Showing posts with label BAB I. Show all posts
Showing posts with label BAB I. Show all posts

Saturday, March 15, 2014

PTK Matematika Pecahan Kelas VI BAB I Pendahuluan

Berikut ini contoh Bab I Pendahuluan PTK Matematika Kelas 6 tentang pecahan dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.  Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.  Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik mempunyai kemampuan berpikir logis, analis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Matematika bukanlah pelajaran yang sulit dan menakutkan, namun merupakan pelajaran yang menyenangkan. Membuat pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan merupakan tugas guru sebagai pengelola kelas. Banyak cara yang bisa dilakukan agar matematika menjadi mata pelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan. Salah satu di antaranya adalah menggunakan metode mengajar yang tepat.

Di samping itu guru sebagai pribadi juga harus menyenangkan. Guru yang menyenangkan adalah guru yang bijaksana, cara menerangkan pelajaran enak dan mudah dimengerti, sabar, pemaaf, jujur, teliti, disiplin, tidak menakutkan, tidak suka mencela, suka humor, dan mampu membangkitkan minat belajar.

Kurikulum KTSP, Depdikbud (2007: 92-93) menyebutkan mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Banyak orang menganggap bahwa mata pelajaran matematika menjadi tolok ukur kecerdasan anak. Kenyataannnya banyak yang enggan mempelajarinya  karena menganggap matematika pelajaran yang sulit. Padahal semakin dijauhi semakin pelajaran itu sulit. Beberapa siswa menganggap mata pelajaran matematika sebagai momok yang menakutkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar selama pembelajaran matematika berlangsung penggunaan metode kerja kelompok belum bisa mengoptimalkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar kurang memuaskan.  Hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan setelah Kompetensi Dasar Menentukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan selesai diajarkan.  Rata-rata ulangan siswa 5,17 dari 28 siswa, nilai yang tertinggi 90 hanya 1 siswa, siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa, mendapat nilai 70 ada 3 siswa, dan yang mendapat nilai di bawah 60 ada 20 siswa, sedangkan nilai paling rendah 10 ada 2 siswa.  Perlu diketahui bahwa KKM untuk mata pelajaran matematika di sekolah kami 60.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar adalah dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa aktif, baik fisik, mental maupun sosial.  Kenyataannya pembelajaran selama ini banyak mengalami masalah, diantaranya kurang keaktifan siswa dalam pemusatan perhatian siswa terhadap pembelajaran sehingga hasil belajar kurang memuaskan.

Melalui penggunaan metode kerja kelompok menggunakan kartu soal dengan diterapkannya perlombaan antar kelompok, siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial.  Siswa antusias ingin memenangkan kelompoknya dengan menyelesaikan kartu soal sebanyak-banyaknya dengan jumlah nilai yang setinggi-tingginya.

Peneliti sebagai guru, selama melaksanakan pembelajaran matematika merasakan keterlibatan siswa dalam kerja kelompok masih belum optimal.   Hanya sebagian siswa yang aktif, yang lainnya diam dan kadang bercanda dengan teman sebelahnya.  Siswa belum tahu arti sebenarnya kerja kelompok, sehingga pembelajaran kurang menarik dan hasil dari pembelajaran kurang optimal.  Berdasarkan kekurangan itulah peneliti mengambil data dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B.    Rumusan Masalah

  • Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
  • Apa faktor penentu keberhasilan metode kerja kelompok?
C.    Tujuan Penelitian
  • Tujuan Umum. Tujuan umum penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI Sekolah Dasar.
  • Tujuan Khusus. Adapun tujuan khusus penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar.
D.    Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
  • Dengan penelitian ini guru dapat mengetahui strategi yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
  • Dengan penelitian ini guru mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode kerja kelompok bagi siswa Sekolah Dasar.
  • Sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2.    Manfaat Praktis
  • Manfaat bagi siswa: dapat meningkatkan aktivitas baik secara fisik, mental, maupun sosial melalui kerja kelompok sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.
  • Bagi guru: dapat mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui metode kerja kelompok dalam pembelajaran matematika.
  • Manfaat bagi sekolah: dapat meningkatkan mutu sekolah dan memberikan pengalaman baru serta masukan bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam upaya peningkatan aktivitas sswa dengan melaksanakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran matematika.
Untuk contoh BAB II silahkan baca pada postingan selanjutnya.
Untuk contoh Abstraknya silahkan baca pada postingan sebelumnya

Sunday, March 9, 2014

Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan PTK

BAB I PENDAHULUAN

Rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen pada topik penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya hanya 55 dan hanya 54% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60. Berdasarkan refleksi yang dilakukan Bapak Guru Rinoto, teridentifikasi masalah bahwa 1) siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo kurang dapat menjelaskan konsep penggolongan tumbuhan berdasarkan biji dan daunnya; dan 2) siswa pada kelas tersebut kurang memperhatikan penjelasan guru.

