Berikut ini Contoh Proposal PTK Penjas SD Kelas 5 tentang Sepak Bola. Berbagai keperluan pembuatan proposal PTK sering dilakukan oleh para guru, di antaranya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya, PLPG, dan kenaikan pangkat bagi pegawai negeri sipil (PNS). Contoh Proposal ini kami sajikan sebagai bahan referensi, semoga bermanfaat untuk pembaca khususnya dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya, demi anak bangsa.
Judul Proposal PTK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK MENENDANG
SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU
PADA SISWA KELAS V SD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar sangatlah penting
sebagai dasar pendidikan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Keberhasilan
pendidikan jasmani di sekolah dasar tergantung pada kreatifitas guru dan penerapan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penerapan
pendekatan pembelajaran yang kurang tepat sangat berpengaruh pada hasil
pembelajaran.
Kondisi
nyata di lapangan menunjukkan bahwa modifikasi alat bantu pembelajaran sangat
jarang dilakukan oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya adalah pembelajaran pendidikan jasmani
cenderung tradisional, model pembelajaran masih berpusat pada guru.
Pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar oleh guru hendaknya dilakukan
dengan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga akan mendukung
keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran yang tepat akan berpengaruh pada keaktifan dan ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Siswa
SD pada umumnya sangat menyenangi mata pelajaran Penjaskes
terutama materi permainan sepak bola, akan tetapi masih ada sebagian siswa yang
kurang antusias pada pembelajaran tersebut, terutama siswa perempuan. Siswa
perempuan kurang tertarik dengan sepak bola karena takut merasa sakit ketika
menendang bola.
Fakta
di lapangan menyebutkan bahwa, masih banyak siswa yang salah dalam gerakan
menendang bola pada permainan sepak bola. Sebagian siswa masih menggunakan
ujung kaki untuk menendang bola, sehingga akan menimbulkan rasa sakit pada
kaki, sehingga mereka enggan untuk berlatih gerakan menendang bola, sehingga
hasil belajar siswa kurang maksimal.
Hasil
belajar siswa SD masih rendah, terbukti, hasil evaluasi
menunjukkan bahwa dari 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan, baru 10 siswa (35,7%) yang telah dapat melakukan gerakan
menendang sepak bola dengan baik dan benar dan sisanya 18 siswa (74,3%) masih
belum menguasai gerakan tersebut dengan baik dan benar. Kondisi demikian
apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal
tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan
keluarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan semacam tindakan yang dilaksanakan
secara kolaboratif, yaitu tindakan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang
sepak bola pada siswa kelas V SD.
Tindakan
tersebut adalah upaya meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui
modifikasi alat bantu pada siswa
kelas V SD.
Penggunaan modifikasi alat bantu diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
gerak menendang sepak bola pada siswa.
Alasan
penggunaan modifikasi alat bantu tersebut adalah untuk mengatasi rendahnya
penguasaan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa. Dengan modifikasi
alat bantu ini siswa akan dengan mudah mengikuti pembelajaran keterampilan
gerak menendang sepak bola, karena keaktifan siswa akan dikembangkan sehingga
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
meningkatkan keterampilan gerak
menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD?”
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
gerak menendang sepak bola melalui
modifikasi alat bantu pada siswa kelas
V SD.
D.
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil Penelitian ini adalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Bagi Guru: melalui PTK ini guru
dapat menggunakan modifikasi alat bantu, khususnya untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola.
2.
Bagi Siswa: hasil penelitian
ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan keberanian siswa
untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran keterampilan
gerak menendang sepak bola.
3.
Bagi Sekolah: hasil penelitian
ini membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Teori
1.
Sepak Bola
a.
Pengertian Sepak bola
Rangkaian gerakan
permainan sepak bola meliputi gerakan passing,
shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bagian dalam adalah
salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang
menurut fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memberikan (passing), menembakkan (shooting),
menghentikan (stoping), dan menyundul
(heading).
Passing adalah salah satu gerak dalam
sepak bola yang mudah untuk dilakukan, namun dalam pelaksanaannya gerakan ini
harus benar dari gerakan awal hingga akhir, karena akan berpengaruh pada hasil passing tersebut.
b.
Keterampilan Menendang
Sepak bola mengharuskan
siswa untuk belajar keterampilan dasar sepak bola. Keterampilan
dasar tersebut seperti, keterampilan menendang yang meliputi menendang dengan
kaki bagian dalam, menendang dengan punggung kaki, dan mengontrol bola atau
menghentikan bola.
c.
Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
1)
Sikap Awalan
Diawali dengan sikap
berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan ke arah bola, badan condong ke
belakang. Kaki tumpu berada di samping bola berjarak satu kepal dan arah jari
ke depan dengan lutut agak tertekuk. Pergelangan kaki yang akan di gunakan menendang diputar
keluar. Kaki ayun ditarik ke belakang membentuk sudut
30° ke arah bola.
2)
Sikap Perkenaan
Sikap perkenaan
merupakan lanjutan dari sikap awalan, yaitu dengan sikap berdiri menghadap ke
arah gerakan. Pandangan lurus ke arah bola. Badan agak condong ke depan.
Perkenaan kaki bagian dalam pada permukaan tengah bola. Kaki tumpu dan kaki
ayun membentuk sudut 90°. Gerakan lengan
berlawanan dengan ayunan kaki.
3)
Sikap Gerakan Akhir
Pandangan ke arah
tujuan passing. Badan agak condong ke
belakang. Tarik kaki yang akan di gunakan menendang ke belakang lalu ayunkan ke
depan ke arah bola. Gerakan lengan berlawanan dengan gerakan kaki ayun.
d.
