Wednesday, April 4, 2012

PTK IPA KELAS II BAB IV

BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

  1. Pelaksanaan Penelitian
1.         Siklus I
a.         Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I pada hari Selasa tanggal 8 Maret 2011 dan pertemuan II tanggal 15 Maret 2011.
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan persiapan terakhir. Langkah-langkah yang dilakukan adalah Memeriksa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) yang telah disusun, dibaca ulang, dan mencermati setiap butir yang akan direncanakan.


Langkah selanjutnya adalah memeriksa alat peraga yang akan digunakan, mencoba, mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus. Memeriksa scenario pembelajaran yang akan diimplementasikan melalui kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan teman sejawat yang akan membantu. Meyakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
b.        Tindakan
Pertemuan I
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 8 Maret 2011, kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit. Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siswa siap menerima pelajaran, memotivasi siswa, memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, “Siapa yang pernah ikut acara api unggun dalam berkemah?” dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, bunyi, dan cahaya, serta menunjukkan sumber energi yang menghasilkan panas, bunyi, dan cahaya.
2)      Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, dilaksanakan kurang lebih 50 menit. Peneliti menggunakan alat peraga kongkret seperti kompor, setrika, gitar, suling, gendang, senter, lilin, dan lampu. Siswa kelihatan antusias dalam mendengarkan penjelasan guru.
Salah satu siswa ditugaskan untuk memperagakan membuktikan sumber energi ke depan kelas, siswa yang lain memperhatikan. Peneliti dan siswa melakukan tanya-jawab tentang materi.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa tentang sumber energi. Setelah selesai siswa melaporkan hasil LKS ke depan kelas bergantian, siswa yang lain memberikan tanggapan. Selanjutnya semua pekerjaan siswa dikumpulkan.
Dengan bimbingan peneliti siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3)      Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, setelah pekerjaan siswa dikumpulkan, peneliti menugaskan siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa lain, peneliti menganalisis hasil pekerjaan siswa, memberikan tindak lanjut, sampai akhirnya peneliti menutup pembelajaran pertemuan pertama dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2011. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti mulai melakukan tanya-jawab sebagai berikut: “Coba kalian pikirkan! Mengapa bila kita dekat dengan api akan terasa panas?” “karena api merupakan sumber energi panas, Bu.” Jawab siswa serempak. “Bagus! Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitar agar kalian dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi serta dapat menunjukkan sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi.”
2)      Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit. Pada kegiatan inti, siswa kelihatan serius menatap ke depan kelas. Di depan kelas, di atas meja dipajang alat peraga konkrit berupa setrika, senter, dan radio. Beberapa siswa mulai mengeluarkan buku IPA dan melihat gambar-gambar sumber energi di buku.
Dengan menggunakan alat peraga kongkrit, penjelasan dimulai secara klasikal dengan menjelaskan energi yang dihasilkan dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa siswa diminta memperagakan penggunaan setrika, senter, dan radio. Kemudian siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja siswa tentang sumber energi dengan terlebih dahulu melakukan peragaan dan pengamatan terhadap alat peraga yang telah disediakan oleh peneliti.