Dari hasil identifikasi masalah tersebut, Bapak Rinoto melakukan analisis masalah. Diperoleh kemungkinan penyebab permasalahan di atas muncul adalah sebagai berikut:
  1. Guru tidak memberikan contoh nyata dari tumbuhan tersebut tetapi hanya melalui gambar.
  2. Saat memberikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah.
  3. Guru menggunakan media yang berupa gambar tumbuhan, tetapi memiliki warna yang kurang menarik bagi siswa.
Berdasarkan analisis masalah, maka Bapak Rinoto mengusulkan alternatif pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang dilakukan adalah menggunakan metode yang bervariasi pada saat pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo kelas III.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut maka rumusan masalah penelitiannya adalah "Bagaimana menerapkan metode yang bervariasi dalam pembelajaran tentang konsep penggolongan tumbuhan dengan menggunakan contoh daun dan biji sebenarnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran SD Negeri Tambaharjo Kelas III?"

Wednesday, November 6, 2013

Contoh PTK Bahasa Inggris BAB I Metode Kerja Kelompok

Meskipun pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal, namun tidak ada salahnya kalau dilakukan PTK untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang rendah.

Berikut ini Contoh PTK Bahasa Inggris BAB I Metode Kerja Kelompok dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris melalui Penggunaan Metode Kerja Kelompok pada Siswa Kelas IV SD

BAB I
PENDAHULUAN



Friday, October 4, 2013

Contoh BAB I PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang



Berikut ini contoh  BAB I PTK Matematika Kelas III 3 tiga Topik Uang dengan judul Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar terhadap topik uang melalui penggunaan metode yang bervariasi. Ini adala hanya sebagai contoh referensi saja dalam pembuatan PTK Matematika Kelas II SD, dalam pembuatan laporan tugas akhir mata kuliah.
 
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Friday, April 27, 2012

PTK IPA KELAS IV BAB I

Berikut ini contoh PTK IPA Kelas IV BAB I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang Masalah
      Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga merupakan kegiatan guru untuk membimbing atau memfasilitasi siswa untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman belajar.
      Menurut Robert J. Havighurt dalam Mikarsa (1995:7) anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang belajar atau bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau melaksanakan serta memperagakan sesuatu secara langsung. Karakteristik membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak bekerja dalam kelompok, dan anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi. Hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh Ningrum (2003:41) “mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir, dan bagaimana mencari informasi.

Saturday, April 21, 2012

PTK IPS KELAS VI BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di sekolah dasar (SD) yang dilakukan oleh guru bertujuan mendidik dan membina siswa untuk menjadi manusia yang pandai dan berperilaku baik serta sesuai dengan norma­/aturan, akan tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang muncul yang menjadikan tugas guru semakin komplek. Guru hanya mementingkan tercapainya target kurikulum. Mereka tidak mempertimbangkan kompetensi dasar yang ditentukan sehingga dalam prosesnya, hanya mementingkan terselesaikannya materi bahan ajar dengan tidak mempertimbangkan metode, proses yang baik, dan apa yang akan diperoleh siswa setelah pembelajaran selesai. Hal ini berakibat pada hasil belajar yang kurang maksimal baik dari sisi kognitif maupun afektif.


Hal ini diketahui pada saat pembelajaran tentang “Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam,” siswa kelas VI yang berjumlah 9 anak ternyata hanya ada 3 siswa yang terlihat serius mengikuti pembelajaran.

Dari hasil tes formatif pada akhir pembelajaran, ternyata diketahui hanya ada 3 siswa yang tuntas belajar yaitu memperoleh nilai 70.

Permasalahan di atas hendaknya dapat diatasi oleh guru dengan cara berusaha menerapkan berbagai cara pendekatan belajar, penggunaan metode, dan penggunaan media, sehingga diharapkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar menjadi lebih baik.

