Contoh Proposal PTK Penjas Kelas 5 V lima Bola Voli Metode Tutor Sebaya - Berikut ini contoh proposal PTK bagi para pengunjung yang sedang mencari artikel guna keperluan pembuatan proposal PTK untuk Skripsi, Kenaikan Pangkat PNS, ataupun PLPG PNS.
Biasanya Guru merasa kesulitan pada langkah awal dalam menentukan judul PTK maupun proposal PTK, mungkin dengan artikel ini dapat membantu para pengunjung yang budiman
Judul Proposal PTK:
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS
BOLA VOLI MINI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA
SISWA KELAS V SD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Permainan
dan olahraga pendidikan jasmani meliputi olahraga
tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola
voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas
lainnya, olahraga
tradisionaldan aktivitas luar kelas. Dalam pendidikan jasmani permainan
merupakan olahraga yang paling digemari siswa, salah satu di
antaranya adalah permainan bola
voli mini.
Pelaksanaan
proses pembelajaran permainan bola voli mini di SD masih banyak ditemukan masalah di antaranya adalah kurangnya
penguasaan teknik passing atas. Siswa kelas V dalam melakukan passing atas masih merasa takut terhadap bola.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan
menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar teknik passing atas bola voli. Selama ini teknik yang diberikan guru pendidikan jasmani
dalam mengajar passing atas masih
sulit dipelajari oleh siswa, akibatnya siswa kurang terampil dalam melakukan passing atas bola voli.
Terbukti dari hasil evaluasi, baru 42% siswa yang telah dapat melakukan teknik passing atas dengan baik dan benar dan
sisanya 58% siswa masih belum menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar.
Kondisi
demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa.
Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan
keluarnya.
Berdasarkan
pengamatan diketahui adanya beberapa masalah yang menyebabkan kurangnya
penguasaan teknik passing atas siswa.
Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
1. Kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik passing atas.
2. Rendahnya
kemampuan dan keberanian siswa dalam melakukan teknik passing atas.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat
disimpulkan beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
1. Guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran
yang dilaksanakan.
2. Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti akan menggunakan
metode pembelajaran yang dapat membantu siswa kelas V SD untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar,
yaitu metode tutor sebaya. Selama
ini metode tutor sebaya belum pernah digunakan dalam pembelajaran Bola voli mini di SD.
Alasan
penggunaan metode bantuan tutor sebaya sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto,
yaitu bahwa:
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang
mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2. Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat
konsep yang sedang dibahas
3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri
memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal
perasaan sosial.
Penggunaan metode tutor sebaya diharapkan dapat
meningkatkan penguasaan siswa terhadap teknik passing atas, seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, bahwa tutor sebaya adalah siswa yang
ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar,
karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan
siswa.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli mini
siswa kelas V SD?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas siswa
kelas V SD melalui
bantuan tutor sebaya.
D.
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah hasil belajar passing atas siswa kelas V SD meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1.
Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Suharsimi
(1993: 19) adalah suatu proses yang terjadi
karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang
idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang
bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan
latihan dan atau pengalaman.
2.
Hasil Belajar
a.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono
Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang
ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka
yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Sudjana
(Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di
atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai
macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan
sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor
yang datang dari luar siswa.
1)
Faktor dari Dalam Diri Siswa
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19)
mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa
dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap
perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi
fisik dan psikis.
2)
Faktor dari Luar Siswa
Salah satu faktor luar siswa
yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang
dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak
diperlukan agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Pengertian Bola Voli Mini
a.
Bola Voli
Bola voli menurut
Wikipedia Indonesia (2012) adalah Olahraga permainan yang dimainkan oleh dua
tim berlawanan yang masing-masing tim terdiri dari enam pemain.
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-masing regu
dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang dalam suatu
lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan
oleh net atau jaring (Viera, 2000: 2).
b.
Bola Voli Mini
Permainan bola voli mini merupakan
pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar. Jumlah pemain
yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang cadangan dan
pertandingan 2 set kemenangan (PP.PBVSI, 1995: 73).
Lapangan Bola voli mini berukuran panjang 12 meter, lebar 6 meter, tinggi net putra
2,10 meter, putri 2 meter, dan bola yang digunakan nomor 4 dengan berat 230-250
gram (Tim Bina Karya
Guru, 2004: 18).
4.
Pengertian Passing Atas
Passing atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan bola
atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari
atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala (Aip
Syarifuddin, 1997: 69).
Menurut M.
Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono
(1994: 54) menyatakan, passing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang
dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu
tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Passing atas yang baik akan sangat mempengaruhi di dalam
pertandingan, tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi
dibandingkan pada pertandingan yang lebih rendah.
