Tuesday, February 25, 2014

Contoh Kerangka Berpikir Metode Demonstrasi

Sebuah laporan PTK akan terlihat sistematis dan runtut jika penyusunannya dilakukan dengan berpedoman pada kerangka berpikir penelitian. Kerangka Berpikir dalam sebuah laporan PTK biasanya terletak pada BAB II setelah kajian pustaka. Berikut ini salah satu Contoh Kerangka Berpikir Metode Demonstrasi yang bisa kita jadikan referensi untuk penyususnan laporan PTK.


Gambar Bagan Kerangka Berpikir Metode Demonstrasi

KERANGKA BERPIKIR

Penggunaan metode ceramah pada pembelajaran studi awal menyebabkan siswa kurang aktif sehingga hasil belajar siswa rendah. Metode ceramah menyebabkan pembelajaran bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa sekolah dasar terutama kelas rendah yang masih dalam tahap berpikir konkret.

Perbaikan pembelajaran siklus I guru menggunakan metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi dan penerapan pembelajaran kelompok besar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun peningkatan yang terjadi belum seperti yang diharapkan.

Perbaikan pembelajaran siklus II guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran yang berlangsung secara kelompok dan penggunaan media konkret dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Proses pembelajaran di sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat berakibat fatal pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Setiap metode pembelajaran, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan lainnya saling menunjang (Winataputra, 2005: 4.12).

Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Pembelajaran yang dilakukan guru di kelas tidak luput dari penggunaan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode simulasi, metode demonstrasi, dan metode eksperiman.

Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu (Winataputra, 2005: 4.17).

Karakteristik Metode Demonstrasi
Karakteristik metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat dilihat sebagai berikut:
  1. Mempertunjukkan objek yang sebenarnya;
  2. Ada proses peniruan;
  3. Ada alat bantu yang digunakan;
  4. Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif;
  5. Dapat guru atau siswa yang melakukannya.
Pengalaman Belajar Metode Demonstrasi

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dengan penggunaan metode demonstrasi menurut Winataputra adalah:
  1. Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya;
  2. Berpikir sistematis;
  3. Pemahaman terhadap proses sesuatu;
  4. Menerapkan sesuatu cara secara proses;
  5. Menganalisis kegiatan secara proses.
Kelebihan Metode Demonstrasi
  1. Siswa dapat memahami sesuai objek sebenarnya;
  2. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa;
  3. Siswa dibiasakan untuk bekerja secara sistematis;
  4. Siswa daapt mengamati sesuatu secara proses;
  5. Siswa dapat mengetahui hubungan structural atau urutan objek;
  6. Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek.
Kelemahan Metode Demonstrasi
  1. Dapat menimbulkan berpikir konkret saja;
  2. Bila jumlah siswa banyak, efektivitas demonstrasi sulit dicapai;
  3. Bergantung pada alat bantu;
  4. Bila tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil;
  5. Banyak siswa yang kurang berani.

Wednesday, February 19, 2014

Contoh Daftar Pustaka PTK Kelas I Bahasa Indonesia

Hal terpenting dalam laporan PTK adalah Daftar Pustaka, berikut ini contoh Daftar Pustaka PTK dengan judul penggunaan metode SAS Bahasa Indonesia Kelas I

DAFTAR PUSTAKA

Badudu dan Zain . (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Daliman, dkk. (1996). Metode Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Darmiyati Zuchdidan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah. Yogyakarta : PAS.

Djago Tarigan dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hasbullah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Houston, W.R. Clift, R.T, Freiberg, H.J, Warner, A.R. (1988). Touch the Future Teach, St Paul: West Publishing Co.

http://nizland.wordpress.com/2007/11/24/membaca/, 22 April 2011.

http://en-us.www.mozilla.com/en-US/firefox/central/), 22 April 2011.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar/Madrasah Ibdidaiyah. 2007/2008. Kebumen: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen.

Pembelajaran (PTK). Purwokerto: Universitas Terbuka.

Purwanto, M. Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Ristasa, Rusna & H. Prayitno. 2006. Panduan Penulisan Laporan Perbaikan.

St. Y. Slamet dan Amir. 1996. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Rendah. Surakarta : FKIP UNS.

Suharsimi Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana.

Tarmizi Ramadhan's. 2008. Metode Peinbelajaran Membaca Permulaan. Diakses dari http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/02/penerapan_metode_pembelajaran_membaca_permulaaan/ Pada tanggal 21 April 2011.

Udin S. Winata Putra, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardhani, I.G.A.K. dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tuesday, February 18, 2014

PTK Kelas I Bahasa Indonesia BAB V

Berikut ini contoh PTK Kelas I Bahasa Indonesia BAB V dengan judul tentang penggunaan metode SAS di Kelas I mata pelajaran Bahasa Indonesia

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan


Berdasarkan pembahasan belajar menulis permulaan melalui metode SAS pada siswa kelas I SD dapat disimpulkan bahwa “penggunaan metode SAS dalam pembelajaran Aktif dapat meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD ... Tahun Pelajaran ...”.

B.    SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu proses pembelajaran membaca dan menulis pennulaan, adapun saran-saran dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Bagi Guru/Peneliti
a.    Guru SD hendaknya menggunakan metode SAS dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas I.
b.    Pada saat mengajar guru harus menunjukkan sikap sebagai seorang guru yang simpatik, dan berwibawa yaitu siap administrasi dan siap materi serta menggunakan metode yang tepat.
c.    Dalam mengajarkan membaca dan menulis permulaan di kelas I SD guru menggunakan huruf cetak khususnya huruf kecil.
d.    Untuk meningkatkan profesionalisme, seorang guru harus meningkatkan dan meperbaiki pembelajaran guna mewujudkan cita-cita.
2.    Bagi Siswa
a.    Siswa harus aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui peragaan, pengamatan, dan latihan untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b.    Siswa hendaknya berani dalam bertanya, mengemukakan pendapat, atau menanggapi pendapat siswa lain dalam proses diskusi kelompok.
c.    Siswa harus selalu melatih keterampilan mengamati agar hasil belajarnya bisa meningkat.
3.    Bagi Sekolah
a.    Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana misalnya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.    Sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan profesionalisme guru.
c.    KKG/MGMP yang telah lama ada agar diberdayakan lagi, kegiatan lesson study juga merupakan tempat yang sangat baik guna meningkatkan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran.

D.    Tindak Lanjut
Hasil dari penelitian ini akan ditindaklanjuti dengan meminimalkan pengulangan pembelajaran. Hasil penelitian akan diujicobakan pada materi atau mata pelajaran lain.
Hasil penelitian akan disampaikan kepada teman seprofesi dalam acara KKG atau MGMP tingkat gugus dan Kecamatan.

