BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Kerangka Teori
1.
Belajar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang
berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan.
Belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang
terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia
yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Menurut Morgan (dalam Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.
Hilgard, Ernest R., dalam buku Theories of Learning (1948: 409)
mengemukakan, belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau atas kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).
2.
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan
gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan
yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada
soal ang disusun sesuai dengan sasaran belajar. (Christiana Demaja WS: 2004).
Mulyono Abdurrahman (2003:37) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang
dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah
selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya,
sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Romiszowki (2003:38) bahwa hasil belajar merupakan keluaran (output) dari
suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa informasi, sedangkan keluarannya adalah
perbuatan atau kinerja (performance).
3.
Pembelajaran
Menurut Sudiarto (1990) pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan
agar kegiatan belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, oleh karena itu,
belajar sesungguhnya bersifat internal dari siswa, sedangkan pembelajaran
bersifat eksternal yaitu keadaan yang disengaja agar proses belajar mengajar
terarah dan sistematis, karena di dalam proses pembelajaran ada peran guru,
bahan ajar dan lingkungan yang kondusif yang sengaja dibentuk
Gagne dan Briggs (1979) berpendapat, pembelajaran adalah suatu rangkaian
kegiatan yang mempengaruhi belajar mengajar sehingga proses belajarnya dapat
berlangsung dengan mudah. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, sehingga
terjadi perubahan sikap dan pola pikir yang diharapkan menjadi kebiasaan siswa.
Guru berperan sebagai komunikator dan bahan ajar yang dikomunikasikan berisi
pesan ilmu pengetahuan.
Bruner berpendapat bahwa, salah satu tahap dalam proses pembelajaran
yaitu tahap enaktif, yaitu ditandai oleh manipulasi secara langsung objek-objek
berupa benda atau peristiwa kongkret.
4.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA didefinisikan secara sederhana sebagai ilmu tentang fenomena alam
semesta. Dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu
secara sistematis tentang alam semesta.
Herlen dalam Dahar R.W (1992:3) mempertegas bahwa IPA merupakan suatu
bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman
menjadi satu sistem pola berpikir logis tertentu, yang dikenal dengan
pola berpikir ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari kata sains yang berarti alam.
Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia
yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu, yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku
secara universal”.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara
yang satu dengan cara yang lainnya”.
5.
Proses Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau.
Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Fotosintesis berlangsung
di bagian daun. Namun proses ini terkadang juga terjadi di bagian lain yang
mengandung klorofil. Klorofil merupakan zat warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
berfungsi untuk menyerap energi cahaya matahari.
Fotosintesis memerlukan cahaya matahari, klorofil, air, dan karbondioksida.
Air diserap oleh akar dari dalam tanah. Air dari akar menuju daun. Karbondioksida
diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui
fotosintesis, air dan karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan
oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Apabila energi cahaya matahari tidak
ada, energi cahaya yang lain dapat menggantikannya. Misalnya cahaya lampu neon.
Oleh karena itu, fotosintesis dapat terjadi pada siang maupun malam hari.
Reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari reaksi fotosintesis di atas, dapat diketahui bahwa proses tersebut
menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Daun yang mengandung karbohidrat ini jika
ditetesi larutan lugol atau yodium akan berubah warna menjadi ungu gelap.
Percobaan berikut ini dapat membuktikan bahwa proses fotosintesis memerlukan
cahaya
6.
Metode
Metode menurut bahasa adalah cara
yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
hasil yang baik seperti apa yang diinginkan. (Badudu-Zain, 1994:896) dalam
Kamus Bahasa Indonesia.
Daliman, dkk (1996:99) berpendapat
bahwa metode adalah cara yang di dalamnya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan.
Sumantri dan Johar Permana (2001:114)
berpendapat bahwa metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang
memuaskan.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara
yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pemilihan metode yang digunakan merupakan suatu hal yang penting, karena
metode yang tepat dan efektif dalam menyajikan bahan pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar
7.
Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau Rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis
dan logis (Schmidt, 2003).
Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan
dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena
alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
(Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Penggunaan metode inkuiri terbukti dapat memecahkan masalah pembelajaran
IPA, hal ini dapat kita lihat dari penelitian sebelumnya yang dilaksanakan
oleh:
a.
Ribudiyanto (2008), dalam penelitiannya tentang
penggunaan metode inkuiri, yaitu sebagai berikut:
1)
Masalah yang diteliti adalah apakah penggunaan metode
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2)
Tujuan penelitian meningkatkan hasil belajar
mendeskripsikan hasil pengamatan tentang penyebab perubahan benda.
3)
Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah
model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan metode pembelajaran inkuiri.
4)
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian
Ribudiyanto adalah bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada studi awal Persentase ketuntasan belajar siswa 27,27%
dengan nilai rata-rata kelas 60. Pada siklus I Persentase belajar naik menjadi
54,55% dengan nilai rata-rata kelas 65. Pada siklus II Persentase belajar naik
menjadi 72,73% dengan nilai rata-rata kelas 73. Pada siklus III Persentase
belajar naik menjadi 95,46% dengan nilai rata-rata kelas 85.
b.
Rinoto (2011) “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Terhadap Konsep Pengaruh Energi Panas, Gerak dan Getaran melalui Metode Inkuiri
dalam Model Pembelajaran Aktif.
1)
Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil
belajar IPA siswa.
2)
Tujuan penelitiannya adalah meningkatkan hasil
belajar siswa.
3)
Metode yang digunakan adalah metode inkuiri dan
metode pembelajaran aktif.
4)
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian Rinoto
adalah bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada
studi awal Persentase ketuntasan belajar siswa 48%. Pada siklus I Persentase
belajar naik menjadi 60%. Pada siklus II Persentase belajar naik menjadi 72%.
Pada siklus III Persentase belajar naik menjadi 100%.
B.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut:
Gambar 2.1. Bagan
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal guru belum menggunakan metode inkuiri, sehingga hasil
belajar IPA siswa masih rendah. Supaya hasil belajar siswa meningkat, guru
perlu melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode inkuiri.
Pada pelaksanaan perbaikan siklus 1 guru menggunakan metode inkuiri
secara kelompok besar. Pada siklus 2 guru menggunakan metode inkuiri secara
kelompok kecil. Dari siklus 1 ke siklus 2, diharapkan hasil belajar IPA tentang
mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan meningkat. Pada kondisi akhir
diduga melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA
tentang mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
- Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan metode
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA konsep
mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini
adalah “penggunaan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.”
- Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai
dengan tujuan penelitian diperlukan indikator.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah intervensi yang
digunakan dapat membantu siswa mempermudah memahami materi adalah respon,
tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal
serta ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah
mencapai tingkat pemahaman materi 70% ke atas yang ditunjukkan dengan perolehan
nilai formatif 70 atau lebih (sesuai KKM).
ijin copast bwt referensi ya pak..tetep catet sumber ...mksh..moga berkah
ReplyDelete