Proposal PTK SD
Penjas Lompat Tinggi SD Kelas IV - UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERUPA KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI
SISWA PADA PEMBELAJARN LOMPAT TINGGI MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA KARET PADA SISWA KELAS IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Keberanian, kesenangan, dan rasa percaya diri adalah
salah satu syarat untuk keberhasilan pembelajaran. Dalam pembelajaran lompat
tinggi, agar hasilnya optimal, guru perlu meningkatkan keberanian, kesenangan,
dan rasa percaya diri siswa. Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki
keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang
olahraga lompat tinggi, seperti yang terjadi pada pembelajaran lompat tinggi di
kelas IV SD. Dalam pre tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 70%
siswa belum mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran lompat tinggi mengalami masalah yang harus dicari
solusinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu diadakan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media karet untuk
menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran lompat
tinggi siswa. Diharapkan dengan penggunaan media karet, siswa akan lebih
konsentrasi pada lompatan dibandingkan dengan menggunakan media standar pada
lompat tinggi, sehingga akan terhindar dari rasa takut, timbul kesenangan dan
rasa percaya diri yang menuju pada perubahan dan perbaikan sesuai yang
diharapkan.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana
tersebut di atas, masalah yang berkenaan dengan menumbuhkan keberanian,
kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan
metode belajar dapat meningkatkan, menumbuhkan keberanian, kesenangan dan
percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi?
2. Apakah
penampilan, gaya bicara seorang guru dapat memberikan motivasi yang bisa
menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat
tinggi?
3. Apakah
penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi?
4. Apakah
intensitas latihan dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam
pembelajaran lompat tinggi?
C. Pembatasan
dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana tersebut
di atas, banyak faktor yang dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan
percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi, namun karena keterbatasan waktu
dan tenaga, dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah penggunaan media
karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam
pembelajaran lompat tinggi siswa.
Sesuai dengan pembatasan masalah tersebut di atas,
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya
diri dalam pembelajaran lompat tinggi secara efektif di kelas IV SD?
2. Apakah
penggunaan media karet akan mendapatkan hasil yang baik untuk menumbuhkan
keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di
kelas IV SD?
3. Apakah media
karet dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menumbuhkan keberanian,
kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD?
D. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang
dibahas dalam penelitian tindakan ini maka tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Menerapkan
metode pembelajaran yang disenangi siswa, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Meningkatkan
keberanian, kesenangan dan rasa percaya diri siswa.
3. Meminimalkan
kesulitan belajar melalui penggunaan media pembelajaran yang disenangi siswa
dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
4. Memperkenalkan
media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam
pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD.
E. Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam pengunaan
media karet dalam pembelajaran lompat tinggi adalah sebagai berikut:
1.
Bagi guru
Bermanfaat
untuk mempermudah dalam meningkatkan minat belajar khususnya dalam pelajaran
olahraga di SD dan lebih berpariatif dalam menggunakan media pembelajaran.
2.
Bagi siswa
Bermanfaat bagi
siswa yang kurang menyenangi dan kesulitan dalam melakukan olahraga lompat
tinggi yang manggunakan alat yang sebenarnya (standar).
3.
Bagi sekolah
a.
Dapat dijadikan acuan dan memotivasi guru lain yang
belum melaksanakan tindakan kelas.
b.
Dapat dijadikan program tindak lanjut dalam
meningkatkan prestasi siswa dengan biaya yang murah dan mudah didapat.
c.
Dapat dijadikan motifasi guru bidang lain dalam
menciptakan media pembelajaran yang berfariatif untuk meningkatkan minat
belajar dan prestasi siswa guru dan sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Ketepatan
penggunaan media pembelajaran dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat dan
bakat siswa untuk menerima pelajaran dan tidak membosankan dalam mengikuti
pelajaran olahraga di lapangan. Sebagai penggunaan media karet untuk
menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri, siswa diarahkan secara
beragam dan bertahap untuk lebih mampu menghadapi setiap rintangan mulai dari
terendah sampai standar tertinggi.
