Sunday, March 30, 2014

Contoh Motto dan Persembahan PTK Terbaru

Untuk mempercantik laporan PTK, bisa kita selipkan Motto dan Persembahan. Motto sangat bermanfaat untuk menambah semangat atau spirit bagi penyusun laporan maupun pembacanya, sedangkan persembahan merupakan ungkapan rasa kasih sayang dan terima kasih yang dalam terhadap orang-orang tersayang yang telah berkorban membantu tersusunnya laporan PTK.

Berikut ini contoh Contoh Motto dan Persembahan PTK Terbaru yang bisa kita buat sebagai acuan:

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
  1. Kesuksesan harus diraih dengan jerih payah. 
  2. Kerjakan apa yang dapat dikerjakan sekarang, jangan suka mengulur waktu.
  3. Jadilah orang yang berguna bagi orang lain.
  4. Semua yang ada di dunia ini tak ada yang abadi. Jadi manfaatkan kesempatan yang ada sebelum kamu menyesalinya.
  5. Hidup ini hanya sebentar, jangan gunakan hanya untuk memikirkan duniawi dan melakukan hal yang tak berguna.


PERSEMBAHAN
Laporan Penelititan Tindakan Kelas ini ku persembahkan untuk:
  1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan do’a restu dan mengajarkan tentang kesabaran.
  2. Suamiku/istriku tercinta "NAMA SUAMI/ISTRI" yang selalu memberikan bimbingan dan semangat.
  3. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan sesuai tepat waktu.
  4. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Sunday, March 16, 2014

PTK Kelas VI Matematika Pecahan BAB III

Berikut ini lanjutan Contoh Laporan PTK Matematika Kelas 6 BAB III Metode Penelitian dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.    Tempat Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang beralamat di Dukuh Desa Kecamatan Kabupaten, yang merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang berada di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten. Dan khususnya penelitian dilaksanakan di kelas VI Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 28 anak. Latar belakang kehidupan dari orang tua siswa yaitu: bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, buruh, dan tukang  becak.
Alasan penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar dengan pertimbangan: (a) Perlu adanya penelitian tentang metode mengajar yang efektif sehingga hasil belajar matematika siswa sesuai dengan harapan, (b) Kemudahan dalam pelaksanaan penelitian karena peneliti pengajar di Sekolah Dasar, (c) Rata-rata nilai mata pelajaran matematika masih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran lainnya.

2.    Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan Juni. Minggu pertama bulan Maret untuk refleksi dan merancang perbaikan pembelajaran dan persiapan penelitian. Minggu kedua dan ketiga bulan Maret untuk melakukan penelian yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Minggu terakhir bulan Maret untuk konsultasi pembuatan Laporan Kegiatan Penelitian.

B.    Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar. Jumlah siswa kelas V1 28 (dua puluh delapan) yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Sebagian besar siswa kelas VI berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Rata-rata orang tua siswa adalah buruh pabrik.

C.    Data dan Sumber Data

Sumber Data
sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Jenis Data
  • Data Kuantitatif: Hasil belajar siswa dan Hasil penilaian.
  • Data Kualitatif: Respon, opini, dan pendapat siswa tentang intervensi yang diterapkan; Kesungguhan belajar siswa; Tanggapan siswa selama proses pembelajaran; Tanggapan observer dalam mengamati proses pembelajaran.
D.    Teknik  Pengumpulan  Data
a.    Data Kuantitatif
1)    Data tentang hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa.
2)    Data tentang penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok.
b.    Data Kualitatif1)    Data tentang kemudahan siswa dalam memahami materi setelah intervensi, dilakukan melalui wawancara dengan siswa.
2)    Data tentang kesungguhan belajar siswa, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
c.    ObserverDalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh teman sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama           : Supervisor 2, S.Pd. SD
NIP              : 1234567890
Pekerjaan    : Guru Kelas V
Tugas supervisor 2 adalah:
  1. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus pertama sampai selesai.
  2. Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
  3. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran.
E.    Validitas DataPenelitian ini diperlukan untuk mencapai suatu strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan materi operasi hitung pecahan secara efektif dan efesien. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Untuk pengukuran validasi data peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa tes tertulis dengan kisi-kisi soal secara lengkap. Sedangkan validasi tes wawancara/observasi denganbantuan teman sejawat/observer.