Contoh PTK Bahasa Indonesia BAB IV Kelas I

Contoh PTK Bahasa Indonesia BAB IV Kelas I dengan judul tentang penggunaan metode SAS untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A.    Pelaksanaan Penelitian
1.    Siklus I
Hasil tes awal mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak, siswa yang tuntas ada 5 dari 13 siswa,  maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran guru membuat rencana tindakan atau yang sering disebut rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP).
a.    Perencanaan
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal bulan tahun dan pertemuan kedua tanggal bulan tahun.
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan I menggunakan metode SAS. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti memeriksa kembali Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap tujuan yang telah direncanakan.
Peneliti memeriksa semua media dan sarana lainnya yang akan digunakan, seperti teks bacaan “Kehujanan”, gambar suasana hujan, lembar kerja siswa, lembar observasi, lembar evaluasi, dan lain-lain.
Peneliti mempelajari langkah-langkah penggunaan metode SAS supaya dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai urutan yang benar. Setelah diyakini benar bahwa metode akan dapat bermanfaat bagi anak. Memeriksa kembali urutan yang telah dirancang, atau skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Peneliti memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran, seperti: keributan ketika peragaan berlangsung, pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan anak, pertanyaan yang tidak dijawab oleh anak, atau ada anak yang tidak tertarik pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian peneliti berusaha untuk merencanakan/merancang cara mengantisipasinya dan mampu memberikan suatu solusi yang tepat kepada siswa, sehingga apa yang telah diberikan tidak menghambat proses perbaikan yang sedang dilaksanakan.
Memeriksa kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi, yang sudah disepakati bersama dengan teman sejawat selaku observer.
Meyakini fungsi dan alat penilaian sebagai upaya untuk mendapatkan hasil evaluasi sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran, sehingga instrumen yang dibuat sesuai dengan kajian teori yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kegiatan terakhir, kembali meyakinkan bahwa teman sejawat yang sebagai pengamat akan membantu terlaksananya perbaikan pembelajaran dan sudah siap di kelas waktu pembelajaran akan dimulai, sehingga akan dapat diikuti dari pembukaan sampai Penutup.
b.    Tindakan
Pertemuan I
1)    Kegiatan Awal
Tindakan penelitian siklus I pertemuan pertaman dilaksanakan pada hari Senin tanggal bulan tahun. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit.
Peneliti masuk kelas mengucapkan salam, setelah mengucapkan salam, kemudian berdo`a, mengabsen, memberi acuan dan apersepsi, “Siapa yang pernah kehujanan?”
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan gambar siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang benar, menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan benar.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, siswa dan peneliti bersama-sama menyayikan lagu “Tik-Tik Bunyi Hujan.”

Tik-tik-tik
Bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Lading dan kebun basah semua

Peneliti dan siswa bertanya jawab tenang isi lagu yang telah dinyanyikan bersama, peneliti menjelaskan kalimat lagu tersebut menggunakan metode SAS.

                    Tik-tik-tik                   
                tik        Tik        tik               
    t    i    k        t    i    k        t    i    k   
                tik        Tik        tik               
                    Tik-tik-tik                   
                                               
Bunyi hujan
bunyi                hujan
bu    nyi                hu    jan
b    u    n    y    i                h    u    j    a    n
bu    nyi                hu    jan
bunyi                hujan
Bunyi hujan
                                               
Peneliti menjelaskan cara membaca dengan memberikan contoh menggunakan metode SAS, berupa pemenggalan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Dengan memahami huruf secara optimal siswa dapat merangkaikan huruf tersebut menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat, dan pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam meningkatkan kelancaran membaca dan menulis.
Peneliti membagikan lembar kerja siswa berupa gambar kegiatan siswa, siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja secara individual.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa, proses pembelajaran, dan kegiatan peneliti untuk mengetahui penyebab permasalahan rendahnya hasil belajar siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, siswa melaporkan hasil kerja di depan kelas bergantian, siswa yang lain memberikan tanggapan. Siswa mengumpulkan lembar kerja untuk diberi nilai.
Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan pelajaran, siswa merangkum dan mencatat di buku tulis masing-masing.
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir perbaikan pembelajaran dilaksanakan selama 20 menit. Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan hasil pengamatan dan merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Peneliti membacakan kembali hasil diskusi siswa dan menegaskan materi yang telah dipelajari, memberikan tugas rumah kepada siswa.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan II
1)    Kegiatan Awal
Tindakan penelitian siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal bulan tahun. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit.
Peneliti masuk kelas mengucapkan salam, setelah mengucapkan salam, kemudian berdo`a, mengabsen, memberi acuan dan apersepsi, “pertanda apakah Langit mendung itu?”
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan gambar siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang benar, menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan benar.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti siklus I pertemuan II dilaksanakan selama 40 menit. Siswa dan peneliti bersama-sama membaca teks bacaan berikut ini:
KEHUJANAN
Langit mendung hujan akan turun
Wandi segera keluar dari kelas
Yudi menyusulnya
Wandi dan Yudi pulang bersama
Mereka berjalan cepat
Mereka takut kehujanan
Ternyata hujan turun
Mereka belum sampai ke rumah
Tubuh mereka basah kuyup
Keesokan harinya Yudi tidak sekolah Yudi sakit
Wandi menjenguknya sepulang sekolah
Yudi amat bahagia
Wandi berkata, “Semoga kamu lekas sembuh.”
Setelah siswa terfokus pada pembelajaran, langkah berikutnya yang dilakukan peneliti yaitu membagi lembar kerja siswa, untuk dikerjakan secara individu.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, peneliti bergerak dari meja satu ke meja lain untuk melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Peneliti juga membagi buku sumber belajar kepada setiap siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja, siswa lain menanggapi, sementara observer mengamati keterlibatan siswa dan mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, sedangkan peneliti hanya sebagai fasilitator.
Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Peneliti dan siswa menganalisa hasil kerja yang diteruskan dengan pengambilan kesimpulan
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil diskusi kelompok dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c.    Pengamatan
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran berlangsung, observer melaksanakan tugas mengobservasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, proses perbaikan pembelajaran, dan kegiatan yang dilakukan peneliti selama melaksanakan perbaikan.
Beberapa siswa ada yang sudah dengan lancar dapat membaca dan menulis, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Mereka pada umumnya belum paham terhadap huruf, sehingga kesulitan untuk membaca.
d.    Refleksi
Aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan, cenderung bermain sendiri dan mengganggu teman yang lain. Oleh karena itu, perlu diupayakan bentuk kegiatan yang dapat mencegah timbulnya hal-hal negatif tersebut, misalnya siswa diberi tugas lain yang bersifat pengayaan.
Kurang aktifnya siswa dalam kelompok, belum maksimalnya motivasi belajar guru kepada siswa dapat diketahui melalui pembagian angket kepada semua siswa dengan hasil 5 siswa menyatakan “Ya” berarti membantu mempermudah, 8 siswa menyatakan “Tidak” dan minimnya buku sumber siswa merupakan faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada tes awal adalah 3 siswa (23%) tuntas, sedangkan 10 siswa (77%) belum tuntas. Dengan demikian pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ini belum berhasil, maka harus dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
Berdasarkan fakta tersebut, peneliti dan observer sepakat melakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil tes dan catatan observer dianalisis untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merancang tindakan perbaikan  siklus II. Tidak seperti pada siklus II yang pembelajarannya dilaksanakan secara klasikal, maka siklus II nanti akan dilaksanakan secara kelompok yang terdiri dari 3 kelompok.
2.    Siklus II
Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I, menjadi acuan tindakan perbaikan pada siklus II yang akan dilaksanakan dengan lebih serius. Hambatan-hambatan yang mungkin muncul pada siklus I, akan diatasi dalam tindakan perbaikan siklus II ini. Hal ini dimaksudkan agar perubahan perilaku relatif tetap, Sebab  pada hakekatnya, untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang (Purwanto, 1997: 85). Itu berarti, apabila hanya dengan satu kali tindakan perbaikan telah berhasil meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa, pada dasarnya belum memenuhi kriteria “relatif mantap” serta “akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang”.
Untuk memenuhi harapan itu, dilaksanakan tindakan perbaikan siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal bulan tahun dan pertemuan kedua tanggal bulan tahun. Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan II menggunakan metode SAS. Peneliti dan pengamat memfokuskan perencanaan perbaikan pada optimalisasi kerja siswa pada saat melakukan diskusi secara kelompok.
Pada siklus II ini peneliti membuat lembar pengamatan siswa dan mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) yang lebih sempurna dengan dilengkapi perintah yang jelas. Peneliti juga menyiapkan beberapa alat bantu/peraga seperti gambar-gambar kegiatan siswa untuk diamati siswa.
Peneliti memeriksa kembali RPPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap butir-perbutir tujuan yang telah direncanakan dengan penyempurnaan-penyempurnaan.
Menambah media dan sarana lainnya yang akan digunakan, apakah sudah benar-benar tersedia lengkap baik jumlah dan kondisi serta jumlah lebih banyak lebih baik. Memeriksa kembali urutan yang telah dirancang, atau skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Peneliti memikirkan hal-hal yang mungkian dapat mengganggu pembelajaran, seperti: keributan ketika, pembentukan kelompok dan pelaksanaan diskusi, atau pertanyaan yang tidak dijawab oleh anak. Kemudian peneliti mencoba merencana/merancang berbagai cara untuk mengantisipasi. Apabila hal tersebut benar-benar terjadi segera dapat diatasi. Memeriksa kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi, yang sudah disepakati bersama dengan teman sejawat selaku observer.
Kegiatan terakhir, meyakinkan bahwa teman sejawat yang sebagai pengamat akan membantu telah siap dan sudah menyiapkan diri di kelas ketika perbaikan pembelajaran akan dimulai.
Perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan waktu yang butuhkan adalah 2 x 35 menit.
b.    Tindakan
Pertemuan I
1)    Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Sebagaimana peneliti laksanakan pada kegiatan awal tindakan perbaikan pembelajaran siklus pertama, Peneliti masuk ke kelas mengucap salam, berdoa bersama, mengabsen, memberi acuan dan apersepsi.
Pada kegiatan awal tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua inipun, sebelum memasuki kegiatan inti, peneliti terlebih dahulu menciptakan situasi kelas yang kondusif bagi berlangsungnya pembelajaran. Peneliti juga mengingatkan kembali pembelajaran siklus pertama, serta membangkitkan motivasi agar siswa aktif selama pembelajaran berlangsung.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan I ini dilaksanakan selama 40 menit. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada perbaikan siklus kedua, peneliti membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 4 siswa kemudian dilanjutkan membagikan lembar kerja.
Pada perbaikan siklus kedua ini, peneliti menginginkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sebagaimana terjadi pada siklus pertama, tidak lagi terulang.
Peneliti terus mendampingi secara bergiliran kelompok-kelompok yang sedang menyelesaikan tugas. Peneliti berharap agar perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini bisa mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, peneliti bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain untuk melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Peneliti juga membagi buku sumber belajar kepada setiap siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa lain menanggapi, sementara observer mengamati keterlibatan siswa dan mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, sedangkan peneliti hanya sebagai fasilitator
Mengakhiri kegiatan inti tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua pertemuan I ini, peneliti memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan, membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pertemuan I siklus II dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan diskusi kelompok dan menegaskan materi perbaikan pembelajaran. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah secara individu. Kegiatan akhir diakhiri dengan memberi motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam pembelajaran-pembelajaran mendatang, peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan salam.

