BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar pada umumnya secara
klasikal. Pembelajaran semacam ini menganggap semua siswa memiliki kemampuan
yang sama. Padahal keadaan berbeda satu sama lainnya, sehingga setelah
pembelajaran hasilnya berbeda-beda pula. Ada siswa yang berkemampuan tinggi dan
ada pula yang rendah. Pada umumnya siswa yang berkemampuan rendah jika
mengerjakan ulangan banyak mendapat kesulitan. Siswa yang sering mendapatkan
kesulitan perlu mendapat bantuan agar mereka mampu mengerjakan ulangan dengan
hasil lebih baik bila. Untuk memberikan bantuan yang tepat kepada siswa, perlu
mengetahui penyebab kesulitan siswa.
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung kepada
beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara
seorang guru melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini
masih berpusat pada guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran rendah. Di samping
itu guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
kurang bermakna, siswa sulit memahami materi, dan siswa kurang
bersungguh-sungguh dalam pembelajaran, sehingga berimbas pada hasil belajar
yang rendah pula.
<--more-->
Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi
merupakan kegiatan guru mendidik, mengajar, membimbing atau memfasilitasi siswa
menemukan pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Menurut S. Belen dalam Rusna
RA (2003:17) dalam mengajar kadang pesan mengembangkan potensi siswa yang
beraneka ragam dan bukan menjadikan siswa sebagai Penerima atau pemakai pasif
(konsumen) ilmu pengetahuan yang dimiliki guru. Tujuan hakiki mengajar menurut
S. Belen adalah mempersiapkan siswa untuk paling tidak dapat bertahan hidup di
masa yang akan datang dan berbuat banyak bagi orang lain. Mengajar bukan pula
mempersiapkan siswa memiliki apa yang akan ditagih dalam ujian nasional (UN)
dan ujian akhir sekolah (UAS), melainkan apa yang ditagih dalam kehidupan,
yaitu bersifat peka, kritis, kreatif, mandiri, dan Bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyadari betapa jauh berbeda
pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan cermin uraian mengajar di atas.
Setiap tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan ketercapaiannya oleh siswa
sering kali masih jauh dari apa yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran lebih
berorientasi pada guru (teacher centered), penulis masih menganggap fungsi
utama mengajar adalah menyampaikan informasi tanpa memperhatikan bagaimana cara
menyajikan informasi tersebut kepada siswa, sehingga materi dapat diserap
secara baik dan maksimal.
Hasil dari tes pembelajaran yang demikian selalu tidak dapat mengarah
pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Seperti halnya hasil tes
formatif pembelajaran IPA tentang sumber energi, dari … siswa hanya ada … siswa
yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM), berarti hanya …%
yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar.
Menyadari adanya kesenjangan antara kenyataan pencapaian tujuan dengan
harapan yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran, dirasakan ada masalah yang
menghambat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
Sadar akan adanya masalah dan bercermin pada pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, maka selanjutnya penulis merefleksi hal-hal yang menyimpang
untuk kemudian mengidentifikasi masalah yang ada. Hasil identifikasi dan
refleksi tersebut akan ditindaklanjuti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan rekaman proses pembelajaran dan hasil belajar tersebut,
penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat
terungkap adanya masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu pemahaman siswa
terhadap konsep yang diajarkan rendah, siswa kurang bersungguh-sungguh dalam
belajar, dan hasil belajar siswa juga rendah.
Dalam kegiatan belajar mengajar Guru tidak menggunakan alat peraga
kongkret untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Penggunaan
metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang tepat, guru kebanyakan
menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dalam menerima materi
pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah tersebut, penulis mencoba melakukan
analisis masalah, berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor, serta
bertanya kepada siswa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari
rangkaian proses tersebut, akhirnya dapat dianalisis beberapa kemungkinan yang
menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran
yang dipilih terlalu didominasi oleh metode ceramah sehingga menyebabkan
verbalisme konsep, guru kurang memperhatikan perkembangan kognitif siswa, guru
kurang mampu menggali potensi siswa, siswa kurang memperoleh pengalaman belajar
yang nyata dan tidak mengalaminya sendiri, sehingga siswa kesuliatan memahami
materi pembelajaran, dan siswa tidak diberi kesempatan untuk melibatkan diri
dalam peragaan (mencoba melakukan).
Dengan memperhatikan masalah tersebut di atas, atas saran supervisor,
penulis memiliki alternatif pemecahan masalah melalui penerapan model
pembelajaran aktif, dengan mengoptimalkan peraga kongkret. Melalui model
pembelajaran ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang nyata
tentang “konsep sumber energi” dan
siswa dapat memperoleh pengalaman belajarnya sendiri tentang “konsep sumber energi.”
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, rumusan masalah adalah “Apakah
penggunaan alat peraga kongkret dalam model pembelajaran aktif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Konsep Sumber Energi di Kelas II SD …………?”
- Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah:
a. Untuk mengkongkritkan
pembelajaran dan dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran IPA, sehingga
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
b. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
c. Mengembangkan model pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga kongkret dalam pembelajaran IPA
kompetensi dasar mengidentifikasi sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya,
dan bunyi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang
cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri melalui
model pembelajaran aktif dan penggunaan alat peraga kongkret.
b. Memberikan wawasan yang lebih luas
tentang penggunaan alat peraga kongkret untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah:
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam
menemukan pengetahuan sendiri.
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa.
4) Meningkatkan perhatian dan konsentrasi
siswa dalam pembelajaran.
b. Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah:
1) Memperbaiki kualitas pembelajaran yang
dikelolanya.
2) Sebagai sarana perbaikan kinerja guru
untuk dapat mengembangkan penggunaan metode pembelajaran.
3) Menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman bagi guru.
4) Memberikan solusi kepada guru lain
dalam memecahkan masalah pembelajaran.
5) Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:
1) Memberi masukan kepada penyelenggara
dan Pengelola sekolah dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program sekolah ke
depan.
2) Membantu sekolah untuk maju dan berkembang
meningkatkan mutu pendidikan.
3) Meningkatkan kualitas belajar secara
umum.
No comments:
Post a Comment
Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660