Sunday, February 16, 2014

Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang

Penulisan laporan PTK Matematika Kelas III tentang topik uang berdasarkan referensi para ahli terdahulu yang menciptakan teori-teori pembelajaran yang sumber bukunya termuat dalam daftar pustaka berikut ini.

Berikut ini Contoh Daftar Pustaka PTK Matematika Kelas III Topik Uang:

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Belen, S. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Demaja, C. 2004. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar. Artikel. http://artikel1.us/christiana6-04.html/ diunduh tanggal 27 September 2013.

Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono.  2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Depdiknas

Fajariyah, N., Defi, T., Rini I., Fitri, W., dan Inna, R.S.D. 2008. Matematika 3 untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Gagne, RM. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, O. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti.

Hernawan, A.H. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Haryanto. 2007. Matematika untuk SD Kelas 3. Jakarta. Erlangga.

Hilgard, E.R. 1948. Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.

Kemmis & Mc. Taggart. 1994. The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.

Mikarsa, H.L., Taufik, A., dan Prianto, L. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Millis, G.E. 2000. Action Research; A Guide for the Teacher Research. Columbus: Merrill’s Am Imprint of Prentice Hill.

Purwadarminta. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, M.N. 1997. Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, R. 1998. Action Learning. New York: Hart Publishing Co.

Ristasa, R dan Prayitno. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: UPBJJ Purwokerto.

Ristasa, R.A. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Purwokerto: Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.

Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Sudiarto. 1990. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi, A. 1993. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumantri M. dan Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soeparno. 1987. Alat Peraga Pendidikan. Jakarta: CV. Karya Mandiri.

Wardani, IGAK. Julaeha. S., Marsianah, dan Ngadi. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, IGAK. Wihardi: K dan Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Univertas Terbuka.

Contoh Bab V PTK Topik Uang Matematika Kelas III

Kesimpulan sebuah laporan penelitian terdapat pada BAB V yang berisi tentang simpulan dan saran tindak lanjut. Berikut ini Contoh Bab IV PTK Topik Uang Matematika Kelas III:

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada Studi awal, siklus I, dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.
  2. Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran Matematika pada topik uang.

B. Saran Tindak Lanjut
1. Bagi Guru/Peneliti


  • Guru hendaknya mencoba menerapkan cara belajar yang serupa pada mata pelajaran lain untuk meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran.
  • Pada pembelajaran matematika guru sebaiknya menggunakan alat peraga seperti pemberian contoh uang kertas dan uang logam karena dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
  • Sebagai seorang pendidik, guru harus berinovasi untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai agar tidak tertinggal dengan perkembangan pengetahuan yang semakin pesat.

2. Bagi Siswa

  • Siswa harus aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
  • Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses diskusi kelompok sehingga hasil belajar meningkat.

3. Bagi Sekolah

  • Sekolah harus memberikan fasilitas dan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan sarana dan prasarana yang mendukung.
  • KKG/MGMP yang telah lama ada agar diberdayakan lagi, kegiatan lesson study juga merupakan tempat yang sangat baik guna meningkatkan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Hasil penelitian akan ditindaklanjuti dengan meminimalkan pengulangan pembelajaran. Hasil penelitian akan diujicobakan pada materi atau mata pelajaran lain. Hasil penelitian akan disampaikan kepada teman seprofesi dalam acara KKG atau MGMP tingkat gugus dan Kecamatan.

Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang

Inti dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat pada BAB III, sedangkan BAB IV merupakan penjabaran hasil penelitian di mana data penelitian diperoleh untuk menentukan berhasi atau tidaknya sebuah penelitian perbaikan pembelajaran yang kita lakukan.

Berikut ini Contoh Bab IV PTK Matematika Kelas III topik uang:

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Studi Awal
Hasil belajar studi awal dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Studi Awal

Nilai rata-rata studi awal adalah 60. Ketuntasan belajar studi awal tercatat 4 siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa lainnya belum tuntas belajar.

Gambar Grafik Ketuntasan  Studi Awal (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar studi awal di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 4 siswa atau 36,4 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

2. Siklus I

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus I

Nilai rata-rata siklus I adalah 70, siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih ada 8 anak, sedangkan 3 siswa belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70. Tingkat ketuntasan siklus I mata pelajaran matematika pada konsep masalah yang melibatkan uang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik ketuntasan belajar berikut ini yang menyajikan data dalam persen.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus I (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus I di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, terdapat 8 siswa atau 72,7 persen yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 3 siswa atau 27,3 persen belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.

3. Siklus II

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II dapat dijabarakan sebagai berikut:

Tabel Nilai Tes Formatif Siklus II

Pembelajaran siklus II telah berhasil. Nilai rata-rata siklus II adalah 85,4, seluruh siswa yang yang berjumlah 11 anak telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

Gambar Grafik Ketuntasan  Siklus II (dalam persen)

Grafik ketuntasan belajar siklus II di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan tes evaluasi, seluruh siswa yang berjumlah 11 anak atau 100 persen telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pembelajaran studi awal pada mata pelajaran matematika tentang konsep yang melibatkan uang diperoleh hasil yang rendah. Hal itu terbukti bahwa data perolehan nilai studi awal dari jumlah 11 siswa baru 4 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, rata-rata nilai kelas 60. Hasil belajar studi awal ditunjukkan dengan nilai tes. Ketuntasan belajar siswa baru mencapai 36,4 persen, yaitu 4 siswa, sedangkan 7 siswa atau 63,6 persen nilai hasil evaluasinya masih di bawah angka kriteria ketuntasan minimal. Berikut disajikan tabel perbandingan hasil pembelajaran studi awal dengan siklus satu sebagai pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel Perbandingan Hasil Tes Studi Awal dengan Siklus I

Gambar Grafik Perbandingan Studi Awal dengan Siklus I (dalam persen)

Pembelajaran studi awal kurang efektif, pembelajaran tidak dirancang dengan baik, pembelajaran masih berpusat pada guru, kegiatan pembelajaran tidak menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang aktif dan jenuh. Kegiatan pembelajaran yang diharapkan adalah yang daapt merangsang minat siswa terhadap materi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga seperti yang disampaikan oleh Soeparno (1987:2), pada hakikatnya alat peraga adalah suatu alat yang digunakan untuk memvisualkan suatu konsep tertentu saja, sehingga siswa merasa tertarik dan muncul minat belajarnya. Alat peraga dalam pembelajaran matematika misalnya seorang guru mengajarkan konsep yang berhubungan dengan uang dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus I menerapkan pembelajaran aktif dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Kegiatan pembelajaran siklus I siswa lebih aktif dibandingkan studi awal, dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi, siswa terlihat aktif, sehingga pembelajaran telah lebih efektif yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa studi awal baru mencapai 36,4 persen pada siklus I hasil belajar mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, hal ini terjadi setelah diterapkannya pembelajaran dengan pemberian contoh uang kertas dan uang logam serta penggunaan metode yang bervariasi.

Meskipun kegiatan pembelajaran siklus I telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian yang mempersyaratkan keberhasilan pembelajaran 90 persen siswa tuntas belajar, oleh karena itu guru harus melakukan perbaikan pembelajaran dengan merubah rancangan pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya pada kegiatan pembelajaran siklus II.

Berikut ini perbandingan hasil belajar siklus I dengan siklus II setelah dilakukan perubahan rancangan pembelajaran:

Tabel Perbandingan Hasil Tes Siklus I dengan Siklus II

Gambar Grafik Perbandingan Siklus I dengan Siklus II (dalam persen)

Pembelajaran siklus I telah menerapkan pembelajaran aktif yang ditunjukkan dengan pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2006:98) yang menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain sehingga disebut metode bervariasi.

Hasil belajar siswa pada siklus I telah mengalami kenaikan menjadi 72,7 persen, meskipun demikian, peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran siklus II kembali dirancang dengan lebih mengaktifkan siswa dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa melakukan diskusi kelompok. Seperti pada siklus I, pembelajaran siklus II dirancang seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1985), sebagaimana dikutip oleh Winataputra (1997: 915), pada dasarnya siswa memiliki minat (Sense of Interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (Sense of Reality). Upaya untuk mengembangkan dua potensi siswa tersebut, guru dituntut untuk dapat menentukan sumber pembelajaran yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini adalah pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi.

Pemberian contoh uang kertas dan logam dengan menggunakan metode yang bervariasi pada siklus II telah meningkatkan hasil belajar siswa dari 72,7 persen pada siklus I menjadi 100 persen siswa tuntas belajar pada siklus II, sehingga dengan demikian penelitian perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus II.