Pertemuan II
1)    Kegiatan Awal
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal bulan tahun. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Sebagaimana peneliti laksanakan pada kegiatan awal tindakan perbaikan pembelajaran pertemuan pertama siklus II lalu, peneliti masuk ke kelas mengucap salam, berdoa bersama, mengabsen, memberi acuan dan apersepsi.
Pada kegiatan awal tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua inipun, sebelum memasuki kegiatan inti, peneliti terlebih dahulu menciptakan situasi kelas yang kondusif bagi berlangsungnya pembelajaran.
Peneliti juga mengingatkan kembali pembelajaran pertemuan I, serta membangkitkan motivasi agar selalu terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan gambar siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang benar, menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan benar.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan II ini dilaksanakan selama 40 menit. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada perbaikan siklus kedua, peneliti membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 4 siswa kemudian dilanjutkan membagikan lembar kerja.
Pada perbaikan siklus kedua ini, peneliti menginginkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sebagaimana terjadi pada pertemuan I, tidak lagi terulang.
Peneliti terus mendampingi secara bergiliran kelompok-kelompok yang sedang menyelesaikan tugas. Peneliti berharap agar perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini bisa mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, peneliti bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain untuk melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Peneliti juga membagi buku sumber belajar kepada setiap siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa lain menanggapi, sementara observer mengamati keterlibatan siswa dan mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, sedangkan peneliti hanya sebagai fasilitator
Mengakhiri kegiatan inti tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua pertemuan I ini, peneliti memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan, membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pertemuan II siklus II dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan diskusi kelompok dan menegaskan materi perbaikan pembelajaran. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan tes formatif.
Peneliti bersama siswa mengoreksi hasil tes formatif, peneliti memberikan penilaian dan tindak lanjut serta mengumpulkan hasil tes formatif siswa.
Kegiatan akhir diakhiri dengan memberi motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam pembelajaran-pembelajaran mendatang, peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan salam.
c.    Pengamatan
Untuk mencatat minat siswa terhadap pembelajaran siswa serta tindakan peneliti dalam melaksanakan tindakan perbaikan, selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang dilakukan oleh observer.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktif siswa, jika dibanding dengan siklus I.
Peneliti membimbing siswa maupun kelompok yang kurang aktif, mengingatkan siswa yang bermain sendiri atau yang hanya diam saja. Hasil siklus II terjadi peningkatan dari 5 siswa (38%) yang tuntas menjadi 9 siswa (62%), sisanya 4 siswa (31%) belum tuntas.
d.    Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan nilai hasil tes formatif serta hasil observasi, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merancang  tindakan perbaikan pembelajaran siklus III.
Hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah 9 siswa (69%) tuntas, sedangkan 4 siswa (31%) belum tuntas. Dengan demikian pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ini belum berhasil, maka harus dilakukan perbaikan pembelajaran siklus III. Peneliti akan merubah kelompok dari 3 kelompok menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3 anak, diharapkan dengan kelompok kecil, siswa akan lebih aktif mengikuti pembelajaran yang akhirnya hasil belajar akan meningkat.