Pada periode
umur 9-11 tahun dalam periode ini pertumbuhannya lancar, otot-otot tumbuh cepat
dan butuh latihan, postur tubuh cenderung belum bagus, karena itu memerlukan
latihan-latihan pembentukan tubuh. Usia SD 9-11 tahun, penuh energi tetapi
mudah lelah timbul minat untuk mahir dalam suatu keterampilan fisik tertentu
dan permainan-permainan yang terorganisir tetapi belum siap untuk mengerti
peraturan yang rumit, rentang perhatian lebih mana. Usia SD 9-11 tahun
menyenangi aktifitas yang dramatis, kreatif, imajinatif, ritmis, minat
berprestasi individu, kompetitif, punya idola, ini saat yang baik untuk
mendidik moral dan prilaku sosial yang baik. “Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga Usia Dini”. (DEPDIKNAS, Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak SD Jakarta 2003).
B. Pembelajaran
Beberapa teori
yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan minat
belajar siswa yang sesuai dengan usia dan psikologi gerak.
1. Waharsono
(2003)
Perkembangan dan belajar gerak Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
2. Sajoto (2003)
Bio mekanika, kondisi fisik sekolah biasa, Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
3. Gagne (1985:67)
Pembelajaran dapat dibagi ke dalam lima bagian, yaitu Intelectual skill, cognitive strategy, motor
skill, dan attitude. Gagne
menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal dan suatu
pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dengan
demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan
mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat diterima.
4. John Dewey
“Learning by
doing” didukung oleh Rouseau, Pestalozi, Frobel dan Montesory, mengemukakan bahwa
aktivitas siswa dalam proses belajar adalah aktivitas jasmani maupun mental
yang digolongkan dalam 5 hal, yaitu:
a.
Aktivitas Visual, seperti membaca, menulis, melakukan
eksperimen dan demonstrasi.
b.
Aktivitas Lisan (Oral
Activitis), seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi
menyanyi.
c.
Aktivitas Gerak (Motoric
Actifitis), seperti senam, atletik, menari dan melukis.
d.
Aktivitas Mendengarkan (Listening Activities) mendengakan penjelasan guru dan ceramah.
e.
Aktivitas Menulis (Writen
Activities) seperti mengarang, membuat makalah.
C. Keberanian
Keberanian
berasal dari kata berani, yaitu sifat batin (hati) yang tak takut menghadapi
bahaya (kesulitan, kesulitan dsb) tidak penakut misalnya orang tidak akan
mundur mengahadapi rintangan sesulit apapun. (Kamus B. Indonesia WJS.
Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984), dari pendapat tersebut, dapat
penulis simpulkan bahwa keberanian adalah sifat batin yang dimiliki seseorang
yang tidakgentar atau mundur dalam menghadapi rintangan sesulit apapun.
D. Kesenangan
Kesenangan
berasal dari kata senang yang artinya merasa puas, lega, tidak susah, tidak
kecewa. Kesenangan adalah kepuasan hati, kelegaan, kesukaan, keenakan,
kenyamanan, kebahagiaan hidup. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN.
BALAI PUSTAKA Jakarta 1984), dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesenangan adalah keadaan hati seseorang yang merasa puas, nyaman, tidak
tertekan dalam melakukan apapun.
E. Percaya Diri
Percaya adalah perasaan
menganggap, mengakui, yakin. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI
PUSTAKA Jakarta 1984). Diri adalah orang seseorang, nama (peng) ganti aku orang
benda. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984),
dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah keyakinan
yang tumbuh dari diri sendiri akan kekuatan atau kemampuan yang ada pada diri
sendiri.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
adalah jenis Penelitaian Tindakan Kelas (PTK) yang membahas masalah penggunaan
media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam
pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD.
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Ada dua
variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel
kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan alat lompatan
standar yang biasa dipakai untuk lomba.
2. Variabel
kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan media karet.
Prosedur
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan tindakan observasi dan refleksi.
Pengambilan
data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan
angket untuk data kualitatif dan penilaian hasil tes pembelajaran siswa sebagai
data kuantitatif.
Untuk keperluan
analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan dua kali penilaian terhadap materi olahraga (lompat
tinggi).
Dalam
prakteknya, penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu:
1. Merumuskan
masalah dan merencanakan tindakan.
2. Melaksanakan
tindakan (getting)
3. Pengamatan
4. Merepleksikan
hasil pengamatan.
Prosedur
penelitian ini adalah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas sering disebut dengan siklus. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan Suharsisi, Suhardjono dan Supardi (2006:16).
