BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakekat Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika adalah terjemahan dari kata mathematics, namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Matematika menurut KBBI adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.
Johnson dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik. Reys dkk. (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Dari uraian di atas menurut Ruseffendi (1992: 27) disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada pengamatan atau observasi (induktif) tetapi generalisasi itu harus didasarkan pada pembuktian secara deduktif.
b. Ruang Lingkup Matematika
KTSP, Depdikbud (2007: 51) menyebutkan bahwa bahan kajian inti matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.
Salah satu materi bilangan adalah melakukan operasi hitung yang melibatakan berbagai bentuk pecahan. Menurut Buku Terampil Berhitung Matematika 6 penerbit Erlangga operasi hitung pecahan terdiri dari: 1) Menjumlahkan pecahan biasa dan campuran; 2) Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan desimal; 3) Mengurangkan pecahan biasa dan campuran; 4) Mengalikan pecahan biasa dan campuran; 5) Mengalikan pecahan desimal; 6) Membagi pecahan biasa dan campuran; 7) Membagi pecahan desimal; 8) Hitung campuran.
c. Hasil Belajar Matematika
Belajar merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) pengertian belajar dan perubahan perilaku dalam belajar menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Mohamad Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku menurut Witherington (1952) meliputi keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu misalnya: minat, perhatian, kebiasaan, motivasi, usaha, dan sebagainya; dan faktor lingkungan sekolah, dan masyarakat. Berkaitan dengan hal di atas Sumadi Suryabrata (1981) memberikan ciri-ciri yang disebut belajar yaitu: 1) belajar adalah aktifitas yang menghsilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial; 2) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dari beberapa pengertian di atas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Mohahad Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahaan perilaku, yaitu: 1) Perubahan yang didasari dan disengaja (intensial); 2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu); 3) Perubahanyang fungsional; 4) Perubahan yang bersifat positif; 5) Perubahan yang bersifat aktif; 6) Perubahan yang bersifat permanen; 7) Perubahan yang bertujuan dan terarah; 8) Peerubahan perilaku secara keseluruhan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari usaha belajar. Untuk mencapa hasil belajar siswa yang diharapkan maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar menurut Slameto (2003: 54-72) mengatakan hasil belajar siswa dipengaruhi 2 faktor yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Faktor-faktor Internal/dari dalam diri siswa:
- Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
- Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematngan, kesiapan)
- Kelelahan
- Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
- Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswadan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
- Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
2. Penggunaan Metode Kerja Kelompok
a. Pengertian Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai salah suatu kegiatan belajar mengajar di mana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam-macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa faktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam kelas.
Menurut Suwarni, dkk UNS (1991: 69-70) metode kerja kelompok pada prnsipnya adalah bekerja dalam situasi kelompok. Kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Metode kerja kelompok ini muncul sebagai reaksi terhadap metode mengajar yang tradisional. Dalam metode tradisional tersebut, sebagian besar waktu siswa hanya mendengar guru bercerita dan melakukan perintah guru. Gurulah yang banyak melakukan kegiatan dan siswa menjadi penonton dan pendengar. Yang dipentingkan dalam hal ini bahan pengajaran harus diingatoleh siswa. Siswa harus memaksakan diri untuk menerima dan menghafalkan pelajaran, walaupun sebenarnya siswa tidak mengerti kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan metode keja kelompok ini, kegiatan belajar dialihkan kepada siswa. Yang dipentingkan adalah perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat dari belajar tersebut. Siswalah yang harus dijadikan pusat proses belajar dengan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk turut aktif mengolah bahan pelajaran tersebut sehingga menjadi milik mereka.
b. Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Penggunaan metode kerja keompok adalah mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dilaksanakan dalam kelompok tersebut.
1) Jenis Metode Kerja Kelompok
Menurut Suwarni, UNS (1991: 70) ada bermacam-macam metode kerja kelompok, yaitu metode diskusi, pemecahan masalah, metode proyek, karyawisata, dan bermain peranan. Dilihat dari proses kerjanya kelompok dibedakan atas kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang, karena ada tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok memerlukan waktu pendek ddan panjang.
2) Pengelompokan Siswa
Dalam kelompok yang besar kurang kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam kelompok kecil siswa mempunyai kesempatan yang lebih banyak dan efektif. Kelas sebagai suatu kelompok merupakan kelompok besar. Apabila kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang kecil maka siswa-siswa memperoleh kesempatan mendapat tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kesanggupan masing-masing. Pengelompokan siswa-siswa tergantung pada beberapa faktor seperti : tujuan yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang tersedia.
3) Dasar-dasar Pengelompokan Siswa
- Berdasarkan tujuan untuk mendorong siswa berpartisipasi penuh dalam kelompok. Kelas sebagai kelompok besar dapat dipecah menjadi beberapa kelompok.
- Berdasarkan perbedaan individual dalam minat belajar. Pengelompokan berdasarkan minat siswa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan minat masing-masing.
- Berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar. Hal ini diperlukan terutama kalau komposisi keanggotaan kelompok sangat heterogen ditinjau dari sudut kecakapan.
- Berdasarkan pembagian pekerjaan. Pengelompokan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk memperoleh berbagai informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokokpersoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan).
- Pengelompokan untuk bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan : langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok.
- Berdasarkan fasilitas yang tersedia. Apabila fasilitas tidak sebanding yang membutuhkan maka kelompok dibagi menurut adanya fasilitas.
Berhasil tidaknya kerja kelompok tergantung kepada faktor guru/pemimpin kelompok, kemampuan siswa, hubungan sosial siswa, motivasi kelompok, tingkat kesukaran tugas.
Faktor guru/pemimpinUntuk memperoleh hasil yang baik pemimpin kelompok haruslah: (1) Memberikan penertian yang jelas mengenai tujuan; (2) Pembagian kerja kepada setiap anggota secara adil; (3) Membagi tugas-tugas secara efisien sehingga anggota yang mempunyai kecakapan lebih dipercayakan melaksanakan tugas itu; (4) Membina kerja sama di antara anggota kelompok.
Faktor Kemampuan SiswaSiswa yang mempunyai kemampuan mengerti, melihat ke depan, membuat rencana diharapkan adanya usaha kerja yang lebih efisien.
Faktor Hubungan Sosial SiswaKalau hubungan kerjasama siswa baik saling menolong satu sama lain kerja kelompok diharapkan dapat berhasil.
Faktor Motivasi KelompokKelompok yang berkemauan keras atau bersemangat untuk memecahkan suatu masalah secara efektif akan berhasil lebih baik daripada kelompok yang tidak bersemangat.
Faktor Tingkat Kesukaran TugasBila tugas tidak terlalu banyak, kompleks, berjangka panjang, masalah tidak terlalu asing maka diharapkan kelompok akan lebih berhasil.
B. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan metode kerja kelompok yang dilakukan dengan perlombaan antar kelompok akan meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas VI Sekolah Dasar.
Untuk contoh BAB I nya, bisa dibaca pada postingan sebelumnya.
Untuk contoh BAB III, silahkan baca pada postingan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment
Bagi yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke 081328239660