Menurut Engkos
Kosasih, (1985: 109), dalam melakukan passing
atas harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a.
Konsentrasi untuk melakukan passing atas.
b.
Berlatih dan menyesuaikan diri untuk menguasai bola.
c.
Lihat dan pelajari di mana tempat menempatkan bola yang
tepat.
d.
Ketahui posisi lemah regu lawan.
Passing atas adalah upaya menerima dan mengoper bola dengan kedua tangan
dari atas depan kepala (Dadan Heryana, 2010: 74).
Untuk dapat melakukan passing
atas dengan baik dan benar harus mengikuti latihan dengan serius. Cara
melakukan latihan passing atas adalah
sebagai berikut:
a.
Latihan Pertama
1)
Berdiri
tegak kedua kaki dibuka selebar bahu.
2)
Kemudian
lambungkan bola dan menangkap kembali.
3)
Jari-jari
tangan membentuk sikap passing atas.
4)
Tahap
pertama dilakukan di tempat.
5)
Tahap
kedua sambil berjalan.
6)
Tahap
ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7)
Tahap
keempat dilakukan sambil berjalan.
Gambar 2.1 Rangkaian latihan
pertama
b.
Latihan Kedua
1)
Berdiri
tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu.
2)
Lakukan passing atas yang dilambungkan teman
(berpasangan).
3)
Sambil
berjalan, mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.
Gambar 2.2 Rangkaian Latihan Kedua
c.
Latihan Ketiga
1)
Posisi awal sikap
duduk.
2)
Lakukan passing atas sambil duduk.
3)
Bola
terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku.
4)
Lanjutkan
dari atas meja.
Gambar
2.3 Rangkaian Latihan Ketiga
d.
Latihan Keempat
1)
Berdiri tegak, saling
berhadapan.
2)
Lakukan
passing atas berpasangan dan berhadapan.
3)
Bola
disentuh dua kali sentuhan.
4)
Lakukan
latihan secara berulang-ulang.
5)
Latihan
keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang
Gambar 2.4 Rangkaian Latihan Keempat
e.
Latihan Kelima
1)
Berdiri tegak, saling
berhadapan.
2)
Lakukan
passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
3)
Lakukan
latihan secara berulang-ulang.
Gambar 2.5 Rangkaian Latihan Kelima
f.
Latihan Keenam
1)
Berkelompok bermain bola voli
menggunakan lapangan kecil.
2)
Bermain menggunakan passing atas.
3)
Satu kelompok terdiri dari 3
sampai 4 orang pemain.
Gambar 2.6 Rangkaian Latihan
Keenam
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa passing atas adalah teknik menerima dan
mengoper bola dengan jari-jari kedua tangan dari atas depan kepala untuk memainkan bola yang dilakukan oleh seorang
pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau
kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
5.
Pengertian Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah siswa yang
ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar,
karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan
siswa (Abu Ahmadi
dan Widodo Supriyono, 2004).
Nasution (1992) berpendapat bahwa
tutor, adalah orang yang dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak
dan Warji (1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar
diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan
dia.
Berdasarkan teori-teori
di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan
siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan
kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi.
B.
Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek
tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan bantuan tutor
sebaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir
penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Guru belum menggunakan bantuan tutor sebaya
|
Kondisi awal
|
Hasil belajar passing atas rendah
|
Tindakan
|
Guru menggunakan bantuan tutor sebaya
|
Siklus I
Menggunakan bantuan
tutor sebaya 1 orang
|
Siklus II
Menggunakan bantuan
tutor sebaya 2 orang
|
Tindakan
|
Hasil belajar passing atas
meningkat
|
Gambar 2.7 Bagan Kerangka
Berpikir
C.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan bantuan
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tentang bola voli mini teknik passing atas.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian
ini adalah “bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli
mini siswa kelas V SD .
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Penelitian
No
|
Uraian Kegiatan
|
Bulan Ke
|
||||||||||||
Oktober
|
Nopember
|
Desember
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Observasi kelas yang akan diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Penyusunan proposal dan RPP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pelaksanaan tindakan siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Pelaksanaan tindakan siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penyusunan laporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD. Keseluruhan
siswa kelas V SD dijadikan subyek penelitian. Jumlah
subyek dalam penelitian yaitu 26 orang yang atas: 16
orang berjenis laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan.
C.
Data dan Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1.
Data
Hasil belajar pasing atas, diperoleh dari siswa;
2.
Data
Aktivitas guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3.
Data
Keaktivan siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4.
Data
Pelaksanaan KBM dengan bantuan tutor sebaya, diperoleh dari peristiwa selama
KBM berlangsung.
D.