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan mencakup (1) identifikasi masalah
(2) analisis peyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan
(aksi) sebagai pemecahan masalah. Untuk keperluan identifikasi masalah dalam
penelitian tindakan kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh
guru pada saat melaksanakan tugas, sebagai contoh setelah diberikan tugas awal
diperoleh data bahwa, sebagian besar siswa (70%) tidak mampu melakukan lompatan
setinggi 70 cm dalam pembelajaran lompat tinggi. Tingkat kemampuan siswa
terhadap keberanian, kesenangan dan percaya diri (75%) siswa belum mencapai
batas ketuntasan. Masalah-masalah pembelajaran di lapangan seperti inilah yang
bisa digolongkan sebagai masalah nyata karena didukung dengan data yang
betul-betul dapat dipertanggung jawabkan.
2. Tindakan (Acting)
Untuk menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih, perlu
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.
Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai
landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
b.
Apakah alternative tidakan (aksi) yang dipilih
dipercayai dapat menjawab permasalahan yang muncul?
c.
Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan dalam bentuk
langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di lapangan?
d.
Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat
dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam
kegiatan pembelajaran di lapangan yang diteliti?
Jawaban dari seluruh pertanyaan di atas adalah
hipotesis tindakan yakni alternatif tindakan yang dipandang paling tepat atau
dipercaya oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Setelah ditetapkan bentuk tindakan. yang dipilih sesuai dengan rencana
pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan dalam
proses pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh
guru.
3. Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif
tentang pengembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang
dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun melalui
pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Pengambilan data harus bersifat
keseluruhan data, tidak haya menggunakan satu instrumen saja. Kegiatan
pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara:
a.
Observasi atau pengamatan (nontes), bagaimana anak
mempersiapkan alat dan bahan? dan bagaimana mengunakan alat? serta bagaimana
sikap anak ketika mengejarkan tugasya?
b.
Wawancara (nontes) dengan beberapa orang anak yang
berbeda tingkat penguasaan pada pelajaran lompat tinggi dilakukan secara lisan.
c.
Angket (nontes) sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa secara tertulis yang berguna untuk mengungkapkan tanggapan balik
siswa dan dampak dari aktifitas tindakan selama proses pembelajaran
berlangsung.
d.
Dokumentasi (nontes) gambar atau foto proses belajar
mengajar.
e.
Nilai ulangan (nontes) penelitian hasil tugas yang
dilakukan guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan
dengan observasi ini adalah:
a.
Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam
rangka implementasi tindakan perbaikan.
b.
Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambarkan
pada perilaku siswa dan guru secara terukur.
c.
Kesesuaian prosedur pengambilan data.
d.
Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan evaluasi yang
dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan lapangan. Refleksi
dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di
lapangan. Penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari
pengaruh tindakan yang telah dirancang pada kegiatan refleksi ini juga ditelaah
aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu
memperbaikan masalah secara bermakna.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi
hasil perlakukan tindakan pada siklus pertama maka akan ditentukan oleh
peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah
mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan
menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena
masalahnya telah terpecahkan. Misalnya target yang telah ditetapkan anak harus
mendapat nilai 70 ternyata hasil pada siklus 1 baru mencapai 60 maka perlu
dilakukan tindakan perbaikan siklus II.
Metode penelitian yang dilaksanakan di SD
kelas IV ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi.
Dalam hal ini untuk memudahkan penulisan secara rinci
penulis akan menetapkan pokok-pokok rencana kegiatan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
a.
Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam
PBM
b.
Menentukan pokok bahasan
c.
Mengembangkan skenario pembelajaran
d.
Menyusun lembar pengamat
e.
Menyiapkan sumber belajar
f.
Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Tindakan
Menerapkan
tindakan yang mengacu dalam skenario yang direncanakan dalam lembar pengamatan
dan RPP lembar penilaian.
3. Pengamatan
Melakukan
pengamatan pada waktu PBM berlangsung dengan menggunakan alat ukur berupa
lembar pengamatan dan evaluasi (daftar nilai)
4. Refleksi
Melakukan
evaluasi tindakan telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu
dari setiap macam tindakan. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Mencatat
masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di lapangan. Merencanakan
program tindakan yang akan diambil (dilakukan) dalam proses pembelajaran
berikutya.
2. Tindakan
Melaksanakan
alternatif tindakan pembelajaran yang mengacu pada RPP dan lembar pengamatan.
3. Pengamatan
Mengolah data
hasil pengamatan dalam pembelajaran di lapangan.
4. Refleksi
Melakukan
evaluasi dari hasil tindakan dari pengamatan proses pembelajaran.
No comments:
Post a Comment
Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660