Menendang dengan Punggung Kaki
Menendang dengan
punggung kaki adalah gerakan menendang dengan kura-kura kaki. Kura-kura kaki
adalah kaki bagian atas yang tertutup oleh tali sepatu. Permukaan bagian ini
keras dan rata sehingga dapat digunakan untuk menendang bola. Operan ini cocok
untuk menggerakkan bola dengan jarak 23 meter atau lebih. (Sutrisno, S.Pd.
2009:22).
e.
Mengontrol/Menghentikan Bola
Selain menendang
kemampuan mengontrol bola juga sangat penting. Dengan kemampuan tersebut, siswa
dapat menguasai boladan mempunyai kesempatan mencetak gol. Untuk itu semua
siswa harus bisa mengontrol bola dengan baik. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
2.
Pengertian Alat Bantu
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang
digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan
pendidikan/pengajaran. Dalam prakteknya alat bantu ini lebih sering disebut
sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat.
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi
kepada siswa yang bertujuan agar siswa mengetahui sesuatu hal.
Dalam pembelajaran, media berperan sebagai alat bantu belajar yang
bisa digunakan sendiri oleh siswa atas bimbingan guru. dalam pembelajaran media
digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memberikan atau
menyampaikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan
ini disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh
sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu
materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan perkataan
lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Seseorang atau
masyarakat atau target sasaran pendidikan di dalam proses pendidikan dapat
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu
pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang
berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.
Seorang pakar ilmu pendidikan
bernama Edgar Dale membagi alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam,
dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut di dalam
sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale. Semakin mengerucut
maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi
dari masyarakat atau sasaran pendidikan. 11 macam alat pergara pendidikan
tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field
trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.
Gambar
1. Kerucut Edgar Dale
Dari gambar kerucut Edgar Dale tersebut di atas yang diambil
dari http://e-medis.blogspot.com/2013/03/pengertian-alatbantuperagamedia.html dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan
yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses
pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk
mempersepsi bahan pendidikan/pengajaran. Sedangkan penyampaian materi atau
bahan hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya
paling rendah. Maka jelaslah bahwa penggunaan alat peraga merupakan
implementasi salah satu prinsip proses pendidikan.
B.
Kerangka Berpikir
Keterampilan gerak menendang sepak bola siswa kelas V SD Negeri
Candiwulan masih rendah, untuk itu harus segera diadakan perbaikan
pembelajaran. Dengan modifikasi alat bantu pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan gerak menendang. Secara sederhana kerangka berpikir
penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 2. Bagan Kerangka
Berpikir
A.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui modifikasi
alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tentang keterampilan gerak menendang sepak bola.
Berdasarkan dugaan tersebut, hipotesis tindakan penelitian ini
adalah “Modifikasi alat bantu dapat meningkatkan hasil keterampilan gerak
menendang sepak bola pada siswa kelas V SD.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Candiwulan, Kecamatan Adimulyo
Kabupaten Kebumen.
2.
Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dari bulan Maret 2013 sampai
dengan selesai.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
A.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD. Keseluruhan siswa kelas V SD yang
berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
B.
Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1.
Data
hasil
belajar keterampilan
gerak menendang sepak bola,
diperoleh dari siswa;
2.
Data
aktivitas
guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3.
Data
keaktivan
siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4.
Data
pelaksanaan
KBM melalui modifikasi alat bantu, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung.
C.
Pengumpulan Data
Data yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui
pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh
siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan selesai.
D.
Uji Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga
dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang
selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat
begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat
vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana
dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian
pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih,
benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan
triangulasi, yaitu:
- Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
- Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
- RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
- Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.
E.
Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data
kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data
dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan
kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan
dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1.
Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan
data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan
data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan
diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi
faktual.
2.
Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai
berikut:
a.
Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.
b.
Keaktifan siswa dianalisis
kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c.
Aktivitas guru dianalisis
kelemahan dan kelebihan guru ketika pembelajaran berlangsung.
d.
Penggunaan modifikasi alat
bantu dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
e.
Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang
dicapai dengan KKM.
f.
RPP dianalisis dengan analisis
isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar RPP dengan silabus dan kurikulum
serta langkah-langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik
berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji
relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam
kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses
analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara
evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap
sebelumnya.
F.
Indikator Kinerja Penelitian
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini
adalah meningkatnya hasil pembelajaran keterampilan
gerak menendang sepak bola yang dapat dilihat
pada perolehan nilai siswa kelas V secara individual yang didasarkan pada
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan didukung dengan perolehan nilai
ketuntasan secara klasikal yaitu 75%.
G.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari 2 siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari bawah empat komponen, yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
Gambar 3. Daur Penelitian Tindakan Kelas
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga.
Surakarta: UNS Press.
Alwasilah
Chaedar. (2008). Pokoknya Kualitatif.
Jakarta: Pustaka Jaya
Arma Abdoellah. (1981). Olahraga Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Sastra Hudaya.
Arsyad.
(2002). Media dan Alat Bantu Pembelajaran.
Jakarta: CV Mandiri
Badudu Zain. (1992). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dadang Heryana,
Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum.
Hamalik, Oemar. (2004). Media
Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti
http://e-medis.blogspot.com/2013/03/pengertian-alat-bantuperagamedia.html
http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/meyakinkan-validitas-data-melalui-triangulasi-pada-penelitian-kualitatif.pdf
http://library.binus.ac.id/
Kosasih Engkos, Olahraga Gerak dan Program Latihan dan
Akademik, Jakarta: Persindo.
Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis
Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Sutrisno, S.Pd.
(2009). Mempersiapkan Pemain Sepak Bola
Berprestasi (1). Jakarta: PT Musi Perkasa Utama.
Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991).
Jakarta: CV Baru
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan
Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment
Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660