F.    Teknik Analisis DataDalam suatu penelitian, data yang dikumpulkan dapat berbentuk data kuantitatifdan data kualitatif. Analisis data dilakukan dengan  membandingkan  tingkat keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan.
Data kualitatif dianalisis melalui narasi dan paparan untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik sederhana untuk mengetahui tingkat keberhasilan. 
   
G.    Indikator KinerjaKriteria yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 70% keatas. Kriteria yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa adalah keterlibatan siswa secara aktif apabila siswa memberikan respon pasitif terhadap penjelasan dan pertanyaan yang diajukan guru. Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
  1. Proses perbaikan pembelajaran/peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakanberhasil jika 75% dari jumlah siswa tuntas belajar.
  2. Proses perbaikan pembelajaran/peningkatan minat belajar siswa dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran.
H.    Prosedur PenelitianKegiatan penelitian ini diawali dengan persiapan/perencanaan. Pada tahap persiapan penulis menyusun perencanaan tindakan penelitian yaitu: 1) Permohonan ijin kepala sekolah untuk melakukan penelitian, 2) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian, 3)menghubungi rekan guru untuk menjadi observer 4) Menyususn RPP. Perbaikan pembelajaran yang akan peneliti lakukan dalam 2 siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi.

1.    Siklus 1
a.    Tahap perencanaan tindakan.
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut: a)Menentukan metode mengajar, b) mempersiapkan lembar observasi, c)mempersiapkan lembar kerja siswa, d) mempersiapkan lembar evaluasi.

b.    Tahap pelaksanaan tindakan.Siswa diberikan penjelasan tenteng tujuan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenai pengumpulan data maupun kegiatan-kegiatan yang lain. Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: a) Memberikan penjelasan secara umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan metode kerja kelompok, b) Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran, c)  Mengamati dan mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi, d)  Mengumpulkan hasil pengujian siswa yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas, e) menganalisa hasil tes.

c.    Tahap observasi.Pada pelaksanaannya observasi selalu dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat selaku observer. Observasi sebagai bentuk pengamatan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakan tersebut.

d.    Tahap refleksi.Pada tahap ini peneliti menganalisa kekurangan-kekurangan yang terjadi pada penelitian yang telah dilakukan guna menentukan langkah berikutnya.

2.    Siklus II
a.    Tahap perencanaan tindakan .

  • Mempersiapkan fasilitas dan sarana yaitu dengan membuat kelompok belajar siswa yang jumlah anggotanya lebih kecil.
  • Membuat pengurus baru pada masing-masing kelompok mencakup fasilisator, penulis, dan juru bicara.
  • Membuat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada kelompok untuk didiskusikan
  • Membuat soal tes formatif yang akan dikerjakan oleh masing-masing siswa.
b.    Tahap pelaksanaan tindakan.
  • Peneliti memberikan penjelasan tentang pokok bahasan operasi hitung pecahan yang akan dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa untuk belajar bersama dalam kelompoknya.
  • Siswa yang telah menguasai materi pada siklus I dimohon memimpin teman kelompoknya membahas bahan ajar yang diberikan oleh peneliti bahan ajar yang diberikan oleh peneliti berisikan tugas tindaklanjut dari siklus I.
  • Memberi kesempatan pada masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil kerja kelompok/diskusi.
  • Pembahasan hasil kerja kelompok.
  • Memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi hitung pecahan.
  • Menganalisa hasil tes siswa.
c.    Tahap observasi.Peneliti mencatat hasil-hasil yang diperoleh anak didik serta mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak didik dalam proses pembelajaran baik dalam kerjake lompok maupun hasil tes.

d.    Tahap refleksi.Peneliti membuat inventarisasi tingkat kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan bahan ajar yang diberikan serta mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai di atas standar ketuntasan belajar.

Untuk contoh BAB II silahkan baca pada postingan sebelumnya.
Untuk contoh BAB IV silahkan baca postingan berikutnya.