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas maka perlu mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatkan Prestasi Siswa terhadap Materi tentang Menjelaskan Tindakan Pencegahan (Preventif) yang Dilakukan untuk Menghadapi Peristiwa Alam dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran VCT pada Pelajaran IPS  Kelas VI SD .................................. Kecamatan ............................ Kabupaten .............................”

1.    Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam proses pembelajaran sebelumnya diperoleh melalui diskusi dengan supervisor, teman sejawat, dan kepala sekolah. Dari diskusi tersebut teridentifikasi beberapa masalah, yaitu rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, rendahnya sikap ingin tahu siswa, dan rendahnya hasil belajar/prestasi siswa.

2.    Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi, refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, diketahui beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebabnya dapat dianalisis bahwa guru kurang memberi motivasi pada siswa, siswa hanya dijadikan pendengar dalam kegiatan belajar mengajar, endekatan pembelajaran yang digunakan kurang sesuai, dan penjelasan guru bersifat abstrak.

3.      Perlu Adanya Solusi

Agar permasalahan dapat dipecahkan maka perlu melakukan tindakan yaitu mengkaji masalah melalui mendengarkan pembacaan cerita teman dan mendengarkan cerita melalui kaset/VCD agar dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi tentang menjelaskan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan untuk menghadapi peristiwa alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Value            ClarificationTechnique (VCT) atau Teknik Pengungkapan Nilai pada pelajaran IPS  kelas VI.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis di atas, maka perbaikannya menggunakan pendekatan Value ClarificationTechnique (VCT) atau Teknik Pengungkapan Nilai.

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Apakah pendekatan VCT dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS tentang mengidentifikasi bencana alam yang ada di Indonesia dan sekitamya?
  2. Apakah pendekatan VCT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang mengidentifikasi bencana alam yang ada di Indonesia dan sekitarnya?
  3. Apakah pendekatan VCT dapat meningkatkan daya serap siswa dalam pembelajaran IPS tentang mengidentifikasi bencana alam yang ada di Indonesia dan sekitarnya di SD ..................................?
  4. Apakah pendekatan VCT dapat meningkatkan prestasi siswa dalarn pembelajaran IPS tentang mengidentifikasi bencana alam yang ada di Indonesia dan sekitarnya?
C.    Tujuan Penelitian

Berpedoman pada latar belakang tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

1.    Tujuan Umum
  • Memenuhi tugas mata kuliah “Pemantapan Kemampuan Profesioanal” (PDGK 4501) pada program sudi S-1 PGSD.
  • Memperbaiki kinerja guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
  • Berpartisipasi aktif dalam inovasi pendidikan, khususnya pada mata pelajaran IPS.
  • Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran.
  • Memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa sehingga prestasinya menjadi lebih baik.
2.    Tujuan Khusus
  • Untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru mendesain pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran VCT pada pelajaran IPS dengan meningkatkan pemahaman siswa.
  • Menerapkan pendekatan pembelajaran VCT pada pelajaran IPS di SD.
  • Untuk mengetahui seberapa tinggi meningkatnya minat belajar siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran VCT.
  • Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa.
D.    Manfaat Penelitian
  1. Siswa, dapat memperbaiki prestasi belajarnya, serta dapat menjelaskan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan untuk menghadapi peristiwa alam.
  2. Guru, membantu memperbaiki kinerjanya, dan berkembang secara profesional.
  3. Sekolah, membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan guru dan peningkatan prestasi belajar siswa.
  4. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (KBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antara guru dan kepala sekolah.

Friday, March 30, 2012

BAB I PTK Kelas I Bahasa Indonesia

Contoh BAB I PTK Kelas I Bahasa Indonesia dengan judul Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan metode SAS pada siswa kelas I SD.

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi yang penting bagi setiap bangsa, apalagi bangsa yang sedang berkembang untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di era globalisasi seperti saat ini.

Disadari untuk mewujudkannya tidaklah mudah, diperlukan program pendidikan yang tepat. Peningkatan mutu pendidikan menjadi hal yang penting dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Jenjang pendidikan Sekolah Dasar merupakan tempat yang strategis untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Di bangku Sekolah Dasar inilah dibentuk dasar keilmuan dari setiap insan peserta didik yang menentukan keberhasilan atau mutu pendidikan di jenjang berikutnya. Supartinah dalam sumantri (2009:99) menyatakan bahwa apabila pendidikan pada jenjang berikutnya akan menjadi mantap dan dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Keberhasilan proses pendidikan tidak lepas dari penggunaan media pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik.

Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media pembalajaran.

Media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisian pada setiap mata pelajaran misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia diperlukan media yang dapat mendukung kelancaran membaca dan menulis, karena pada umumnya penekanan pembelajaran pada kelas rendah lebih ditekankan pada aspek “Membaca, Menulis, dan Berhitung”.

Kemampuan membaca dan menulis secara lancar tidaklah diperoleh siswa secara kebetulan, tetapi karena seringnya mereka dilatih untuk membaca dan menulis.

Untuk meningkatkan kelancaran membaca dan menulis bagi siswa kelas rendah diperlukan media yang sesuai, dalam hal ini peran guru sangatlah penting untuk menentukan metode apa yang akan digunakan dan menarik bagi siswa, sehingga siswa lebih antusias dalam menerima pelajaran. Dengan demikian guru akan lebih mudah menemukan kesulitan atau hambatan yang dialami peserta didik, dalam hal ini khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditekankan pada kemampuan membaca dan menulis.

Penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) diharapkan dapat membantu siswa sekolah dasar khususnya kelas I dalam memahami kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Dengan memahami huruf secara optimal siswa dapat merangkaikan huruf-huruf tersebut menjadi kata, dari kata-kata menjadi kalimat dan pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam meningkatkan kelancaran membaca dan menulis yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesi khususnya dan semua mata pelajaran pada umumnya.

Pada studi awal pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dan menulis yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap aspek membaca dan menulis yang diajarkan. Siswa kelas I Sekolah Dasar yang berjumlah … anak, masih banyak ditemukan siswa-siswa yang masih mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis, yaitu …% (… siswa) yang bisa membaca, …% (… siswa) yang bisa menulis, dan … % (… siswa) yang telah bisa membaca dan menulis.

Rendahnya kemampuan membaca dan menulis secara lancar yang dialami oleh siswa-siswa kelas I Sekolah Dasar disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap konsep huruf lepas yang hampir memiliki kesamaan bentuk, hal tersebut dilihat dari segi siswanya. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga masih rendah, yaitu dari … siswa, hanya … siswa (…%) yang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Penggunaan metode yang kurang bervariasi, media yang tidak mendukung dapat menghambat proses kegiatan pembelajaran, misalnya siswa membuat kalimat berdasarkan gambar, untuk memudahkan siswa dalam pembuatan kalimat tersebut maka media berupa gambar sangatlah diperlukan. Ketidakmampuan guru dalam menggunakan alat peraga pun dapat menjadi penghambat proses belajar mengajar.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar.

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat memudahkan pemahaman siswa dalam membaca dan menulis. Kelancaran dalam membaca dan menulis diharapkan dapat memudahkan pemahaman terhadap mata pelajaran yang lain, sehingga akan membantu meningkatkan prestasi belajar untuk semua mata pelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi di Kelas I Sekolah Dasar adalah sebagai berikut, yaitu “Apakah penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran aktif, dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar?

C.    Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk memperoleh informasi faktual tentang keefektifan penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis pembelajaran Bahasa Indonesaia Kelas I Sekolah Dasar

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.      Manfaat TeoritisSecara teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang efektifitas penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) untuk meningkatkan kelancaran membaca dan menulis permulaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar.

2.      Manfaat PraktisManfaat praktis hasil penelitian ini, antara lain bagi siswa, guru, dan sekolah, yaitu:

a.       Bagi SiswaManfaat penelitian bagi siswa adalah:
1)        Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis.
2)        Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.
3)        Meningkatkan hasil belajar siswa.
4)        Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.

b.      Bagi GuruManfaat penelitian bagi guru adalah:
1)        Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
2)        Sebagai sarana perbaikan kinerja guru untuk dapat mengembangkan penggunaan metode pembelajaran.
3)        Menambah dan mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru.
4)        Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah pembelajaran.
5)        Meningkatkan profesionalisme guru.

c.       Bagi SekolahManfaat penelitian bagi sekolah adalah:
1)        Memberi masukan kepada penyelenggara dan Pengelola sekolah dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program sekolah ke depan.
2)        Membantu sekolah untuk maju dan berkembang meningkatkan mutu pendidikan.
3)        Meningkatkan kualitas belajar secara umum.