Friday, September 27, 2013

Contoh Proposal PTK Penjas Kelas 5 V lima Bola Voli Metode Tutor Sebaya

Contoh Proposal PTK Penjas Kelas 5 V lima Bola Voli Metode Tutor Sebaya - Berikut ini contoh proposal PTK bagi para pengunjung yang sedang mencari artikel guna keperluan pembuatan proposal PTK untuk Skripsi, Kenaikan Pangkat PNS, ataupun PLPG PNS.

Biasanya Guru merasa kesulitan pada langkah awal dalam menentukan judul PTK maupun proposal PTK, mungkin dengan artikel ini dapat membantu para pengunjung yang budiman

Judul Proposal PTK:


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS
BOLA VOLI MINI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA
SISWA KELAS V SD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Permainan dan olahraga pendidikan jasmani meliputi olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, olahraga tradisionaldan aktivitas luar kelas. Dalam pendidikan jasmani permainan merupakan olahraga yang paling digemari siswa, salah satu di antaranya adalah permainan bola voli mini.
Pelaksanaan proses pembelajaran permainan bola voli mini di SD masih banyak ditemukan masalah di antaranya adalah kurangnya penguasaan teknik passing atas. Siswa kelas V dalam melakukan passing atas masih merasa takut terhadap bola.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar teknik passing atas bola voli. Selama ini teknik yang diberikan guru pendidikan jasmani dalam mengajar passing atas masih sulit dipelajari oleh siswa, akibatnya siswa kurang terampil dalam melakukan passing atas bola voli. Terbukti dari hasil evaluasi, baru 42% siswa yang telah dapat melakukan teknik passing atas dengan baik dan benar dan sisanya 58% siswa masih belum menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar.
Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya.
Berdasarkan pengamatan diketahui adanya beberapa masalah yang menyebabkan kurangnya penguasaan teknik passing atas siswa. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
1.      Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik passing atas.
2.      Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa dalam melakukan teknik passing atas.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
1.      Guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
2.      Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti akan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa kelas V SD untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar, yaitu metode tutor sebaya. Selama ini metode tutor sebaya belum pernah digunakan dalam pembelajaran Bola voli mini di SD.
Alasan penggunaan metode bantuan tutor sebaya sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu bahwa:
1.      Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2.      Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas
3.      Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4.      Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
Penggunaan metode tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap teknik passing atas, seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli mini siswa kelas V SD?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas siswa kelas V SD melalui bantuan tutor sebaya.

D.    Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah hasil belajar passing atas siswa kelas V SD meningkat.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori

1.      Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Suharsimi (1993: 19) adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

2.      Hasil Belajar
a.      Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.

1)      Faktor dari Dalam Diri Siswa
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30%  dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.

2)      Faktor dari Luar Siswa
Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3.      Pengertian Bola Voli Mini
a.      Bola Voli
Bola voli menurut Wikipedia Indonesia (2012) adalah Olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim berlawanan yang masing-masing tim terdiri dari enam pemain.
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-masing regu dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau jaring (Viera, 2000: 2).

b.      Bola Voli Mini
Permainan bola voli mini merupakan pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar. Jumlah pemain yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang cadangan dan pertandingan 2 set kemenangan (PP.PBVSI, 1995: 73).
Lapangan Bola voli mini berukuran panjang 12 meter, lebar 6 meter, tinggi net putra 2,10 meter, putri 2 meter, dan bola yang digunakan nomor 4 dengan berat 230-250 gram (Tim Bina Karya Guru, 2004: 18).

4.      Pengertian Passing Atas
Passing atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala (Aip Syarifuddin, 1997: 69).
Menurut M. Mariyanto,  Sunardi, dan Agus Margono (1994: 54) menyatakan, passing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Passing atas yang baik akan sangat mempengaruhi di dalam pertandingan, tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan yang lebih rendah.
Menurut Engkos Kosasih, (1985: 109), dalam melakukan passing atas harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a.       Konsentrasi untuk melakukan passing atas.
b.      Berlatih dan menyesuaikan diri untuk menguasai bola.
c.       Lihat dan pelajari di mana tempat menempatkan bola yang tepat.
d.      Ketahui posisi lemah regu lawan.
Passing atas adalah upaya menerima dan mengoper bola dengan kedua tangan dari atas depan kepala (Dadan Heryana, 2010: 74).
Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar harus mengikuti latihan dengan serius. Cara melakukan latihan passing atas adalah sebagai berikut:
a.      Latihan Pertama
1)      Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu.
2)      Kemudian lambungkan bola dan menangkap kembali.
3)      Jari-jari tangan membentuk sikap passing atas.
4)      Tahap pertama dilakukan di tempat.
5)      Tahap kedua sambil berjalan.
6)      Tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7)      Tahap keempat dilakukan sambil berjalan.


Gambar 2.1 Rangkaian latihan pertama
b.      Latihan Kedua
1)      Berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu.
2)      Lakukan passing atas yang dilambungkan teman (berpasangan).
3)      Sambil berjalan, mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.


Gambar 2.2 Rangkaian Latihan Kedua
c.       Latihan Ketiga
1)      Posisi awal sikap duduk.
2)      Lakukan passing atas sambil duduk.
3)      Bola terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku.
4)      Lanjutkan dari atas meja.