Saturday, March 15, 2014

Contoh PTK Matematika Kelas VI tentang Pecahan BAB II Kajian Pustaka

Contoh Laporan PTK Matematika Kelas 6 BAB II Kajian Pustaka atau Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori dengan judul PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN PADA KELAS VI SEKOLAH DASAR.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori
1.    Hakekat Matematika
a.    Pengertian Matematika


Matematika adalah terjemahan dari kata mathematics, namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Matematika menurut KBBI adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

Johnson dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik. Reys dkk. (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Dari uraian di atas menurut Ruseffendi (1992: 27) disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada pengamatan atau observasi (induktif) tetapi generalisasi itu harus didasarkan pada pembuktian secara deduktif.

b.    Ruang Lingkup Matematika

KTSP, Depdikbud (2007: 51) menyebutkan bahwa bahan kajian inti matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.
Salah satu materi bilangan adalah melakukan operasi hitung yang melibatakan berbagai bentuk pecahan. Menurut Buku Terampil Berhitung Matematika 6 penerbit Erlangga operasi hitung pecahan terdiri dari: 1) Menjumlahkan pecahan biasa dan campuran; 2) Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan desimal; 3) Mengurangkan pecahan biasa dan campuran; 4) Mengalikan pecahan biasa dan campuran; 5) Mengalikan pecahan desimal; 6) Membagi pecahan biasa dan campuran; 7) Membagi pecahan desimal; 8) Hitung campuran.

c.    Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005)  pengertian belajar dan perubahan perilaku dalam belajar menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Mohamad Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku menurut Witherington (1952) meliputi  keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.  Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu misalnya: minat, perhatian, kebiasaan, motivasi, usaha, dan sebagainya; dan faktor lingkungan sekolah, dan masyarakat. Berkaitan dengan hal di atas Sumadi Suryabrata (1981) memberikan ciri-ciri yang disebut belajar yaitu: 1) belajar adalah aktifitas yang menghsilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial; 2) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

Dari beberapa pengertian di atas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku.  Dalam hal ini, Mohahad Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahaan perilaku, yaitu: 1) Perubahan yang didasari dan disengaja (intensial); 2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu); 3) Perubahanyang fungsional; 4) Perubahan yang bersifat positif; 5) Perubahan yang bersifat aktif; 6) Perubahan yang bersifat permanen; 7) Perubahan yang bertujuan dan terarah; 8) Peerubahan perilaku secara keseluruhan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari usaha belajar. Untuk mencapa hasil belajar siswa yang diharapkan maka perlu diperhatikan  beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar.  Faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar menurut Slameto (2003: 54-72) mengatakan hasil belajar siswa dipengaruhi 2 faktor yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Faktor-faktor Internal/dari dalam diri siswa:
  1. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
  2. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematngan, kesiapan)
  3. Kelelahan
Faktor Eksternal/dari luar diri siswa:
  1. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
  2. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswadan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
  3. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
Menurut Correl dalam R. Angkowo dan A. Kososih (2007) bahwa hasil belajar dipengaruhi 5 faktor yaitu: 1) bakat belajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3)kemampuan individu, 4) kualitas pengajaran, 5) lingkungan.

2.    Penggunaan Metode Kerja Kelompok
a.    Pengertian Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai salah suatu kegiatan belajar mengajar di mana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.  Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam-macam tujuan pengajaran.  Pelaksanaannya tergantung pada beberapa faktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam kelas.

Menurut Suwarni, dkk UNS (1991: 69-70) metode kerja kelompok pada prnsipnya adalah bekerja dalam situasi kelompok.  Kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.  Metode kerja kelompok ini muncul sebagai reaksi terhadap metode mengajar yang tradisional.  Dalam metode tradisional tersebut, sebagian besar waktu siswa hanya mendengar guru bercerita dan melakukan perintah guru.  Gurulah yang banyak melakukan kegiatan dan siswa menjadi penonton dan pendengar.  Yang dipentingkan dalam hal ini bahan pengajaran harus diingatoleh siswa.  Siswa harus memaksakan diri untuk menerima dan menghafalkan pelajaran, walaupun sebenarnya siswa tidak mengerti kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan metode keja kelompok ini, kegiatan belajar dialihkan kepada siswa.  Yang dipentingkan adalah perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat dari belajar tersebut.  Siswalah yang harus dijadikan pusat proses belajar dengan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk turut aktif mengolah bahan pelajaran tersebut sehingga menjadi milik mereka.

b.    Penggunaan Metode Kerja Kelompok

Penggunaan metode kerja keompok adalah mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dilaksanakan dalam kelompok tersebut.