3.    Siklus III
Siklus III akan dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pertemuan I tanggal bulan tahun dan pertemuan II tanggal bulan tahun. Hasil belajar harus memenuhi dua kriteria, yaitu mencapai tahap relatif mantap, dan mencapai tahap pengertian (insight). Hal tersebut  sesuai dengan teori belajar menurut psykhologi Gestalt yang menjelaskan bahwa,  “Belajar bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan; belajar terjadi jika ada pengertian (insight)” (Purwanto, 1997: 101).
Tindakan perbaikan siklus I dan II telah meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa, akan tetapi belum mencapai tingkat seperti yang telah dipersyaratkan dalam indikator keberhasilan pembelajaran, peneliti tetap berharap pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus III, yang diharapkan dapat berhasil mengantarkan siswa pada tahap pengertian (insight).
Tahap-tahap pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus III adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal bulan tahun dan pertemuan II tanggal bulan tahun. Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III pertemuan II menggunakan metode SAS. Pada siklus III ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP), lembar kerja siswa, lembar pengamatan siswa, lembar kerja siswa, buku-buku sumber, dan alat peraga. Fokus perbaikan pembelajaran siklus III pada peningkatan keterampilan siswa dalam membaca dan menulis.
Metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran siklus III ini masih tetap metode SAS. Tidak seperti pada siklus II, pada siklus III ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok kecil yang tiap kelompok terdiri dari 3 siswa, diharapkan dengan jumlah anggota kelompok yang sedikit keaktifan siswa meningkat dan pada akhirnya hasil belajar meningkat.
b.    Tindakan
Pertemuan I
1)    Kegiatan Awal
Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus III pertemuan I pada tanggal bulan tahun. Kegiatan dilaksanakan selama 10 menit, yang dilakukan adalah memperbaiki kekurangan siklus II.
Seperti halnya telah dilakukan dalam dua kegiatan awal saat melakukan tindakan siklus pertama dan kedua, dalam kegiatan awal siklus ketiga inipun peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Peneliti mengucap salam, berdo’a, mengabsen, melakukan acuan dan apersepsi.
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan gambar siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang benar, menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan benar.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan I ini dilaksanakan selama 40 menit. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa menirukan peneliti membaca teks berikut ini:

Anak Berbudi

Pukul enam dimas mandi
Dimas kemudian makan pagi
Dimas siap berangka sekolah
Diams pamit pada ayah dan ibu
Di sekolah Dimas pada bu guru
Dimas belajar dengan tekun
Di rumah Dimas patuh pada ayah dan ibu
Peneliti dan siswa bertanya jawab tenang isi teks yang telah dibaca bersama, peneliti menjelaskan kalimat teks tersebut menggunakan metode SAS.

                anak berbudi               
anak        berbudi
a    nak        ber    bu    di
    a    n    a    k        b    e    r    b    u    d    i
a    nak        ber    bu    di
anak        berbudi
anak berbudi

Peneliti menjelaskan cara membaca dengan memberikan contoh menggunakan metode SAS, berupa pemenggalan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Dengan memahami huruf secara optimal siswa dapat merangkaikan huruf tersebut menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat, dan pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam meningkatkan kelancaran membaca dan menulis.
Pada perbaikan siklus III, peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja siswa berupa gambar kegiatan siswa, siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa, proses pembelajaran, dan kegiatan peneliti untuk mengetahui penyebab permasalahan rendahnya hasil belajar siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, kelompok melaporkan hasil kerja di depan kelas bergantian, kelompok yang lain memberikan tanggapan. Siswa mengumpulkan lembar kerja untuk diberi nilai.
Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan pelajaran, siswa merangkum dan mencatat di buku tulis masing-masing.
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pertemuan II siklus III dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan diskusi kelompok dan menegaskan materi perbaikan pembelajaran. Peneliti memberikan tugas rumah kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Kegiatan akhir diakhiri dengan memberi motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam pembelajaran-pembelajaran mendatang, peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan salam.

Pertemuan II
1)    Kegiatan Awal
Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus III pertemuan II pada tanggal bulan tahun. Kegiatan dilaksanakan selama 10 menit, yang dilakukan adalah memperbaiki kekurangan pertemuan I.
Seperti halnya telah dilakukan dalam pertemuan I, dalam kegiatan awal pertemuan II inipun peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Peneliti mengucap salam, berdo’a, mengabsen, melakukan acuan dan apersepsi. Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan gambar siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang benar, menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan benar.
2)    Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan I ini dilaksanakan selama 40 menit. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa menirukan peneliti membaca teks berikut ini:

Anak Berbudi

Pukul enam dimas mandi
Dimas kemudian makan pagi
Dimas siap berangka sekolah
Diams pamit pada ayah dan ibu
Di sekolah Dimas pada bu guru
Dimas belajar dengan tekun
Di rumah Dimas patuh pada ayah dan ibu

Peneliti dan siswa bertanya jawab tenang isi teks yang telah dibaca bersama, peneliti menjelaskan kalimat teks tersebut menggunakan metode SAS.

                dimas belajar               
dimas        belajar
di    mas        be    la    jar
d    i    m    a    s        b    e    l    a    j    a    r
di    mas        be    la    jar
dimas        belajar
dimas belajar

Peneliti menjelaskan cara membaca dengan memberikan contoh menggunakan metode SAS, berupa pemenggalan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Dengan memahami huruf secara optimal siswa dapat merangkaikan huruf tersebut menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat, dan pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam meningkatkan kelancaran membaca dan menulis.
Pada perbaikan siklus III pertemuan II, peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja siswa berupa gambar kegiatan siswa, siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa, proses pembelajaran, dan kegiatan peneliti untuk mengetahui penyebab permasalahan rendahnya hasil belajar siswa.
Pada perbaikan siklus III ini, peneliti menginginkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sebagaimana terjadi pada siklus II, tidak lagi terulang.
Peneliti terus mendampingi secara bergiliran kelompok-kelompok yang sedang menyelesaikan tugas. Peneliti berharap agar perbaikan pembelajaran pada siklus III ini bisa mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan.
Selama siswa mengerjakan lembar kerja, peneliti bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain untuk melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Peneliti juga membagi buku sumber belajar kepada setiap siswa.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, kelompok melaporkan hasil kerja di depan kelas bergantian, kelompok yang lain memberikan tanggapan. Siswa mengumpulkan lembar kerja untuk diberi nilai.
Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan pelajaran, siswa merangkum dan mencatat di buku tulis masing-masing.
 
3)    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pertemuan II siklus III dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan diskusi kelompok dan menegaskan materi perbaikan pembelajaran. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan tes formatif.
Peneliti bersama siswa mengoreksi hasil tes formatif, peneliti memberikan penilaian dan tindak lanjut serta mengumpulkan hasil tes formatif siswa.
Kegiatan akhir diakhiri dengan memberi motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam pembelajaran-pembelajaran mendatang, tindakan perbaikan siklus ketiga diakhiri dengan memberi motivasi agar siswa semakin giat belajar, peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan salam.
c.    Pengamatan
Selama tindakan perbaikan pembelajaran siklus ketiga berlangsung, diadakan observasi yang bertujuan untuk mencatat minat siswa serta aktivitas guru (peneliti) yang berkaitan dengan pembelajaran.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer pada setiap siklus ternyata selalu mengalami peningkatan ketuntasan belajar. Demikian halnya, dari siklus II ke siklus III, juga mengalami peningkatan dari 9 siswa menjadi 13 siswa yang tuntas. Ini berarti dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 31%.
d.    Refleksi
Hasil diskusi antara peneliti dan observer diperoleh data observasi sebagai berikut:
1)    Pembelajaran berlangsung dengan sangat kondusif dan interaktif. Siswa tampak lebih senang belajar. Hal tersebut tampak dari hasil angket, yaitu 13 siswa (100%) menjawab “Ya”.
2)    Berdasarkan hasil tes formatif, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 anak 100%.
3)    Hasil pengamatan observer tentang motivasi siswa menunjukkan peningkatan menjadi 100%.
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran siklus III menunjukkan prosentase ketuntasan belajar yang memuaskan, yaitu 100%, untuk itu pelaksanaan tindakan perbaikan dihentikan pada siklus III.