Pengumpulan Data
Data yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut akan dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan
pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus
terakhir), setelah tindakan selesai.
E.
Uji Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga
dalam rencana penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis
yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.
Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi
sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana
dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian
pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih,
benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan
triangulasi, yaitu:
- Hasil belajar passing atas bola voli mini dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Nilai hasil belajar passing atas bola voli mini sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
- RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
- Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.
F.
Analisis Data
Data yang akan dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai
ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai
perbandingan). Analisis data akan dilakukan secara deskriptif komparatif yang
bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan
perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
G.
Indikator Kinerja Penelitian
Indikator keberhasilan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil pembelajaran passing atas melalui metode tutor sebaya yang dapat dilihat pada
perolehan nilai siswa kelas V secara individual yang didasarkan pada Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan didukung dengan perolehan nilai
ketuntasan secara klasikal yaitu 75%
H.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan akan terdiri dari 2 siklus, langkah-langkah dalam siklus
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1)
rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
Refleksi
|
SIKLUS
I
|
SIKLUS
II
|
Pelaksanaan
|
Pengamatan
|
?
|
Refleksi
|
Gambar 3.1. Daur Penelitian Tindakan Kelas
Secara terperinci
prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1.
Rancangan Siklus 1
a.
Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang
perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
1)
Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran
2)
Menyusun
lembar observasi.
3)
Menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan.
4)
Memilih
3
siswa yang dijadikan tutor yang berprestasi akademik, mempunyai kemampuan
pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan merespon
permasalahan, memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok. Dalam
setiap kelompok
terdapat satu siswa sebagai seorang tutor.
5)
Menyusun
alat evaluasi untuk mengukur seberapa
jauh penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
yang telah dibuat meliputi :
1)
Guru
memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan passing atas sebelum
menggunakan metode tutur sebaya.
2)
Guru
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3)
Guru
membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4)
Guru
memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan
dan dibuat kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada
1 anak yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan passing atas yang bertugas sebagai tutor
teman sebaya.
5)
Guru
memberikan penghargaan bagi peserta didik
yang melakukan gerakan passing atas dengan benar.
c.
Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara
kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses pembelajaran.
Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan
mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan
pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi,
masukan dari teman (critical friends), guru Penjas yang bersangkutan, dan
kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan yang
telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan
kelas, dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.
2.
Rancangan Siklus II
a.
Perencanaan/Persiapan
Rencana tindakan untuk siklus 2
didasari dari pelaksanaan siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus I terdapat
beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2 perlu disusun
skenario pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Siklus II, setiap kelompok ada 2 anak yang
menjadi tutor sebaya. Pada siklus II lebih ditekankan pada fungsi
sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi
materi tersendiri yaitu dengan memberikan pemantapan
materi dan arahan-arahan bagaimana cara atau tehnik penyampaian materi pada
temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama
kegiatan pokok berlangsung. Dengan ini tutor sebaya akan merasa bangga
atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantun
memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya
atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar
dengan tutor
sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang
lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan
memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
c.
Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara
kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses pembelajaran.
Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan
mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan
pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.
d.
Refleksi
Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil
siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan penguasaan passing atas atau tidak. Jika belum ada, maka siklus dapat
diulang kembali. Jika ada peningkatan, baik dari proses maupun hasil, maka
siklus dapat dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga.
Surakarta: UNS Press.
Amirudin, Moh. Implementasi Metode
Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS
Terpadu Kelas VIII A. Malang: MTS Al Ma’arif Singosari.
Arma Abdoellah. 1981. Olahraga
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :
Sastra Hudaya.
Badudu Zain. (1992). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Beutelstahl, Dieter. (2007). Belajar
Bermain Bola Volley. Bandung: Piopir Jaya.
Dadang Heryana,
Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004
Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI.
Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum.
Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan
Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: Grafindo Persada.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles
of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.
Hamalik, Oemar. (2004). Media
Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti
Hilgard, Ernest R. (1948). Theories
of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.
Wikipedia
Indonesia. (2009). Pengertian bola voli. Diperoleh
02 Juli 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli/
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan
Akademik, Jakarta: Persindo.
PP.PBVSI. (1995). Jenis-jenis
Permainan Bolavoli. Jakarta: PBVSI.
Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis
Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Revans, Reg. (1998). Action Learning.
New York: Hart Publishing Co.
Rukman, Kamil. (1990). Minivoli. Jakarta: PBVSI.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori
Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003). Pengembangan Pembelajaran.
Slameto. 1993. Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudiarto. (1990). Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991).
Jakarta: CV Baru
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan
Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.
Viera, Barbara L. (2000). Bolavoli.
(Tingkat Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment
Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660