Showing posts with label Kelas III. Show all posts
Showing posts with label Kelas III. Show all posts

Sunday, March 9, 2014

Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan PTK

BAB I PENDAHULUAN

Rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen pada topik penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya hanya 55 dan hanya 54% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60. Berdasarkan refleksi yang dilakukan Bapak Guru Rinoto, teridentifikasi masalah bahwa 1) siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo kurang dapat menjelaskan konsep penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya; dan 2) siswa pada kelas tersebut kurang memperhatikan penjelasan guru.

Dari hasil identifikasi masalah tersebut, Bapak Rinoto melakukan analisis masalah. Diperoleh kemungkinan penyebab permasalahan di atas muncul adalah sebagai berikut:
  1. Guru tidak memberikan contoh nyata dari tumbuhan tersebut tetapi hanya melalui gambar.
  2. Saat memberikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah.
  3. Guru menggunakan media yang berupa gambar tumbuhan, tetapi memiliki warna yang kurang menarik bagi siswa.
Berdasarkan analisis masalah, maka Bapak Rinoto mengusulkan alternatif pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang dilakukan adalah menggunakan metode yang bervariasi pada saat pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo kelas III.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut maka rumusan masalah penelitiannya adalah "Bagaimana menerapkan metode yang bervariasi dalam pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo Kelas III?"

Sunday, February 16, 2014

Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang

Penulisan laporan PTK Matematika Kelas III tentang topik uang berdasarkan referensi para ahli terdahulu yang menciptakan teori-teori pembelajaran yang sumber bukunya termuat dalam daftar pustaka berikut ini.

Berikut ini Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang:

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Belen, S. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Demaja, C. 2004. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar. Artikel. http://artikel1.us/christiana6-04.html/ diunduh tanggal 27 September 2013.

Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono.  2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Depdiknas

Fajariyah, N., Defi, T., Rini I., Fitri, W., dan Inna, R.S.D. 2008. Matematika 3 untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Gagne, RM. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, O. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti.

Hernawan, A.H. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Haryanto. 2007. Matematika untuk SD Kelas 3. Jakarta. Erlangga.

Hilgard, E.R. 1948. Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.

Kemmis & Mc. Taggart. 1994. The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.

Mikarsa, H.L., Taufik, A., dan Prianto, L. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Millis, G.E. 2000. Action Research; A Guide for the Teacher Research. Columbus: Merrill’s Am Imprint of Prentice Hill.

Purwadarminta. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, M.N. 1997. Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, R. 1998. Action Learning. New York: Hart Publishing Co.

Ristasa, R dan Prayitno. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: UPBJJ Purwokerto.

Ristasa, R.A. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Purwokerto: Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.

Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Sudiarto. 1990. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi, A. 1993. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumantri M. dan Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soeparno. 1987. Alat Peraga Pendidikan. Jakarta: CV. Karya Mandiri.

Wardani, IGAK. Julaeha. S., Marsianah, dan Ngadi. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, IGAK. Wihardi: K dan Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Univertas Terbuka.

Contoh Bab V PTK Topik Uang Matematika Kelas III

Kesimpulan sebuah laporan penelitian terdapat pada BAB V yang berisi tentang simpulan dan saran tindak lanjut. Berikut ini Contoh Bab IV PTK Topik Uang Matematika Kelas III:

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada Studi awal, siklus I, dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.
  2. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.

B. Saran Tindak Lanjut
1. Bagi Guru/Peneliti


  • Guru hendaknya mencoba menerapkan cara belajar yang serupa pada mata pelajaran lain untuk meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran.
  • Pada pembelajaran matematika guru sebaiknya menggunakan alat peraga seperti pemberian contoh uang kertas dan uang logam karena dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
  • Sebagai seorang pendidik, guru harus berinovasi untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai agar tidak tertinggal dengan perkembangan pengetahuan yang semakin pesat.

2. Bagi Siswa

  • Siswa harus aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
  • Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses diskusi kelompok sehingga hasil belajar meningkat.

3. Bagi Sekolah

  • Sekolah harus memberikan fasilitas dan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan sarana dan prasarana yang mendukung.
  • KKG/MGMP yang telah lama ada agar diberdayakan lagi, kegiatan lesson study juga merupakan tempat yang sangat baik guna meningkatkan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Hasil penelitian akan ditindaklanjuti dengan meminimalkan pengulangan pembelajaran. Hasil penelitian akan diujicobakan pada materi atau mata pelajaran lain. Hasil penelitian akan disampaikan kepada teman seprofesi dalam acara KKG atau MGMP tingkat gugus dan Kecamatan.

Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang

Inti dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat pada BAB III, sedangkan BAB IV merupakan penjabaran hasil penelitian di mana data penelitian diperoleh untuk menentukan berhasi atau tidaknya sebuah penelitian perbaikan pembelajaran yang kita lakukan.

Berikut ini Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang:

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Studi Awal
Hasil belajar studi awal dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Studi Awal

Nilai rata-rata studi awal adalah 60. Ketuntasan belajar studi awal tercatat 4 siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa lainnya belum tuntas belajar.

Gambar Grafik Ketuntasan  Studi Awal (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar studi awal di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 4 siswa atau 36,4 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

2. Siklus I

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus I

Nilai rata-rata siklus I adalah 70, siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih ada 8 anak, sedangkan 3 siswa belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70. Tingkat ketuntasan siklus I mata pelajaran matematika pada konsep masalah yang melibatkan uang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik ketuntasan belajar berikut ini yang menyajikan data dalam persen.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus I (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus I di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 8 siswa atau 72,7 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 3 siswa atau 27,3 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

3. Siklus II

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus II

Pembelajaran siklus II telah berhasil. Nilai rata-rata siklus II adalah 85,4, seluruh siswa yang yang berjumlah 11 anak telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus II (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus II di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, seluruh siswa yang berjumlah 11 anak atau 100 persen telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pembelajaran studi awal pada mata pelajaran matematika tentang konsep yang melibatkan uang diperoleh hasil yang rendah. Hal itu terbukti bahwa data perolehan nilai studi awal dari jumlah 11 siswa baru 4 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, rata-rata nilai kelas 60. Hasil belajar studi awal ditunjukkan dengan nilai tes. Ketuntasan belajar siswa baru mencapai 36,4 persen, yaitu 4 siswa, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen nilai hasil evaluasinya masih di bawah angka kriteria ketuntasan minimal. Berikut disajikan tabel perbandingan hasil pembelajaran studi awal dengan siklus satu sebagai pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel Perbandingan Hasil Tes Studi Awal dengan Siklus I

Gambar Grafik Perbandingan Studi Awal dengan Siklus I (dalam persen)

Pembelajaran studi awal kurang efektif, pembelajaran tidak dirancang dengan baik, pembelajaran masih berpusat pada guru, kegiatan pembelajaran tidak menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang aktif dan jenuh. Kegiatan pembelajaran yang diharapkan adalah yang daapt merangsang minat siswa terhadap materi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga seperti yang disampaikan oleh Soeparno (1987:2), pada hakikatnya alat peraga adalah suatu alat yang digunakan untuk memvisualkan suatu konsep tertentu saja, sehingga siswa merasa tertarik dan muncul minat belajarnya. Alat peraga dalam pembelajaran matematika misalnya seorang guru mengajarkan konsep yang berhubungan dengan uang dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus I menerapkan pembelajaran aktif dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Kegiatan pembelajaran siklus I siswa lebih aktif dibandingkan studi awal, dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi, siswa terlihat aktif, sehingga pembelajaran telah lebih efektif yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa studi awal baru mencapai 36,4 persen pada siklus I hasil belajar mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, hal ini terjadi setelah diterapkannya pembelajaran dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi.

Meskipun kegiatan pembelajaran siklus I telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian yang mempersyaratkan keberhasilan pembelajaran 90 persen siswa tuntas belajar, oleh karena itu guru harus melakukan perbaikan pembelajaran dengan merubah rancangan pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya pada kegiatan pembelajaran siklus II.

Berikut ini perbandingan hasil belajar siklus I dengan siklus II setelah dilakukan perubahan rancangan pembelajaran:

Tabel Perbandingan Hasil Tes Siklus I dengan Siklus II

Gambar Grafik Perbandingan Siklus I dengan Siklus II (dalam persen)

Pembelajaran siklus I telah menerapkan pembelajaran aktif yang ditunjukkan dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Hasil belajar siswa pada siklus I telah mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, meskipun demikian, peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus II kembali dirancang dengan lebih mengaktifkan siswa dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa melakukan diskusi kelompok. Seperti pada siklus I, pembelajaran siklus II dirancang seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1985), sebagaimana dikutip oleh Winataputra (1997: 915), pada dasarnya siswa memiliki minat (Sense of Interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (Sense of Reality). Upaya untuk mengembangkan dua potensi siswa tersebut, guru dituntut untuk dapat menentukan sumber pembelajaran yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini adalah pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi.

Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi pada siklus II telah meningkatkan hasil belajar siswa dari 72,7 persen pada siklus I menjadi 100 persen siswa tuntas belajar pada siklus II, sehingga dengan demikian penelitian perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus II.