1)    Jenis Metode Kerja Kelompok
Menurut Suwarni, UNS (1991: 70) ada bermacam-macam metode kerja kelompok, yaitu metode diskusi, pemecahan masalah, metode proyek, karyawisata, dan bermain peranan.  Dilihat dari proses kerjanya kelompok dibedakan atas kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang, karena ada tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok memerlukan waktu pendek ddan panjang.

2)    Pengelompokan Siswa
Dalam kelompok yang besar kurang kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya mengenai suatu hal.  Dalam kelompok kecil siswa mempunyai kesempatan yang lebih banyak dan efektif.  Kelas sebagai suatu kelompok merupakan kelompok besar.  Apabila kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang kecil maka siswa-siswa memperoleh kesempatan mendapat tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kesanggupan masing-masing. Pengelompokan siswa-siswa tergantung pada beberapa faktor seperti : tujuan yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang tersedia.

3)    Dasar-dasar Pengelompokan Siswa
  • Berdasarkan tujuan untuk mendorong siswa berpartisipasi penuh dalam kelompok.  Kelas sebagai kelompok besar dapat dipecah menjadi beberapa kelompok.
  • Berdasarkan perbedaan individual dalam minat belajar. Pengelompokan berdasarkan minat siswa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan minat masing-masing.
  • Berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar.  Hal ini diperlukan terutama kalau komposisi keanggotaan kelompok sangat heterogen ditinjau dari sudut kecakapan.
  • Berdasarkan pembagian pekerjaan. Pengelompokan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk memperoleh berbagai informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokokpersoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan).
  • Pengelompokan untuk bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan : langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok.
  • Berdasarkan fasilitas yang tersedia.  Apabila fasilitas tidak sebanding yang membutuhkan maka kelompok dibagi menurut adanya fasilitas.
4)    Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Kerja Kelompok

Berhasil tidaknya kerja kelompok tergantung kepada faktor guru/pemimpin kelompok, kemampuan siswa, hubungan sosial siswa, motivasi kelompok, tingkat kesukaran tugas.

Faktor guru/pemimpinUntuk memperoleh hasil yang baik pemimpin kelompok haruslah: (1) Memberikan penertian yang jelas mengenai tujuan; (2) Pembagian kerja kepada setiap anggota secara adil; (3) Membagi tugas-tugas secara efisien sehingga anggota yang mempunyai kecakapan lebih dipercayakan melaksanakan tugas itu; (4) Membina kerja sama di antara anggota kelompok.

Faktor Kemampuan SiswaSiswa yang mempunyai kemampuan mengerti, melihat ke depan, membuat rencana diharapkan adanya usaha kerja yang lebih efisien.

Faktor Hubungan Sosial SiswaKalau hubungan kerjasama siswa baik saling menolong satu sama lain kerja kelompok diharapkan dapat berhasil.

Faktor Motivasi KelompokKelompok yang berkemauan keras atau bersemangat untuk memecahkan suatu masalah secara efektif akan berhasil lebih baik daripada kelompok yang tidak bersemangat.

Faktor Tingkat Kesukaran TugasBila tugas tidak terlalu banyak, kompleks, berjangka panjang, masalah tidak terlalu asing maka diharapkan kelompok akan lebih berhasil.

B.    Kerangka Berpikir


D.    Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan metode kerja kelompok yang dilakukan dengan perlombaan antar kelompok akan meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas VI Sekolah Dasar.

Untuk contoh BAB I nya, bisa dibaca pada postingan sebelumnya.
Untuk contoh BAB III, silahkan baca pada postingan selanjutnya.