Kelas menjadi gaduh, siswa berebutan memilih alat peraga untuk diperagakan. Akhirnya peneliti membantu siswa mengatur peragaan bergantian. Setelah selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa diminta melaporkan hasilnya ke depan kelas. Siswa lain mencocokan hasilnya dengan memberikan tanggapan.  Setelah selesai membahas lembar kerja, siswa diajak menyimpulkan pelajaran.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pada kegiatan akhir, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan, diperiksa, dan dianalisis. Pembelajaran ditutup dengan salam.
c.         Pengamatan
Ibu Tri Samsiyah (teman sejawat yang membantu sebagai observer)  mengambil posisi duduk di bagian belakang. Dengan berbekal lembar observasi yang telah disepakati bersama, mengamati jalannya perbaikan pembelajaran yang berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti bersama-sama Bu Tri Samsiyah memanggil beberapa siswa untuk diminta komentarnya: “Apakah peragaan yang dilakukan dapat mempermudah mereka memahami materi?”
Setelah kegiatan selesai dilakukan diskusi balikan untuk membahas kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan dijadikan refleksi dan proses perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Selain keaktifan atau kesungguhan siswa dalam pembelajaran, guru pun selalu dituntut aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan kesepakatan bersama antara Pengamat dan peneliti. Ada 12 aspek keaktifan guru yang diobservasi di antaranya; 1. Apakah guru menjelaskan materi dilengkapi contoh?; 2.Apakah guru menjelaskan materi menggunakan alat peraga?; 3. Apakah guru dalam menjelaskan materi menggunakan buku sumber?; 4. Apakah guru dalam menjelaskan materi menggunakan buku sumber?; 5. Apakah guru menguasai materi pembelajaran?; 6. Apakah guru mampu mengundang siswa untuk bertanya?; 7. Apakah guru mampu memilah pertanyaan siswa untuk dibahas? ; 8. Apakah guru menguasai Teknik pembelajaran dengan baik? ; 9. Apakah guru memberi bimbingan secara intensif saat diskusi kelompok?; 10 Apakah guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan?; 11. Apakah guru mengadakan tes formatif di akhir kegiatan?; 12. Apakah guru mengadakan tindak lanjut di akhir kegiatan? Dari 12 aspek keaktifan guru yang diobservasi, baru muncul 9 aspek sehingga masih ada 3 aspek yang belum muncul.
Hasil analisis data dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran IPA konsep sumber energi diperoleh hasil tes formatif sebagai berikut, Dari 37 siswa hanya ada 20 siswa yang dapat mencapai standar KKM atau baru 20 siswa yang menunjukkan ketuntasan dalam pembelajaran. Berarti baru 54,05% siswa yang mencapai ketuntasan dan 45,95% siswa tidak mencapai ketuntasan.
d.        Refleksi
Akhirnya peneliti dan Bu Tri Samsiyah (teman sejawat) duduk bersama membahas hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut: ketika peragaan berlangsung banyak siswa yang berdiri, sementara guru tidak mengambil tindakan apa-apa; ketika pembagian kelompok berlangsung kelas menjadi gaduh; dari lima siswa yang diminta komentarnya, tiga siswa mengatakan sangat membantu, yang lainnya mengatakan kurang membantu. Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, siswa yang benar-benar telah menunjukkan kesungguhan dalam belajar baru 20 anak.
Berdasarkan data terkumpul dan data hasil diskusi dilakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa sudah meningkat. Peneliti kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. Mengapa kurang memperhatikan siswa saat peragaan berlangsung? Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keadaan ini? Mengapa pembentukan kelompok, kelas menjadi gaduh? Mengapa banyak siswa yang belum mencapai KKM?
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan siklus II sebagai berikut: posisi tempat duduk diubah membentuk setengah lingkaran, dengan cara ini diharapkan seluruh siswa melihat peragaan; setelah peragaan di depan kelas, setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan peragaan di dalam kelompoknya.