B.    Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan bentuk Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas dengan strategi siklus. Penelitian dilaksanakan langsung di dalam kelas, yaitu pada saat proses perbaikan pembelajaran.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I semester 2 yang dilaksanakan dalam tiga siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
    Hasil penelitian dapat ditunjukkan dengan data hasil tes formatif dan hasil perbaikan pembelajaran yang optimal dari siswa kelas I SD.
1.    Siklus I
a.    Perencanaan
Hasil yang diperoleh dari perencanaan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) beserta skenario tindakannya, mempersiapkan seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, mempersiapkan lembar data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS), lembar evaluasi (tes formatif), dan lembar analisis.
b.    Tindakan
Data yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian berupa rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Tes Formatif Siklus I

Dari tabel di atas dapat diterangkan bahwa pada tes awal nilai rata-rata 47 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 56. Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar pada tes awal 3 anak (23%) pada siklus I menjadi 5 anak (38%). Terjadi kenaikan sebesar 15%.
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I (dalam persen)
c.    Pengamatan
Pada tahap pengamatan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2    Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I

Dari tabel tersebut diperoleh keterangan bahwa pada siklus, siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi dalam belajar sebanyak 6 siswa atau 46%. Sedangkan yang tidak ada peningkatan 7 siswa atau 54%. Dari studi awal ke siklus I, keaktifan belajar siswa naik 46%.
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I
Penggunaan metode SAS mempermudah siswa dalam membaca dan menulis. Pernyataan siswa melalui angket pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3  Hasil Angket Siswa Siklus I

Dari tabel di atas diperoleh keterangan bahwa pada studi awal, belum dilakukan pengamatan (0). Pada siklus I, siswa yang benar-benar telah menunjukkan kemudahan belajar sebanyak 7 siswa (54%). Siswa yang menyatakan tidak ada pengaruhnya 6 anak (46%).

d.    Refleksi
Dari 13 siswa yang berhasil diminta komentarnya, 10 anak menyatakan sangat membantu, 3 anak menyatakan tidak memilih, untuk itu peneliti pertemuan siklus berikutnya diperjelas kembali tentang cara-cara penggunaan metode SAS secara tepat.
Dari 13 siswa, terjadi peningkatan motivasi dalam belajar 6 siswa (46%). Berdasarkan analisis data nilai tes formatif, 5 siswa (39%) dari 13 siswa telah tuntas. Kesimpulan sementara dari hasil tindakan yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan.

2.    Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II merupakan penyempurnaan perbaikan siklus I.
Alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan mengoptimalkan media, seperti menambah kartu huruf, kartu kata, dan gambar-gambar yang dipergunakan dalam perbaikan pembelajaran, sehingga pembelajaran aktif semakin terasa lebih baik. Data hasil pelaksanaan, angket, pengamatan, dan refleksi, menunjukkan adanya peningkatan.
a.    Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) beserta skenario tindakannya.
Seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
Lembar data pendukung oembelajaran berupa lembar evaluasi dan analisis.
b.    Tindakan
Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, data diperoleh berupa rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.4   Nilai Tes Formatif Siklus II

dan seterusnya

3.    Siklus III
Tindakan siklus III sama berupa perbaikan terhadap masalah yang muncul pada siklus II, yaitu pemberian penjelasan tentang cara membaca dan menulis serta memberi tugas pada siswa.
Siswa yang masih mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis diberikan penjelasan lagi sampai siswa paham. Penggunaan kartu kata dan gambar-gambar lebih diperbanyak dalam siklus ini. Siswa membaca kalimat sesuai dengan metode SAS. Siswa juga diberikan kesempatan bertanya dan kegiatan akhir adalah evaluasi.
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus III diharapkan dapat memperoleh peningkatan yang sangat berarti.Hal ini diilustrasikan dari data hasil perencanaan, pelaksanaan, angket, pengamatan, dan refleksi.

a.    Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) beserta skenario tindakannya.
Mempersiapkan seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
Mempersiapkan lembar data pendukung pembelajaran berupa lembar evaluasi.
Mempersiapkan lembar analisis.

b.    Tindakan
Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, data diperoleh berupa rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran, dan grafik laporan perkembangan perbaikan pembalajaran Bahasa Indonesia siklus ke III. Adapun penyajian lebih rincinya sebagai berikut:

Tabel 4.7  Nilai Tes Formatif Siklus III

C.    Pembahasan
Setelah diadakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama tiga siklus maka dapat diperoleh data yang sangat menggembirakan, baik ketuntasan belajar siswa maupun keaktifan belajar siswa.
Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran penelitian tindakan kelas (PTK) selama 3 siklus, diketahui bahwa kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam peningkatan kelancaran membaca dan menulis dengan menggunakan metode SAS mengalami peningkatan yang sangat baik.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh hasil tingkat keberhasilan siswa sebesar 39%, pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh hasil tingkat keberhasilan siswa sebesar 69 %, dan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III diperoleh hasil tingkat keberhasilan siswa sebesar 100%.
Data tersebut di atas dapat dilihat melalui rekapitulasi niali tes formatif, grafik ketuntasan, rekapitulasi peningkatan motivasi siswa, grafik pengembangan motivasi siswa, rekapitulasi hasil angket siswa, dan grafik hasil angket siswa dari siklus I sampai dengan siklus III sebagai berikut:
Tabel 4.10  Rekapitulasi Nilai Tes Formatif dari Siklus I samapai dengan Siklus III.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada siklus II nilai rata-rata 74, setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 92. Dari 13 anak, sebanyak 11 anak mengalami kenaikan nilai prestasi belajarnya (85%). Jumlah siswa yang telah tuntas belajar pada siklus II adalah 9 anak (69 %), pada siklus III naik menjadi 13 anak (100%).
Gambar 4.10  Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I-III (dalam persen)

Pada tahap pengamatan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Siswa Siklus 1-III

Dari tabel di atas diperoleh keterangan pada siklus I, II, dan III siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi dalam belajar sebanyak 6 siswa (46%), 9 siswa (69%), dan 100 siswa (100%) dari 13 siswa. Dari studi awal ke siklus III, keaktifan belajar siswa naik 100%.
Gambar 4.11 Grafik Perkembangan Motivasi Siswa Siklus I-III

Penggunaan metode SAS membantu mempermudah siswa dalam membaca dan menulis. Pernyataan siswa melalui angket pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Siklus I-III

    Dari tabel di atas diperoleh keterangan bahwa pada siklus I, II, dan III siswa yang benar-benar telah menunjukkan kemudahan belajar sebanyak 7 siswa (54%), 10 siswa (77%), dan 13 siswa (100%) dari 13 siswa. Dari studi awal ke siklus III, keaktifan belajar siswa naik 100%.
Gambar 4.12 Grafik Perkembangan Angket Siswa Siklus I-III

Dari 13 siswa yang berhasil diminta komentarnya, seluruhnya menyatakan bahwa penggunaan metode SAS sangat membantu mempermudah belajar membaca dan menulis, untuk itu penelitian dihentikan pada siklus III. Prosentase peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus III telah mencapai 100%. Berdasarkan analisis data nilai tes formatif, seluruh siswa (100%) telah mencapai ketuntasan belajar.
Dari hasil tindakan siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan.
Pada tindakan I, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan nilai rata-rata kelasnya 56. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas I SD Negeri Tambaharjo masih kurang lancar dalam membaca dan menulis khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada tindakan II, siswa dilibatkan dalam membuat kalimat dan menuliskannya di papan tulis dan menggunakan media berupa kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Hasilnya cukup memuaskan karena nilai rata-rata kelasnya mencapai 71.
Pada tindakan III, siswa juga dilibatkan dalam membuat kalimat dan menuliskannya di papan tulis, penggunaan kartu kata, kartu kalimat dan gambar lebih diperbanyak. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang berarti dengan nilai rata-rata kelas yaitu  92.
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa lebih aktif dan lebih tertarik untuk melakukan aktivitas yang telah direncanakan. Dengan bantuan media, siswa tidak merasa bosan, siswa juga berani bertanya bila mengalami kesulitan.