Gambar 2.3 Rangkaian Latihan Ketiga
d.      Latihan Keempat
1)      Berdiri tegak, saling berhadapan.
2)      Lakukan passing atas berpasangan dan berhadapan.
3)      Bola disentuh dua kali sentuhan.
4)      Lakukan latihan secara berulang-ulang.
5)      Latihan keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang

Gambar 2.4 Rangkaian Latihan Keempat
e.       Latihan Kelima
1)      Berdiri tegak, saling berhadapan.
2)      Lakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
3)      Lakukan latihan secara berulang-ulang.

Gambar 2.5 Rangkaian Latihan Kelima
f.       Latihan Keenam
1)      Berkelompok bermain bola voli menggunakan lapangan kecil.
2)      Bermain menggunakan passing atas.
3)      Satu kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang pemain.

Gambar 2.6 Rangkaian Latihan Keenam

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa passing atas adalah teknik menerima dan mengoper bola dengan jari-jari kedua tangan dari atas depan kepala untuk memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

5.      Pengertian Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004).
Nasution (1992) berpendapat bahwa tutor, adalah orang yang dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak dan Warji (1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi.

B.     Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan bantuan tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Guru belum menggunakan bantuan tutor sebaya
Kondisi awal

Hasil belajar passing atas rendah

Tindakan
Guru menggunakan bantuan tutor sebaya
Siklus I
Menggunakan bantuan tutor sebaya 1 orang

Siklus II

Menggunakan bantuan tutor sebaya 2 orang

Tindakan
Hasil belajar passing atas meningkat
 


Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir
  

C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tentang bola voli mini teknik passing atas.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli mini siswa kelas V SD .


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian

1.      Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD

2.      Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Uraian Kegiatan
Bulan Ke

Oktober
Nopember
Desember

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Observasi kelas yang akan diteliti












2.
Penyusunan proposal dan RPP












3.
Pelaksanaan tindakan siklus I












4.
Pelaksanaan tindakan siklus II












5.
Penyusunan laporan hasil penelitian













B.     Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD. Keseluruhan siswa kelas V SD dijadikan subyek  penelitian. Jumlah subyek dalam penelitian yaitu 26 orang yang atas: 16 orang berjenis laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan.

C.    Data dan Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1.      Data Hasil belajar pasing atas, diperoleh dari siswa;
2.      Data Aktivitas guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3.      Data Keaktivan siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4.      Data Pelaksanaan KBM dengan bantuan tutor sebaya, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung.

D.    Pengumpulan Data
Data  yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut akan dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan selesai.

E.     Uji Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam rencana penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan triangulasi, yaitu:
  1. Hasil belajar passing atas bola voli mini dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
  2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
  3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
  4. Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
  5. Nilai hasil belajar passing atas bola voli mini sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
  6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
  7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F.     Analisis Data
Data yang akan dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data akan dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

G.    Indikator Kinerja Penelitian
Indikator keberhasilan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil pembelajaran passing atas melalui metode tutor sebaya yang dapat dilihat pada perolehan nilai siswa kelas V secara individual yang didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan didukung dengan perolehan nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 75%
  
H.    Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan akan terdiri dari 2 siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1) rencana,  2) tindakan, 3) observasi,  4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
 


SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan

?
Refleksi
 

 Gambar 3.1. Daur Penelitian Tindakan Kelas


Secara  terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:

1.      Rancangan Siklus 1
a.      Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
1)      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran
2)      Menyusun lembar observasi.
3)      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan.
4)      Memilih 3 siswa yang dijadikan tutor yang berprestasi akademik, mempunyai kemampuan pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan merespon permasalahan, memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat satu siswa sebagai seorang tutor.
5)      Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa  jauh penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.

b.      Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat meliputi :
1)      Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan passing atas sebelum menggunakan  metode tutur sebaya.
2)      Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3)      Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4)      Guru memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan  passing atas yang bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5)      Guru memberikan penghargaan bagi peserta didik  yang melakukan gerakan passing atas dengan benar.
c.       Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d.      Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman (critical friends), guru Penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas, dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2.      Rancangan Siklus II
a.      Perencanaan/Persiapan
Rencana tindakan untuk  siklus 2 didasari dari pelaksanaan siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2 perlu disusun skenario pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan.

b.      Pelaksanaan Tindakan
Siklus II, setiap kelompok ada 2 anak yang menjadi tutor sebaya. Pada siklus II lebih ditekankan pada fungsi sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi materi tersendiri yaitu dengan memberikan pemantapan materi dan arahan-arahan bagaimana cara atau tehnik penyampaian materi pada temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan pokok berlangsung. Dengan ini tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantun memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

c.       Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d.      Refleksi
Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan penguasaan passing atas  atau tidak. Jika belum ada, maka siklus dapat diulang kembali. Jika ada peningkatan, baik dari proses maupun hasil, maka siklus dapat dihentikan.

  DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Amirudin, Moh. Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A. Malang: MTS Al Ma’arif Singosari.

Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi.  Yogyakarta : Sastra Hudaya.

Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Beutelstahl, Dieter. (2007). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Piopir Jaya.

Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum.

Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: Grafindo Persada.

Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, Oemar. (2004). Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti

Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.

Wikipedia Indonesia. (2009). Pengertian bola voli. Diperoleh 02 Juli 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli/

Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo.

PP.PBVSI. (1995). Jenis-jenis Permainan Bolavoli. Jakarta: PBVSI.

Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.

Rukman, Kamil. (1990). Minivoli. Jakarta: PBVSI.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003). Pengembangan Pembelajaran.

Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru

Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.


Viera, Barbara L. (2000). Bolavoli. (Tingkat Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

No comments:

Post a Comment

Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660