2.         Siklus II
a.         Perencanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu, pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2011 dan pertemuan kedua pada tanggal 29 Maret 2011.
Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dalam rencana perbaikan siklus II, peneliti mencoba menyempurnakan tindakan seperti pembelajaran sebelumnya.
Sebelum melaksanakan perbaikan peneliti melakukan persiapan antara lain memeriksa RPPP. Peneliti memperbanyak kesempatan siswa dalam memperagakan membuktikan sumber energi. Tidak seperti siklus satu yang dilakukan secara klasikal, pada siklus II ini siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 anak.
Posisi tempat duduk siswa yang sebelumnya klasikal, diubah menjadi setengah lingkaran dengan tujuan agar semua siswa dapat melihat peragaan di depan kelas. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan peragaan dan pengamatan.

b.        Tindakan
Pertemuan I
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2011. Pada pertemuan pertama, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti mulai melakukan tanya-jawab sebagai berikut: “Apa yang terjadi jika tiba-tiba listrik padam?” “Gelap, Bu.” Jawab siswa serempak. “Bagus! Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitar agar kalian dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi serta dapat menunjukkan sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi.”
2)      Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus kedua pertemuan pertama ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
Peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan peragaan dengan menggunakan alat peraga kongkret setrika, kompor, matahari, baterai, senter, dan gitar, untuk membuktikan adanya sumber energi.
Tidak seperti pada siklus pertama, pada siklus kedua ini, saat melakukan peragaan posisi, siswa membentuk setengah lingkaran sehingga memungkinkan semua siswa melihat langsung. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Setelah selesai melakukan peragaan siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya.
Wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah waktu pembelajaran habis, maka kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2011. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti melakukan apersepsi dengan tanya-jawab sebagai berikut: “Apa yang kamu lakukan jika tiba-tiba listrik padam?” “Menyalakan lilin, Bu.” Jawab siswa serempak. “Bagus! Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitar agar kalian dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi serta dapat menunjukkan sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi.”
2)      Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus kedua pertemuan kedua ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa.
Peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan peragaan dengan menggunakan alat peraga kongkret setrika, kompor, matahari, baterai, senter, dan gitar, untuk membuktikan adanya sumber energi.
Tidak seperti pada siklus pertama, pada siklus kedua ini, saat melakukan peragaan posisi, siswa membentuk setengah lingkaran sehingga memungkinkan semua siswa melihat langsung. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Setelah selesai melakukan peragaan siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya.
Wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain.
Dengan bimbingan peneliti siswa menyimpulkan pembelajaran.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut. Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c.         Pengamatan
Seperti pada pertemuan siklus I, pada siklus II ini teman sejawat yang bertugas sebagai observer mulai mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran yang berlangsung 2 kali pertemuan, dengan berbekal lembar observasi yang telah disepakati bersama.
Di akhir pembelajaran observer dan peneliti memanggil beberapa siswa untuk diminta keterangannya; apakah peragaan yang dilakukan dapat mempermudah memahami materi. Dilanjutkan diskusi balikan untuk membahas kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, yang akan dijadikan dasar refleksi untuk proses perbaikan pembelajaran berikutnya.
Dari diskusi bersama diperoleh data hasil observasi sebagai berikut; pembagian kelompok berjalan lancar; peragaan di depan kelas berjalan lancar, tetapi peragaan kelompok masih terjadi keributan; waktu mengerjakan tes formatif kurang karena sebagian waktu digunakan untuk mencatat soal di papan tulis; dari 6 siswa yang diminta komentarnya, empat siswa mengatakan sangat membantu, dua siswa tidak memberi komentar apa-apa. Sesuai indikator siswa yang benar-benar telah menunjukkan kesungguhan belajar baru mencapai 30 anak. Kesimpulan menunjukkan bahwa kesungguhan belajar siswa sudah meningkat.
Proses perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kesungguhan siswa dalam belajar mengalami peningkatan dari siklus I.
Selain kesungguhan siswa dalam pembelajaran, guru juga dituntut aktif. Sesuai dengan kesepakatan bersama antara observer dan peneliti. Pada siklus II ada 12 aspek keaktifan guru yang diamati, ada satu aspek lagi yang muncul sehingga telah muncul 10 aspek dan masih ada 2 aspek yang belum muncul.
Hasil analisis data dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran IPA diperoleh hasil tes formatif sebagai berikut, dari 37 siswa ada 30 siswa yang dapat mencapai KKM atau menunjukkan ketuntasan belajar. Berarti mengalami kenaikan menjadi 81,08% siswa yang mencapai ketuntasan dan 18,92% siswa belum mencapai ketuntasan.
d.        Refleksi
Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri; mengapa masih ada siswa yang belum aktif dalam peragaan kelompok?; mengapa waktu untuk mengerjakan tes formatif menjadi kurang?; apa yang dilakukan dalam tindakan perbaikan berikutnya?
Berdasarkan refleksi, akhirnya peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan siklus III sebagai berikut: tempat duduk siswa posisinya tetap; kelompok diubah yang tadinya 7 kelompok menjadi 9 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, diharapkan dengan cara ini seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam peragaan dan kerja kelompok; soal tes tidak ditulis di papan tulis tetapi difoto copy dan dibagikan kepada siswa agar waktu mengerjakan tidak berkurang; kelompok akan dibentuk dua hari sebelum tindakan perbaikan dilakukan.