Sunday, February 16, 2014

Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang

Penulisan laporan PTK Matematika Kelas III tentang topik uang berdasarkan referensi para ahli terdahulu yang menciptakan teori-teori pembelajaran yang sumber bukunya termuat dalam daftar pustaka berikut ini.

Berikut ini Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang:

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Belen, S. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Demaja, C. 2004. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar. Artikel. http://artikel1.us/christiana6-04.html/ diunduh tanggal 27 September 2013.

Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono.  2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Depdiknas

Fajariyah, N., Defi, T., Rini I., Fitri, W., dan Inna, R.S.D. 2008. Matematika 3 untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Gagne, RM. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, O. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti.

Hernawan, A.H. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Haryanto. 2007. Matematika untuk SD Kelas 3. Jakarta. Erlangga.

Hilgard, E.R. 1948. Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.

Kemmis & Mc. Taggart. 1994. The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.

Mikarsa, H.L., Taufik, A., dan Prianto, L. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Millis, G.E. 2000. Action Research; A Guide for the Teacher Research. Columbus: Merrill’s Am Imprint of Prentice Hill.

Purwadarminta. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, M.N. 1997. Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, R. 1998. Action Learning. New York: Hart Publishing Co.

Ristasa, R dan Prayitno. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: UPBJJ Purwokerto.

Ristasa, R.A. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Purwokerto: Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.

Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Sudiarto. 1990. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi, A. 1993. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumantri M. dan Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soeparno. 1987. Alat Peraga Pendidikan. Jakarta: CV. Karya Mandiri.

Wardani, IGAK. Julaeha. S., Marsianah, dan Ngadi. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, IGAK. Wihardi: K dan Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Univertas Terbuka.

Contoh Bab V PTK Topik Uang Matematika Kelas III

Kesimpulan sebuah laporan penelitian terdapat pada BAB V yang berisi tentang simpulan dan saran tindak lanjut. Berikut ini Contoh Bab IV PTK Topik Uang Matematika Kelas III:

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada Studi awal, siklus I, dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.
  2. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.

B. Saran Tindak Lanjut
1. Bagi Guru/Peneliti


  • Guru hendaknya mencoba menerapkan cara belajar yang serupa pada mata pelajaran lain untuk meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran.
  • Pada pembelajaran matematika guru sebaiknya menggunakan alat peraga seperti pemberian contoh uang kertas dan uang logam karena dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
  • Sebagai seorang pendidik, guru harus berinovasi untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai agar tidak tertinggal dengan perkembangan pengetahuan yang semakin pesat.

2. Bagi Siswa

  • Siswa harus aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
  • Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses diskusi kelompok sehingga hasil belajar meningkat.

3. Bagi Sekolah

  • Sekolah harus memberikan fasilitas dan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan sarana dan prasarana yang mendukung.
  • KKG/MGMP yang telah lama ada agar diberdayakan lagi, kegiatan lesson study juga merupakan tempat yang sangat baik guna meningkatkan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Hasil penelitian akan ditindaklanjuti dengan meminimalkan pengulangan pembelajaran. Hasil penelitian akan diujicobakan pada materi atau mata pelajaran lain. Hasil penelitian akan disampaikan kepada teman seprofesi dalam acara KKG atau MGMP tingkat gugus dan Kecamatan.

Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang

Inti dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat pada BAB III, sedangkan BAB IV merupakan penjabaran hasil penelitian di mana data penelitian diperoleh untuk menentukan berhasi atau tidaknya sebuah penelitian perbaikan pembelajaran yang kita lakukan.

Berikut ini Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang:

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Studi Awal
Hasil belajar studi awal dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Studi Awal

Nilai rata-rata studi awal adalah 60. Ketuntasan belajar studi awal tercatat 4 siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa lainnya belum tuntas belajar.

Gambar Grafik Ketuntasan  Studi Awal (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar studi awal di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 4 siswa atau 36,4 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

2. Siklus I

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus I

Nilai rata-rata siklus I adalah 70, siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih ada 8 anak, sedangkan 3 siswa belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70. Tingkat ketuntasan siklus I mata pelajaran matematika pada konsep masalah yang melibatkan uang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik ketuntasan belajar berikut ini yang menyajikan data dalam persen.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus I (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus I di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 8 siswa atau 72,7 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 3 siswa atau 27,3 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

3. Siklus II

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus II

Pembelajaran siklus II telah berhasil. Nilai rata-rata siklus II adalah 85,4, seluruh siswa yang yang berjumlah 11 anak telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus II (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus II di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, seluruh siswa yang berjumlah 11 anak atau 100 persen telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pembelajaran studi awal pada mata pelajaran matematika tentang konsep yang melibatkan uang diperoleh hasil yang rendah. Hal itu terbukti bahwa data perolehan nilai studi awal dari jumlah 11 siswa baru 4 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, rata-rata nilai kelas 60. Hasil belajar studi awal ditunjukkan dengan nilai tes. Ketuntasan belajar siswa baru mencapai 36,4 persen, yaitu 4 siswa, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen nilai hasil evaluasinya masih di bawah angka kriteria ketuntasan minimal. Berikut disajikan tabel perbandingan hasil pembelajaran studi awal dengan siklus satu sebagai pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel Perbandingan Hasil Tes Studi Awal dengan Siklus I

Gambar Grafik Perbandingan Studi Awal dengan Siklus I (dalam persen)

Pembelajaran studi awal kurang efektif, pembelajaran tidak dirancang dengan baik, pembelajaran masih berpusat pada guru, kegiatan pembelajaran tidak menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang aktif dan jenuh. Kegiatan pembelajaran yang diharapkan adalah yang daapt merangsang minat siswa terhadap materi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga seperti yang disampaikan oleh Soeparno (1987:2), pada hakikatnya alat peraga adalah suatu alat yang digunakan untuk memvisualkan suatu konsep tertentu saja, sehingga siswa merasa tertarik dan muncul minat belajarnya. Alat peraga dalam pembelajaran matematika misalnya seorang guru mengajarkan konsep yang berhubungan dengan uang dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus I menerapkan pembelajaran aktif dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Kegiatan pembelajaran siklus I siswa lebih aktif dibandingkan studi awal, dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi, siswa terlihat aktif, sehingga pembelajaran telah lebih efektif yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa studi awal baru mencapai 36,4 persen pada siklus I hasil belajar mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, hal ini terjadi setelah diterapkannya pembelajaran dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi.

