
  1. Guru tidak memberikan contoh nyata dari tumbuhan tersebut tetapi hanya melalui gambar.
  2. Saat memberikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah.
  3. Guru menggunakan media yang berupa gambar tumbuhan, tetapi memiliki warna yang kurang menarik bagi siswa.
Berdasarkan analisis masalah, maka Bapak Rinoto mengusulkan alternatif pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang dilakukan adalah menggunakan metode yang bervariasi pada saat pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo kelas III.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut maka rumusan masalah penelitiannya adalah "Bagaimana menerapkan metode yang bervariasi dalam pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo Kelas III?"

Cara Menentukan Masalah Fokus PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari tahap perencanaan. Untuk dapat merencanakan PTK, guru harus menentukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Penentuan fokus dapat dilakukan guru melalui studi pendahuluan dengan melakukan kegiatan berikut:
  1. Identifikasi masalah, yaitu menentukan masalah yang akan diatasi yang dilakukan melaui refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi guru dapat mengetahui kekurangan yang perlu diperbaiki ataupun kekuatan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
  2. Analisis masalah, yaitu mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya masalah yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan dan menentukan alternatif tindakan perbaikan. Analisis masalah dapat dilakukan guru dengan mengingat kembali peristiwa yang menimbulkan masalah, berdialog dengan siswa, dan melihat ulang hasil kerja siswa.
  3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah, yaitu mengidentifikasi berbagai alternatif tindakan yang mungkin dan menentukan prioritas alternatif yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yangh dihadapi.
  4. Merumuskan masalah, yaitu merumuskan masalah yang akan diatasi melalui penelitian. Rumusan masalah ini dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Setiap guru pasti memiliki permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan sehari-hari di kelasnya, jadi untuk menentukan sebuah masalah yang akan diangkat sebagai bahan penelitian sebenarnya sangatlah mudah, hanya tinggal memilih masalah mana yang mungkin bisa diatasi dengan penelitian sebagai fokusnya.

Mengapa Guru Harus Melakukan PTK?

PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru atau orang lain dalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang bagaimana guru mengajardan siswa belajar serta melakukan tindakan untuk memperbaikinya (Mills, 2000).

Mills, G.e. 2000. Action Research. A Guide for the Teacher Researcher. Columbus: Merrill, An Imprint of Prentice Hall.

PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana melalui tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.

Schmuck, R.A. 1997. Practical Action Research for Change. Arlington Height: Skylight Professional Development.

PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih meningkat.

Guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas karena beberapa alasan berikut ini (Wardani, dkk, 2005):
  1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.
  2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
  3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya.
  4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.
  5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.

Wardani, IG.A.K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.



Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut Wardani, dkk, (2005) manfaat PTK bagi guru antara lain:
  1. membantu guru memperbaiki pembelajaran,
  2. membantu guru berkembang secara profesional,
  3. meningkatkan rasa percaya diri guru, serta
  4. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. 2005. Buku Materi Pokok: Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas Terbuka.
 
Keterbatasan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah:
  1. kesahihan atau validitasnya yang masih sering disangsikan,
  2. tidak dapat melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, serta
  3. peran guru yang sekaligus bertindak sebagai pengajar dan peneliti sering membuat guru menjadi sangat repot.

Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. 2013. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Thursday, March 6, 2014

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PTK MATEMATIKA KELAS III TOPIK UANG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu syarat tugas akhir perkuliahan yang sangat penting dan harus dijaga mutu dan keabsahannya, untuk itu diperlukan lembar penyataan bebas plagiat. Berikut ini contoh LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PTK MATEMATIKA KELAS III TOPIK UANG.

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Nama Kota, Bulan Tahun
Yang membuat pernyataan,

Meterai 6.000,-

Nama Mahasiswa
NIM. 1234567890

Demikian LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PTK MATEMATIKA KELAS III TOPIK UANG, semoga bermanfaat.