3.         Siklus III
a.         Perencanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu, pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 dan pertemuan kedua pada tanggal 12 April 2011.
Setelah mengakomodasi masukan dari siklus II, dalam rencana perbaikan siklus III, peneliti mencoba menyempurnakan tindakan seperti pembelajaran sebelumnya.
Sebelum melaksanakan perbaikan peneliti melakukan persiapan antara lain memeriksa RPPP. Peneliti memperbanyak kesempatan siswa dalam memperagakan membuktikan sumber energi. Tidak seperti siklus dua yang dilakukan dengan jumlah anggota kelompok 5-6 siswa, pada siklus II ini siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 anak.
Posisi tempat duduk siswa masih tetap setengah lingkaran dengan tujuan agar semua siswa dapat melihat peragaan di depan kelas. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan peragaan dan pengamatan.
b.        Tindakan
Pertemuan I
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan pertama siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 April 2011. Pada pertemuan pertama, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran dan menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran.
Peneliti mulai melakukan tanya-jawab sebagai berikut: “Pernahkan kalian melihat suling?” “Pernah, Bu.” Jawab siswa serempak. “bagaimana caranya Supaya suling berbunyi?” “Ditiup, Bu.” “Bagus! Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitar agar kalian dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi serta dapat menunjukkan sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi.”
2)      Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus ketiga pertemuan pertama ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
Peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan peragaan dengan menggunakan alat peraga kongkret setrika, kompor, matahari, baterai, senter, dan gitar, untuk membuktikan adanya sumber energi.
Tidak seperti pada siklus kedua, pada siklus ketiga ini, saat melakukan peragaan posisi, siswa membentuk setengah lingkaran sehingga memungkinkan semua siswa melihat langsung. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Setelah selesai melakukan peragaan siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya.
Wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain.
Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi pembelajaran.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Setelah waktu pembelajaran habis, maka kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II
1)      Kegiatan Awal
Pertemuan kedua siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti melakukan apersepsi dengan tanya-jawab sebagai berikut: “Mengapa gitar bisa berbunyi?” “Karena dipetik, Bu.” Jawab siswa serempak. “Bagus! Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitar agar kalian dapat mencari contoh alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi serta dapat menunjukkan sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas, cahaya, dan bunyi.”
2)      Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus ketiga pertemuan kedua ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
Peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan peragaan dengan menggunakan alat peraga kongkret setrika, kompor, matahari, baterai, senter, dan gitar, untuk membuktikan adanya sumber energi. Tidak seperti pada siklus kedua, pada siklus ketiga ini, saat melakukan peragaan posisi, siswa membentuk setengah lingkaran sehingga memungkinkan semua siswa melihat langsung. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setelah selesai melakukan peragaan siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya.
Wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain. Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi pembelajaran.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan. Siswa mengerjakan tes formatif, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut. Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c.         Pengamatan
Dengan berbekal lembar observasi, observer mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran. Setelah selesai pembelajaran, peneliti bertanya kepada siswa, apakah peragaan mempermudah memahami materi? Peneliti dan observer berdiskusi balikan untuk membahas kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran. Hal ini akan dijadikan dasar refleksi untuk proses perbaikan pembelajaran berikutnya.
Pada proses siklus III kesungguhan siswa mengalami peningkatan, hanya ada 2 siswa yang masih belum bersungguh-sungguh dalam belajar. Pada siklus III ada 12 aspek keaktifan guru yang diamati. Dari 12 aspek tersebut semuanya telah muncul, itu berarti guru telah 100% aktif dalam proses pembelajaran. Pada siklus III diperoleh hasil tes formatif sebagai berikut, dari 37 siswa ada 35 anak (94,59%) yang telah mencapai KKM atau ketuntasan belajar. Berarti hanya ada 2 siswa (5,41%) yang belum mencapai ketuntasan.
d.        Refleksi
Dari diskusi balikan diperoleh data hasil observasi antara lain; pembelajaran berlangsung kondusif dan interaktif.
Siswa terlihat senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas dari guru; jumlah siswa yang tuntas melebihi kriteria yang ditetapkan; sesuai indikator yang ditentukan, siswa yang benar-benar bersungguh-sungguh belajar berjumlah 37 anak. Berarti hanya 2 dari 37 siswa yang kurang menunjukkan kesungguhan belajar.
Dari 6 siswa yang diminta komentarnya, seluruhnya mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga kongkret sangat membantu mereka mempermudah memahami materi.
Dari hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa PTK yang dilakukan telah berhasil. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir pada siklus III.

  1. Hasil Penelitian
1.         Siklus I
a.         Perencanaan
Data yang diperoleh berupa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan, seperangkat instrumen yang akan digunakan  untuk pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS).
b.        Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1   Nilai Tes Formatif Siklus I

No comments:

Post a Comment

Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660