Meskipun kegiatan pembelajaran siklus I telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian yang mempersyaratkan keberhasilan pembelajaran 90 persen siswa tuntas belajar, oleh karena itu guru harus melakukan perbaikan pembelajaran dengan merubah rancangan pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya pada kegiatan pembelajaran siklus II.

Berikut ini perbandingan hasil belajar siklus I dengan siklus II setelah dilakukan perubahan rancangan pembelajaran:

Tabel Perbandingan Hasil Tes Siklus I dengan Siklus II

Gambar Grafik Perbandingan Siklus I dengan Siklus II (dalam persen)

Pembelajaran siklus I telah menerapkan pembelajaran aktif yang ditunjukkan dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Hasil belajar siswa pada siklus I telah mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, meskipun demikian, peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus II kembali dirancang dengan lebih mengaktifkan siswa dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa melakukan diskusi kelompok. Seperti pada siklus I, pembelajaran siklus II dirancang seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1985), sebagaimana dikutip oleh Winataputra (1997: 915), pada dasarnya siswa memiliki minat (Sense of Interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (Sense of Reality). Upaya untuk mengembangkan dua potensi siswa tersebut, guru dituntut untuk dapat menentukan sumber pembelajaran yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini adalah pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi.

Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi pada siklus II telah meningkatkan hasil belajar siswa dari 72,7 persen pada siklus I menjadi 100 persen siswa tuntas belajar pada siklus II, sehingga dengan demikian penelitian perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus II.

Contoh PTK Terbaru Matematika Kelas III Topik Uang BAB III

Berikut ini kami sampaikan Contoh PTK Terbari Matematika Kelas III Topik Uang BAB III. Contoh ini sampaikan hanya sebagai referensi saja bagi Bapak atau Ibu guru yang sedang praktek PKP dan membuat laporan PTK.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1.    Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah tempat peneliti memperoleh keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas III Sekolah Dasar yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kelas tersebut diambil sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil belajarnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa pada umumnya sulit memahami materi, kurang bersungguh-sungguh, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
Mata pelajaran yang menjadi bahan penelitian adalah Matematika dengan topik “uang” materi semester I dengan spesifikasi sebagai berikut:
Standar KompetensiMelakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi DasarMemecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang
Indikator
  • Mengenal berbagai nilai mata uang rupiah
  • Menghitung nilai beberapa mata uang
2.    Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD, yang berlokasi di Desa yang berjarak ± 4 km dari Kecamatan dan dari kota Kabupaten ± 23 km. SD terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa.
Denah SD dapat digambarkan sebagai berikut:

(di sini diletakkan denah SD)

Gambar Denah Lokasi SD

3.    Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester I selama 3 (tiga) bulan mulai bulan September sampai dengan bulan Nopember 2013. Kegiatan dimulai dari izin penelitian sampai dengan penyerahan laporan. Pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
  • Siklus I Senin, 16 dan 23 September 2013
  • Siklus II Senin, 30 September dan 7 Oktober 2013

Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

4.    Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu pengumpulan data penelitian adalah teman sejawat yang bernama Bapak/Ibu Guru, S.Pd.SD NIP 1234567890, yangh merupakan guru kelas V SD, sebagai teman sejawat bertugas mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran selama siklus perbaikan berlangsung mulai dari siklus I hingga siklus II, memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama proses perbaikan pembelajaran, dan ikut serta merencanakan perbaikan pembelajaran.

B.    Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian menggunakan strategi yang mengacu pada model siklus. Penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan digunakan untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilaksanakan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:


Gambar Daur Penelitian Tindakan Kelas (Rusna RA, 2007: 7-8)

Daur penelitian dimulai dengan merencanakan yang merupakan langkah pertama yang menjadi acuan pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan sebagai langkah kedua dan merupakan proses pembelajaran. Tindakan perencanaan perlu diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran, baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Melalui refleksi akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur PTK tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan, sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus.

Dalam melakukan perbaikan pembelajaran dimulai dari ide awal, studi pendahuluan yang meliputi proses pembelajaran, tes diagnostic sebagai data awal, analisis dokumen kelas, wawancara dengan siswa, dan diskusi dengan supervisor. Selanjutnya dilakukan pemantapan antara lain refleksi, studi literature, dan diskusi dengan supervisor tentang alat peraga kongkret dan materi pembelajaran aktif. Kemudian dilakukan persiapan penyusunan RPP, tes formatif, lembar observasi, LKS, observer, dan simulasi. Melakukan tindakan dalam tiga siklus.

Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila siklus I belum berhasil maka dilakukan perbaikan siklus II, apabila siklus II. Pada perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dan perbaikan pembelajaran berhenti di siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alur proses perbaikan pembelajaran berikut:


Gambar Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran

Prosedur perbaikan pembelajaran selanjutnya dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis; (2) Menemukan cara memecahkan masalah/tindakan perbaikan; (3) Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam RPP; (4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai Pengamat (observer); (5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat; (6) mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat; (7) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan; (8) konsultasi dengan supervisor; (9) Merancang tindak lanjut; (10) Re-planning dan seterusnya sampai mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.

Prosedur perbaikan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Siklus I
a.    Perencanaan

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama tanggal  dan pertemuan kedua tanggal . Langkah awal perencanaan adalah memeriksa Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan. Langkah selanjutnya memeriksa alat peraga yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat peraga, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.

Peneliti memeriksa skenario perbaikan pembelajaran yang terdapat di dalam RPP yang akan diimplementasikan melalui kegiatan perbaikan pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Peneliti menyiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan teman sejawat yang akan membantu.

Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah meyakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah memahami apa yang harus ia lakukan, misalnya apa saja yang harus diamati (guru, siswa, proses pembelajaran), bagaimana cara mengisi lembar observasi, dan sebagainya.

b.    Tindakan
Pertemuan I
1)    Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit. Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, memotivasi siswa, memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, berupa:
a)    Siapa yang hari ini uang sakunya seribuan kertas?
b)    Coba bu guru mau melihat!

Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan siswa dapat mengenal berbagai nilai mata uang rupiah dengan benar dan melalui diskusi siswa dapat menghitung nilai beberapa mata uang dengan benar.

2)    Kegiatan Inti
Peneliti memasang beberapa gambar mata uang di papan tulis untuk diamati oleh siswa. Keributan terjadi, siswa saling berebut ingin paling depan agar dapat melihat gambar dengan jelas.
Setelah mengamati gambar, siswa ditugaskan mengerjakan lembar kerja siswa tentang berbagai nilai mata uang. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung teman sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran, keaktifan siswa, dan kegiatan peneliti selama melaksanakan perbaikan pembelajaran.

Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya di depan kelas bergantian dan siswa lain yang belum maju memberikan tanggapan, sanggahan, pertanyaan, dan pendapat yang berbeda kepada siswa yang sedang melaporkan hasil kerjanya.
Siswa mengumpulkan lembar kerja siswa untuk dipajang pada papan pajangan kelas.

3)    Kegiatan Akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran dan merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari. Peneliti menegaskan materi yang telah dipelajari, memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menggambar mata uang logam dan kertas.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II
1)    Kegiatan Awal

Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Peneliti mulai melakukan apersepsi sebagai berikut: “Jika kamu mempunyai uang kertas seribuan kemudian ditukar dengan uang logam lima ratusan, maka kami mendapat berapa keeping?”
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran “kita akan belajar tentang berbagai nilai mata uang rupiah, setelah pembelajaran selesai diharapkan kamu dapat mengenal berbagai nilai mata uang rupiah dengan benar dan melalui diskusi siswa dapat menghitung nilai beberapa mata uang dengan benar.

