Thursday, September 12, 2013

Proposal PTK SD Penjas Lompat Tinggi SD Kelas IV



Proposal PTK SD Penjas Lompat Tinggi SD Kelas IV - UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERUPA KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI SISWA PADA PEMBELAJARN LOMPAT TINGGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARET PADA SISWA KELAS IV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberanian, kesenangan, dan rasa percaya diri adalah salah satu syarat untuk keberhasilan pembelajaran. Dalam pembelajaran lompat tinggi, agar hasilnya optimal, guru perlu meningkatkan keberanian, kesenangan, dan rasa percaya diri siswa. Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga lompat tinggi, seperti yang terjadi pada pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD. Dalam  pre tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 70% siswa belum mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran lompat tinggi mengalami masalah yang harus dicari solusinya.


Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu diadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi siswa. Diharapkan dengan penggunaan media karet, siswa akan lebih konsentrasi pada lompatan dibandingkan dengan menggunakan media standar pada lompat tinggi, sehingga akan terhindar dari rasa takut, timbul kesenangan dan rasa percaya diri yang menuju pada perubahan dan perbaikan sesuai yang diharapkan.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, masalah yang berkenaan dengan menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.      Apakah penggunaan metode belajar dapat meningkatkan, menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi?
2.      Apakah penampilan, gaya bicara seorang guru dapat memberikan motivasi yang bisa menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi?
3.      Apakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi?
4.      Apakah intensitas latihan dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana tersebut di atas, banyak faktor yang dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi, namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi siswa.

Sesuai dengan pembatasan masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah penggunaan media karet dapat menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi secara efektif di kelas IV SD?
2.      Apakah penggunaan media karet akan mendapatkan hasil yang baik untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD?
3.      Apakah media karet dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian tindakan ini maka tujuan yang hendak dicapai adalah:
1.      Menerapkan metode pembelajaran yang disenangi siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.      Meningkatkan keberanian, kesenangan dan rasa percaya diri siswa.
3.      Meminimalkan kesulitan belajar melalui penggunaan media pembelajaran yang disenangi siswa dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
4.      Memperkenalkan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam pengunaan media karet dalam pembelajaran lompat tinggi adalah sebagai berikut:
1.      Bagi guru
Bermanfaat untuk mempermudah dalam meningkatkan minat belajar khususnya dalam pelajaran olahraga di SD dan lebih berpariatif dalam menggunakan media pembelajaran.
2.      Bagi siswa
Bermanfaat bagi siswa yang kurang menyenangi dan kesulitan dalam melakukan olahraga lompat tinggi yang manggunakan alat yang sebenarnya (standar).
3.      Bagi sekolah
a.       Dapat dijadikan acuan dan memotivasi guru lain yang belum melaksanakan tindakan kelas.
b.      Dapat dijadikan program tindak lanjut dalam meningkatkan prestasi siswa dengan biaya yang murah dan mudah didapat.
c.       Dapat dijadikan motifasi guru bidang lain dalam menciptakan media pembelajaran yang berfariatif untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa guru dan sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Media Pembelajaran
Ketepatan penggunaan media pembelajaran dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat dan bakat siswa untuk menerima pelajaran dan tidak membosankan dalam mengikuti pelajaran olahraga di lapangan. Sebagai penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri, siswa diarahkan secara beragam dan bertahap untuk lebih mampu menghadapi setiap rintangan mulai dari terendah sampai standar tertinggi.
Pada periode umur 9-11 tahun dalam periode ini pertumbuhannya lancar, otot-otot tumbuh cepat dan butuh latihan, postur tubuh cenderung belum bagus, karena itu memerlukan latihan-latihan pembentukan tubuh. Usia SD 9-11 tahun, penuh energi tetapi mudah lelah timbul minat untuk mahir dalam suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan-permainan yang terorganisir tetapi belum siap untuk mengerti peraturan yang rumit, rentang perhatian lebih mana. Usia SD 9-11 tahun menyenangi aktifitas yang dramatis, kreatif, imajinatif, ritmis, minat berprestasi individu, kompetitif, punya idola, ini saat yang baik untuk mendidik moral dan prilaku sosial yang baik. “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini”. (DEPDIKNAS, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak SD Jakarta 2003).

B.     Pembelajaran

Beberapa teori yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa yang sesuai dengan usia dan psikologi gerak.
1.      Waharsono (2003)
Perkembangan dan belajar gerak Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
2.      Sajoto (2003)
Bio mekanika, kondisi fisik sekolah biasa, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
3.      Gagne (1985:67)
Pembelajaran dapat dibagi ke dalam lima bagian, yaitu Intelectual skill, cognitive strategy, motor skill, dan attitude. Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal dan suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat diterima.
4.      John Dewey
“Learning by doing” didukung oleh Rouseau, Pestalozi, Frobel dan Montesory, mengemukakan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar adalah aktivitas jasmani maupun mental yang digolongkan dalam 5 hal, yaitu:
a.       Aktivitas Visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi.
b.      Aktivitas Lisan (Oral Activitis), seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi menyanyi.
c.       Aktivitas Gerak (Motoric Actifitis), seperti senam, atletik, menari dan melukis.
d.      Aktivitas Mendengarkan (Listening Activities) mendengakan penjelasan guru dan ceramah.
e.       Aktivitas Menulis (Writen Activities) seperti mengarang, membuat makalah.

C.    Keberanian
Keberanian berasal dari kata berani, yaitu sifat batin (hati) yang tak takut menghadapi bahaya (kesulitan, kesulitan dsb) tidak penakut misalnya orang tidak akan mundur mengahadapi rintangan sesulit apapun. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984), dari pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa keberanian adalah sifat batin yang dimiliki seseorang yang tidakgentar atau mundur dalam menghadapi rintangan sesulit apapun.