Contoh PTK Terbaru Matematika Kelas III Topik Uang BAB III

Berikut ini kami sampaikan Contoh PTK Terbari Matematika Kelas III Topik Uang BAB III. Contoh ini sampaikan hanya sebagai referensi saja bagi Bapak atau Ibu guru yang sedang praktek PKP dan membuat laporan PTK.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1.    Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah tempat peneliti memperoleh keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas III Sekolah Dasar yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kelas tersebut diambil sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil belajarnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa pada umumnya sulit memahami materi, kurang bersungguh-sungguh, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
Mata pelajaran yang menjadi bahan penelitian adalah Matematika dengan topik “uang” materi semester I dengan spesifikasi sebagai berikut:
Standar KompetensiMelakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi DasarMemecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang
Indikator
  • Mengenal berbagai nilai mata uang rupiah
  • Menghitung nilai beberapa mata uang
2.    Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD, yang berlokasi di Desa yang berjarak ± 4 km dari Kecamatan dan dari kota Kabupaten ± 23 km. SD terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa.
Denah SD dapat digambarkan sebagai berikut:

(di sini diletakkan denah SD)

Gambar Denah Lokasi SD

3.    Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester I selama 3 (tiga) bulan mulai bulan September sampai dengan bulan Nopember 2013. Kegiatan dimulai dari izin penelitian sampai dengan penyerahan laporan. Pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
  • Siklus I Senin, 16 dan 23 September 2013
  • Siklus II Senin, 30 September dan 7 Oktober 2013

Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

4.    Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu pengumpulan data penelitian adalah teman sejawat yang bernama Bapak/Ibu Guru, S.Pd.SD NIP 1234567890, yangh merupakan guru kelas V SD, sebagai teman sejawat bertugas mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran selama siklus perbaikan berlangsung mulai dari siklus I hingga siklus II, memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama proses perbaikan pembelajaran, dan ikut serta merencanakan perbaikan pembelajaran.

B.    Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian menggunakan strategi yang mengacu pada model siklus. Penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan digunakan untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilaksanakan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:


Gambar Daur Penelitian Tindakan Kelas (Rusna RA, 2007: 7-8)

Daur penelitian dimulai dengan merencanakan yang merupakan langkah pertama yang menjadi acuan pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan sebagai langkah kedua dan merupakan proses pembelajaran. Tindakan perencanaan perlu diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran, baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Melalui refleksi akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur PTK tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan, sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus.

Dalam melakukan perbaikan pembelajaran dimulai dari ide awal, studi pendahuluan yang meliputi proses pembelajaran, tes diagnostic sebagai data awal, analisis dokumen kelas, wawancara dengan siswa, dan diskusi dengan supervisor. Selanjutnya dilakukan pemantapan antara lain refleksi, studi literature, dan diskusi dengan supervisor tentang alat peraga kongkret dan materi pembelajaran aktif. Kemudian dilakukan persiapan penyusunan RPP, tes formatif, lembar observasi, LKS, observer, dan simulasi. Melakukan tindakan dalam tiga siklus.

Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila siklus I belum berhasil maka dilakukan perbaikan siklus II, apabila siklus II. Pada perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dan perbaikan pembelajaran berhenti di siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alur proses perbaikan pembelajaran berikut:


Gambar Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran

Prosedur perbaikan pembelajaran selanjutnya dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis; (2) Menemukan cara memecahkan masalah/tindakan perbaikan; (3) Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam RPP; (4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai Pengamat (observer); (5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat; (6) mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat; (7) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan; (8) konsultasi dengan supervisor; (9) Merancang tindak lanjut; (10) Re-planning dan seterusnya sampai mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.

Prosedur perbaikan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Siklus I
a.    Perencanaan

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama tanggal  dan pertemuan kedua tanggal . Langkah awal perencanaan adalah memeriksa Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan. Langkah selanjutnya memeriksa alat peraga yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat peraga, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.

Peneliti memeriksa skenario perbaikan pembelajaran yang terdapat di dalam RPP yang akan diimplementasikan melalui kegiatan perbaikan pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Peneliti menyiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan teman sejawat yang akan membantu.

Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah meyakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah memahami apa yang harus ia lakukan, misalnya apa saja yang harus diamati (guru, siswa, proses pembelajaran), bagaimana cara mengisi lembar observasi, dan sebagainya.

b.    Tindakan
Pertemuan I
1)    Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit. Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, memotivasi siswa, memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, berupa:
a)    Siapa yang hari ini uang sakunya seribuan kertas?
b)    Coba bu guru mau melihat!

Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melalui pengamatan siswa dapat mengenal berbagai nilai mata uang rupiah dengan benar dan melalui diskusi siswa dapat menghitung nilai beberapa mata uang dengan benar.

2)    Kegiatan Inti
Peneliti memasang beberapa gambar mata uang di papan tulis untuk diamati oleh siswa. Keributan terjadi, siswa saling berebut ingin paling depan agar dapat melihat gambar dengan jelas.
Setelah mengamati gambar, siswa ditugaskan mengerjakan lembar kerja siswa tentang berbagai nilai mata uang. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung teman sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran, keaktifan siswa, dan kegiatan peneliti selama melaksanakan perbaikan pembelajaran.

Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya di depan kelas bergantian dan siswa lain yang belum maju memberikan tanggapan, sanggahan, pertanyaan, dan pendapat yang berbeda kepada siswa yang sedang melaporkan hasil kerjanya.
Siswa mengumpulkan lembar kerja siswa untuk dipajang pada papan pajangan kelas.

3)    Kegiatan Akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran dan merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari. Peneliti menegaskan materi yang telah dipelajari, memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menggambar mata uang logam dan kertas.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II
1)    Kegiatan Awal

Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Peneliti mulai melakukan apersepsi sebagai berikut: “Jika kamu mempunyai uang kertas seribuan kemudian ditukar dengan uang logam lima ratusan, maka kami mendapat berapa keeping?”
Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran “kita akan belajar tentang berbagai nilai mata uang rupiah, setelah pembelajaran selesai diharapkan kamu dapat mengenal berbagai nilai mata uang rupiah dengan benar dan melalui diskusi siswa dapat menghitung nilai beberapa mata uang dengan benar.

2)    Kegiatan Inti
Siswa mengeluarkan tugas rumahnya berupa gambar mata uang kertas dan logam. Siswa menyebutkan nilai mata uang yang digambarnya. Siswa mengumpulkan gambar mata uang di meja paling depan sesuai urutan meja masing-masing.

Peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk mencatat jumlah nilai gambar mata uang satu deret deret meja yang telah dikumpulkan.
Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung teman sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses perbaikan, keaktifan siswa, dan kegiatan peneliti selama melaksanakan perbaikan pembelajaran. Setelah selesai, beberapa siswa yang ditunjuk secara acak membacakan lembar kerja di depan kelas dan siswa lain menanggapi.

3)    Kegiatan Akhir
Peneliti menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c.    Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat terhadap peneliti. Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa hal yang mendapat perhatian pengamat dan menjadi catatan, ada beberapa siswa yang tidak serius melaksanakan tugas, ada anak yang malah bermain dan tidak melakukan pengamatan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan sesuai lembar kerja.

Berdasarkan hasil pengamatan secara umum proses kegiatan perbaikan pembelajaran belum optimal. Kurang optimalnya kegiatan siswa merupakan penyebab masih rendahnya hasil belajar siswa. Hasil tes formatif ada 7 anak (63,6%) yang sudah mendapat nilai di atas nilai tuntas, dan sisanya 4 anak mendapat nilai di bawah nilai tuntas. Kemudian pengamat mewawancarai siswa yang belum tuntas, dari hasil wawancara ternyata siswa yang belum tuntas merasa bingung apa yang harus dilakukan pada saat pembelajaran.

d.    Refleksi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika tentang masalah yang melibatkan uang pada siklus I belum berhasil. Terbukti dari 11 siswa baru 7 yang mendapat nilai tuntas. Pembelajaran masih dilaksanakan secara klasikal, sehingga siswa banyak yang merasa bingung dalam mengisi lembar kerja. Kurangnya optimalisasi kegiatan siswa pada saat kerja melakukan pengamatan merupakan salah satu faktor penyebab, dan kurangnya alat peraga juga menjadi sebab rendahnya nilai siswa. Siswa hanya mengamati gambar abstrak saja, sehingga merasa bingung.
Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti dan pengamat sepakat untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kegiatan siswa dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa, dan menggunakan alat peraga berupa contoh uang logam dan kertas, yaitu uang nyata dan gambar uang yang telah digunting menyerupai uang.

2.    Siklus II
a.    Perencanaan

Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti rencana perbaikan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar pengamatan siswa, lembar kerja siswa, buku-buku sumber, dan alat peraga. Fokus perbaikan pembelajaran siklus II pada peningkatan keterampilan siswa dalam menghitung nilai beberapa mata uang melalui pengamatan dan diskusi kelompok.

b.    Tindakan
Pertemuan I


1)    Kegiatan Awal

2)    Kegiatan Inti
3)    Kegiatan Akhir

Pertemuan II1)    Kegiatan Awal
2)    Kegiatan Inti
3)    Kegiatan Akhir

c.    Pengamatan
d.    Refleksi

C.    Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan).
Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1.    Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.