2)    Kegiatan Inti
Siswa mengeluarkan tugas rumahnya berupa gambar mata uang kertas dan logam. Siswa menyebutkan nilai mata uang yang digambarnya. Siswa mengumpulkan gambar mata uang di meja paling depan sesuai urutan meja masing-masing.

Peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk mencatat jumlah nilai gambar mata uang satu deret deret meja yang telah dikumpulkan.
Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung teman sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses perbaikan, keaktifan siswa, dan kegiatan peneliti selama melaksanakan perbaikan pembelajaran. Setelah selesai, beberapa siswa yang ditunjuk secara acak membacakan lembar kerja di depan kelas dan siswa lain menanggapi.

3)    Kegiatan Akhir
Peneliti menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c.    Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat terhadap peneliti. Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa hal yang mendapat perhatian pengamat dan menjadi catatan, ada beberapa siswa yang tidak serius melaksanakan tugas, ada anak yang malah bermain dan tidak melakukan pengamatan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan sesuai lembar kerja.

Berdasarkan hasil pengamatan secara umum proses kegiatan perbaikan pembelajaran belum optimal. Kurang optimalnya kegiatan siswa merupakan penyebab masih rendahnya hasil belajar siswa. Hasil tes formatif ada 7 anak (63,6%) yang sudah mendapat nilai di atas nilai tuntas, dan sisanya 4 anak mendapat nilai di bawah nilai tuntas. Kemudian pengamat mewawancarai siswa yang belum tuntas, dari hasil wawancara ternyata siswa yang belum tuntas merasa bingung apa yang harus dilakukan pada saat pembelajaran.

d.    Refleksi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika tentang masalah yang melibatkan uang pada siklus I belum berhasil. Terbukti dari 11 siswa baru 7 yang mendapat nilai tuntas. Pembelajaran masih dilaksanakan secara klasikal, sehingga siswa banyak yang merasa bingung dalam mengisi lembar kerja. Kurangnya optimalisasi kegiatan siswa pada saat kerja melakukan pengamatan merupakan salah satu faktor penyebab, dan kurangnya alat peraga juga menjadi sebab rendahnya nilai siswa. Siswa hanya mengamati gambar abstrak saja, sehingga merasa bingung.
Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti dan pengamat sepakat untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kegiatan siswa dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa, dan menggunakan alat peraga berupa contoh uang logam dan kertas, yaitu uang nyata dan gambar uang yang telah digunting menyerupai uang.

2.    Siklus II
a.    Perencanaan

Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti rencana perbaikan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar pengamatan siswa, lembar kerja siswa, buku-buku sumber, dan alat peraga. Fokus perbaikan pembelajaran siklus II pada peningkatan keterampilan siswa dalam menghitung nilai beberapa mata uang melalui pengamatan dan diskusi kelompok.

b.    Tindakan
Pertemuan I


1)    Kegiatan Awal

2)    Kegiatan Inti
3)    Kegiatan Akhir

Pertemuan II1)    Kegiatan Awal
2)    Kegiatan Inti
3)    Kegiatan Akhir

c.    Pengamatan
d.    Refleksi

C.    Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan).
Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1.    Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.

2.    Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3.    Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa siswa kelas III SD yang berjumlah 20 anak, masih banyak ditemukan siswa-siswa yang hasil belajar Matematikanya rendah, yaitu 8 anak (36,4%) yang telah tuntas belajar dan masih 14 anak (63,6%) yang belum tuntas. Data tersebut di atas jika dibandingkan dengan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat tidak berbeda, yaitu 8 siswa (36,4%) yang telah tuntas dan 14 siswa (63,6%) yang belum tuntas.

Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar pengamatan kerja kelompok oleh guru jika dibandingkan dengan hasil pengamatan observer menunjukkan prosentase yang sama, yaitu 40%. Data yang terkumpul dari guru dan observer akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.

Data atau Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer berupa informasi tentang hasil belajar Matematika tentang masalah yang melibatkan uang. Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa adalah bahwa terdapat 4 siswa (36,4%) yang telah tuntas dan 7 siswa (63,6%) yang belum tuntas. Informasi tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan observer yaitu baru 36,4% (4 siswa) yang aktif mengikuti proses pembelajaran.

Wednesday, February 12, 2014

Teknik Analisis Data Reduksi Penyajian Kesimpulan Data PTK

Teknik Analisi Data dalam PTK merupakan hal yang sangat penting hubungannya dengan keabsahan dan kevalidan data penelitian, berikut ini contoh Teknik Analisis Data Reduksi Penyajian Kesimpulan Data PTK:


Contoh Pertama:
 

Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan).

Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.

Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1.         Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.

2.         Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3.         Penarikan kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

Contoh Kedua:

Teknik Analisis Data

1.      Data

Data kuantitatif yaitu data tentang hasil evaluasi siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Data berupa nilai tes formatif sebagai bahan analisis untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan keaktifan siswa selama proses perbaikan pembelajaran. Data berupa tingkat keaktifan kelas dan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok.

2.      Sumber Data

Data penelitian diperoleh dari siswa, guru sebagai peneliti, dan supervisor 2 sebagai pengamat dan pembimbing.

Data yang diperoleh dari siswa berupa nilai hasil evaluasi dan lembar pengamatan aktivitas siswa.

Data yang diperoleh dari guru adalah hasil pengamatan awal pada kegiatan pra siklus dan berupa komponen observasi pada lembar pengamatan kinerja guru.

Tindakan peneliti diamati oleh supervisor 2, sehingga sumber data yang diperoleh, berupa komponen pada lembar observasi. Hasil observasi supervisor 2 sebagai bahan penelitian dan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.

3.      Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian berupa teknik dokumentasi, observasi, dan tes.

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, hasil belajar, dan gambaran tindakan setiap siklus.

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan berupa daftar pengamatan yang berisi item-item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran.

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, setelah dilaksanakan evaluasi.

4.      Analisis Data

Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.

Tahapan tindakan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi factual.

Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

Demikian Teknik Analisis Data Reduksi Penyajian Kesimpulan Data PTK, semoga bermanfaat.

Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah pengalaman belajar sebagai hasil belajar. Banyak para ahli yang mengemukakan dan berpendapat tentang pengalaman belajar. Salah satunya adalah Edgar Dale.
Edgar Dale mengemukakan pengalaman belajar dalam bentuk kerucut pengalaman belajar.

Berikut ini kerucut pengalaman belajar menurut Edgar Dale, ada 11 jenis pengalaman yang dapat divariasikan:


  1. pengalaman langsung
  2. pengalaman melalui benda tiruan
  3. pengalaman melalui dramatisasi
  4. pengalaman melalui demonstrasi
  5. pengalaman melalui karya wisata
  6. pengalaman melalui pameran
  7. pengalaman melalui TV
  8. pengalaman melalui gambar hidup
  9. pengalaman melalui rekaman
  10. pengalaman melalui lambang visual
  11. pengalaman melalui lambang verbal
Dale, Edgar. 1969. Audio Visual Methods in Teaching. New Yorg: Holt, Rinehart and
         Winston Inc. The Dryden Press.

Demikian kerucut pengalaman belajar menurut Edgar Dale, semoga bisa membantu