D.    Kesenangan
Kesenangan berasal dari kata senang yang artinya merasa puas, lega, tidak susah, tidak kecewa. Kesenangan adalah kepuasan hati, kelegaan, kesukaan, keenakan, kenyamanan, kebahagiaan hidup. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984), dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenangan adalah keadaan hati seseorang yang merasa puas, nyaman, tidak tertekan dalam melakukan apapun.

E.     Percaya Diri
Percaya adalah perasaan menganggap, mengakui, yakin. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984). Diri adalah orang seseorang, nama (peng) ganti aku orang benda. (Kamus B. Indonesia WJS. Poerwadarminta PN. BALAI PUSTAKA Jakarta 1984), dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah keyakinan yang tumbuh dari diri sendiri akan kekuatan atau kemampuan yang ada pada diri sendiri.

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis Penelitaian Tindakan Kelas (PTK) yang membahas masalah penggunaan media karet untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas IV SD.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Ada dua variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu:
1.      Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan alat lompatan standar yang biasa dipakai untuk lomba.
2.      Variabel kemampuan siswa melewati rintangan (lompatan) dengan menggunakan media karet.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan tindakan observasi dan refleksi.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan angket untuk data kualitatif dan penilaian hasil tes pembelajaran siswa sebagai data kuantitatif.
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan dua kali penilaian terhadap materi olahraga (lompat tinggi).
Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu:
1.      Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.
2.      Melaksanakan tindakan (getting)
3.      Pengamatan
4.      Merepleksikan hasil pengamatan.
Prosedur penelitian ini adalah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan siklus. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Suharsisi, Suhardjono dan Supardi (2006:16).

1.      Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan mencakup (1) identifikasi masalah (2) analisis peyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Untuk keperluan identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas, sebagai contoh setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa, sebagian besar siswa (70%) tidak mampu melakukan lompatan setinggi 70 cm dalam pembelajaran lompat tinggi. Tingkat kemampuan siswa terhadap keberanian, kesenangan dan percaya diri (75%) siswa belum mencapai batas ketuntasan. Masalah-masalah pembelajaran di lapangan seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah nyata karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggung jawabkan.

2.      Tindakan (Acting)
Untuk menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih, perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.       Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
b.      Apakah alternative tidakan (aksi) yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalahan yang muncul?
c.       Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan dalam bentuk langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di lapangan?
d.      Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di lapangan yang diteliti?
Jawaban dari seluruh pertanyaan di atas adalah hipotesis tindakan yakni alternatif tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercaya oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk tindakan. yang dipilih sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru.

3.      Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang pengembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Pengambilan data harus bersifat keseluruhan data, tidak haya menggunakan satu instrumen saja. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara:
a.       Observasi atau pengamatan (nontes), bagaimana anak mempersiapkan alat dan bahan? dan bagaimana mengunakan alat? serta bagaimana sikap anak ketika mengejarkan tugasya?
b.      Wawancara (nontes) dengan beberapa orang anak yang berbeda tingkat penguasaan pada pelajaran lompat tinggi dilakukan secara lisan.
c.       Angket (nontes) sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis yang berguna untuk mengungkapkan tanggapan balik siswa dan dampak dari aktifitas tindakan selama proses pembelajaran berlangsung.
d.      Dokumentasi (nontes) gambar atau foto proses belajar mengajar.
e.       Nilai ulangan (nontes) penelitian hasil tugas yang dilakukan guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi ini adalah:
a.       Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan perbaikan.
b.      Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambarkan pada perilaku siswa dan guru secara terukur.
c.       Kesesuaian prosedur pengambilan data.
d.      Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.

4.      Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan lapangan. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di lapangan. Penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang telah dirancang pada kegiatan refleksi ini juga ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaikan masalah secara bermakna.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil perlakukan tindakan pada siklus pertama maka akan ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya telah terpecahkan. Misalnya target yang telah ditetapkan anak harus mendapat nilai 70 ternyata hasil pada siklus 1 baru mencapai 60 maka perlu dilakukan tindakan perbaikan siklus II.
Metode penelitian yang dilaksanakan di SD kelas IV ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Dalam hal ini untuk memudahkan penulisan secara rinci penulis akan menetapkan pokok-pokok rencana kegiatan sebagai berikut:

Siklus I
1.      Perencanaan
a.       Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam PBM
b.      Menentukan pokok bahasan
c.       Mengembangkan skenario pembelajaran
d.      Menyusun lembar pengamat
e.       Menyiapkan sumber belajar
f.       Mengembangkan format observasi pembelajaran
2.      Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu dalam skenario yang direncanakan dalam lembar pengamatan dan RPP lembar penilaian.
3.      Pengamatan
Melakukan pengamatan pada waktu PBM berlangsung dengan menggunakan alat ukur berupa lembar pengamatan dan evaluasi (daftar nilai)
4.      Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II
1.      Perencanaan
Mencatat masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di lapangan. Merencanakan program tindakan yang akan diambil (dilakukan) dalam proses pembelajaran berikutya.
2.      Tindakan
Melaksanakan alternatif tindakan pembelajaran yang mengacu pada RPP dan lembar pengamatan.
3.      Pengamatan
Mengolah data hasil pengamatan dalam pembelajaran di lapangan.
4.      Refleksi
Melakukan evaluasi dari hasil tindakan dari pengamatan proses pembelajaran.

No comments:

Post a Comment

Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660