2.    Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3.    Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa siswa kelas III SD yang berjumlah 20 anak, masih banyak ditemukan siswa-siswa yang hasil belajar Matematikanya rendah, yaitu 8 anak (36,4%) yang telah tuntas belajar dan masih 14 anak (63,6%) yang belum tuntas. Data tersebut di atas jika dibandingkan dengan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat tidak berbeda, yaitu 8 siswa (36,4%) yang telah tuntas dan 14 siswa (63,6%) yang belum tuntas.

Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar pengamatan kerja kelompok oleh guru jika dibandingkan dengan hasil pengamatan observer menunjukkan prosentase yang sama, yaitu 40%. Data yang terkumpul dari guru dan observer akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.

Data atau Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer berupa informasi tentang hasil belajar Matematika tentang masalah yang melibatkan uang. Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa adalah bahwa terdapat 4 siswa (36,4%) yang telah tuntas dan 7 siswa (63,6%) yang belum tuntas. Informasi tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan observer yaitu baru 36,4% (4 siswa) yang aktif mengikuti proses pembelajaran.

Friday, October 4, 2013

Contoh BAB II PTK Matematika Kelas III 3 tiga topik uang


Setelah pada postingan sebelumnya disampaikan contoh BAB I, berikut ini contoh  BAB II PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang dengan judul Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar terhadap topik uang melalui penggunaan metode yang bervariasi. Ini adala hanya sebagai contoh referensi saja dalam pembuatan PTK Matematika Kelas II SD, dalam pembuatan laporan tugas akhir mata kuliah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Contoh BAB I PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang



Berikut ini contoh  BAB I PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang dengan judul Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar terhadap topik uang melalui penggunaan metode yang bervariasi. Ini adala hanya sebagai contoh referensi saja dalam pembuatan PTK Matematika Kelas II SD, dalam pembuatan laporan tugas akhir mata kuliah.
 
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Contoh Abstrak PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang



Berikut ini Contoh Abstrak PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD pada Topik Uang dengan Pemberian Contoh Uang Kertas dan Logam dan Metode yang Bervariasi"

ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD pada Topik Uang dengan Pemberian Contoh Uang Kertas dan Logam dan Metode yang Bervariasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Program Studi S1 PGSD. FKIP.

Friday, April 20, 2012

PTK IPA KELAS III BAB V


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I, II, dan III dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Penggunaan metode pembelajaran inkuiri dengan metode bervariasi dari diskusi, penugasan, peragaan, dan pengamatan pada pembelajaran IPA konsep “pengaruh energi”, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Penggunaan metode pembelajaran inkuiri dengan metode bervariasi dari diskusi, penugasan, peragaan, dan pengamatan pada pembelajaran IPA konsep “pengaruh energi”, dapat meningkatkan keaktifan siswa belajar.

PTK IPA KELAS III ABSTRAK

Abstrak merupakan intisari dari sebuah laporan PTK maupun karya ilmiah. Dengan membaca abstrak, kita sudah bisa mengetahui garis besar permasalahan yang dibahas dalam sebuah laporan PTK. Berikut ini contoh ABSTRAK PTK IPA KELAS III:

ABSTRAK

Nama. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Pengaruh Energi melalui Penggunaan Metode Inkuiri di Kelas III SD. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Program Studi S1 PGSD. FKIP. Universitas Tahun.

Rumusan masalah yang disusun adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III terhadap materi pembelajaran IPA tentang pengaruh energi? Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan peran aktif siswa kelas III dalam proses pembelajaran IPA?

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperoleh informasi faktual tentang penggunaan metode inkuiri: 1) terhadap kemudahan siswa dalam memahami materi pembelajaran; 2) terhadap peningkatan kesungguhan belajar siswa; 3) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses beralur terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) Observasi; dan 4) refleksi.

Dari analisis data diketahui bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada studi awal, siswa yang mencapai ketuntasan baru 48%. Pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan mengalami kenaikan 12% dari studi awal menjadi 60%. Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan mengalami kenaikan 12% dari siklus I menjadi 72%, dan pada siklus III mengalami kenaikan 28% menjadi 100%. Hal yang sama juga terjadi pada kesungguhan belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan metode inkuiri mampu mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran; Penggunaan metode inkuiri mampu meningkatkan kesungguhan siswa dalam belajar; Penggunaan metode inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa.