Berikut ini contoh PTK BAHASA INDONESIA KELAS I BAB III dengan judul Penggunaan metode SAS untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa Kelas I
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Januari
2011 dan selesai penyusunan laporannya bulan Juni 2011. Adapun kegiatan
pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
1.
Siklus pertama Senin, 7 dan 14 Maret 2011
2.
Siklus kedua Senin 21 dan 28 Maret 2011
3.
Siklus ketiga Senin 4 dan 11 April 2011
Tabel 3.1
Jadwal kegiatan Penelitian Mapel Bahasa Indonesia
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
April
|
Mei
|
Juni
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Persiapan
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan Instrumen
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengamatan Awal
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pelaksanaan Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelaksanaan Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pelaksanaan Siklus III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Analisis hasil per siklus
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Subjek Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar …………., UPT Dinas DIKPORA Unit Kecamatan ………. Kabupaten
……….. yang berlokasi di RT 01 RW 01, Desa ……….
Jarak dari Kecamatan …………
± 4 km, dari kota ………… ± 23 km. Secara geografis Sekolah Dasar Negeri ………….
terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa.
Penduduk Desa 90% bermata pencaharian sebagai
petani. Jumlah siswa Sekolah Dasar ……………. pada Tahun Pelajaran ... sebanyak 124 siswa. Denah SD …………….. dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
3.1 Denah Lokasi SD
2.
Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang menjadi bahan penelitian adalah
Bahasa Indonesia, yaitu mengenai kemampuan membaca dan menulis materi semester II
dengan spesifikasi sebagai berikut:
a.
Standar Kompetensi
·
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.
·
Menulis
Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte
dan menyalin.
b.
Kompetensi Dasar
·
Membaca
Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dengan intonasi yang tepat
·
Menulis
Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak
bersambung
c.
Indikator
·
Membaca lancar teks non sastra dengan lafal dan
intonasi yang tepat
·
Menulis kalimat secara benar dan tepat mengikuti
apa yang didiktekan guru
3.
Kelas
Subjek penelitian adalah tempat peneliti memperoleh
keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas
I Sekolah Dasar …………….. yang berjumlah 13 anak. Kelas tersebut diambil sebagai
subjek penelitian karena rata-rata hasil belajar mereka belum sesuai dengan apa
yang diharapkan. Siswa pada umumnya sulit memahami materi, kurang
bersungguh-sungguh, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
4.
Karakteristik siswa
Salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus
penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam
melakukan interaksi. Karena siswa terlibat dalam penelitian, karakteristik
siswa harus dipahami agar PTK berjalan lancar PTK dilaksanakan di kelas I SD ……………..
dengan jumlah siswa 13, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Usia mereka rata-rata 7 tahun. Latar belakang kehidupan mereka mayoritas
keluarga petani yaitu, 10 siswa dan 3 siswa dari keluarga pedagang. Keadaan
fisik siswa umumnya baik. Jarak dari rumah ke sekolah kurang dari 1 km.
Mayoritas siswa ke sekolah bersepeda, dan ada 2 siswa yang berjalan kaki.
Prestasi akademik siswa pada semester satu tahun pelajaran ... cukup
baik.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa keterlibatan
siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran, sedangkan data kuantitatif
adalah data yang berupa nilai pada studi awal, siklus I, II, dan III.
Sumber data penelitian ini berasal dari narasumber dan
dokumen sekolah. Narasumber penelitian ini adalah siswa dan guru. Dokumen yang
menjadi sumber data berupa kurikulum KTSP, Silabus, buku-buku pelajaran, dan
administrasi kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan
tes.
1.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2003: 188).
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data tentang nama identitas siswa, hasil belajar Bahasa
Indonesia pada semester II Tahun Pelajaran ... serta gambaran
pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.
2.
Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
perbaikan pembelajaran. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan.
Instrumen
pengamatan berupa daftar pengamatan yang berisi item-item kejadian atau
tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik observasi digunakan untuk
memperoleh data tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
3. Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar bahasa Indonesia, setelah dilaksanakan
tindakan. Instrumen tes disusun dan diujicobakan pada siswa diluar objek
penelitian, dan dianalisis untuk mengetahui validitas, derajat kesukaran, daya
beda, dan reliabilitas, sehingga instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi
diakhir siklus adalah hanya butir soal yang baik yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Soal tes diujicobakan di luar sampel penelitian
dengan maksud untuk tetap menjaga agar hasil ujicoba benar-benar valid,
sehingga ketika digunakan pada saat tes setelah pelaksanaan tindakan dihasilkan
data yang benar-benar sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, karena apabila
ujicoba dilaksanakan pada subjek penelilian, dikhawatirkan mempengaruhi hasil
penelitian.
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh
teman sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama : ……………..
NIP : ……………
Jabatan : Guru Kelas …
Unit Kerja : SD ……………
Tugas : - Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran
mulai siklus I sampai dengan selesai.
-
Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang
terjadi selama proses pembelajaran.
-
Ikut serta merencanakan perbaikan pembelajaran.
E. Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang
sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan
analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang
terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data,
sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis
penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang
valid, sahih, benar, dan beretika.
1.
Triangulasi
Triangulasi adalah pendekatan analisa data yang
memadukan berbagai data sehingga merupakan kesatuan yang selaras dari berbagai
sumber.
Menurut Institute
Global Tech yang tersedia secara online
pada http://www.igh.org/triangulation/
diunduh pada tanggal bulan tahun, Pukul 00.52 WIB, menjelaskan bahwa
Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam memperkuat
tafsir dan meningkatkan kebijakan serta program yang berbasis pada bukti yang
telah tersedia.
Dengan cara menguji informasi dengan mengumpulkan data
melalui metode berbeda, oleh kelompok berbeda, dan dalam populasi berbeda,
penemuan mungkin memperlihatkan bukti penetapan lintas data, mengurangi
dampaknya dari penyimpangan potensial yang bisa terjadi dalam satu penelitian
tunggal.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sebagai Teknik
mengecek keabsahan data, di mana dalam pengertiannya triangulasi adalah Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang laindalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330).
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen.
Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna
untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu
triangulasi bersifat reflektif.
Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa siswa
kelas I SD … yang berjumlah 13 anak, masih banyak ditemukan siswa-siswa
yang masih mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis, yaitu 38% (5 siswa) yang
bisa membaca, 46% (6 siswa) yang bisa menulis, dan 31 % (4 siswa) yang telah
bisa membaca dan menulis.
Data tersebut di atas jika dibandingkan dengan data
hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer tidak jauh berbeda, yaitu 5 siswa
(38%) yang bisa membaca, 5 siswa (38%) yang bisa menulis, dan 4 siswa (31%)
yang bisa membaca dan menulis.
Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari
lembar pengamatan kerja kelompok oleh guru jika dibandingkan dengan hasil
pengamatan observer menunjukkan prosentase yang sama, yaitu 40%. Data yang
terkumpul dari guru dan observer akan dilakukan analisis yang selanjutnya
dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.
2.
Review Informasi
Data atau Informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan observer berupa informasi tentang kemampuan membaca, menulis, dan
keaktifan siswa. Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
kemampuan membaca dan menulis adalah bahwa terdapat 5 siswa (38%) yang bisa
membaca, 5 siswa (38%) yang bisa menulis, dan 4 siswa (31%) yang bisa membaca
dan menulis.
Informasi tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari
hasil pengamatan observer yaitu 38% (5 siswa) yang aktif Mengikuti proses
pembelajaran.
3.
Kunci
Kata kunci: metode
SAS kemampuan membaca, kemampuan
menulis, keaktifan siswa.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai
ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai
perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang
bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan
perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
1.
Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan
penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi
data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan
penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat
memberi informasi faktual.
2.
Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan
informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data
yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data
digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap
akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan
mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh
dalam dua tahap sebelumnya.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan sebagai acuan
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah:
1.
Indikator peningkatan keaktifan membaca dan menulis.
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Ya
|
Tidak
|
1
2
3
4
|
Apakah penggunaan metode SAS
dapat mempermudah siswa dalam membaca dan menulis?
Apakah penggunaan metode SAS
dapat meningkatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru?
Apakah penggunaan metode SAS
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya?
Apakah penggunaan metode SAS
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas?
|
|
|
Jika 75% siswa menjawab ya, berarti penggunaan metode SAS telam berhasil.
2.
Indikator
peningkatan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan
hasil belajar secara individual maupun klasikal.
Peningkatan hasil belajar secara individual diukur
dengan hasil nilai yang diperoleh, yaitu lebih besar atau sama dengan KKM yang
telah ditentukan, yaitu 60.
Peningkatan hasil belajar secara klasikal diukur
dengan tingkat ketuntasan belajar siswa, yaitu 75%.
3.
Indikator
peningkatan motivasi belajar siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan
metode SAS diukur dengan jumlah siswa yang termotivasi mencapai 75%.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 prosedur, yaitu
prosedur penelitian tindakan kelas, prosedur umum pembelajaran, dan prosedur perbaikan
pembelajaran.
Pembedaan dan pencantuman prosedur yang cukup rinci
ini ditempuh agar arah kegiatan yang dilakukan benar-benar terencana,
terorganisir, dan berlangsung secara sistematis.
1.
Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tindakan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan
melalui proses pengkajian berdaur, yang tiap daur terdiri dari 4 (empat) tahap,
yakni merencanakan (planning),
melakukan tindakan (acting), mengamati (observing) dan refleksi (reflecting)
(Ristasa, 2006:45). Hasil refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan,
peneliti gunakan untuk acuan dalam merancang tindakan perbaikan siklus
berikutnya.
Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas menurut IGAK Wardhani, dkk. (2007:2.3), bahwa
penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang
terdiri dari empat tahap, yaitu:
a. Merencanakan (planning),
b. Melakukan tindakan (acting),
c. Mengamati (observing),
d. Melakukan refleksi (reflecting)
Dari
beberapa pendapat di atas maka peneliti diwajibkan untuk memenuhi beberapa
tahapan yang berlaku, sehingga peneliti tidak semaunya sendiri untuk membuat
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sendiri.
Hasil
refleksi yang dilakukan peneliti dijadikan pedoman melakukan revisi rencana
perbaikan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan belum berhasil. Model
tahapan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Adapun
kegiatan peneliti mulai dari ide awal melaksanakan tindakan perbaikan sampai
dengan menarik kesimpulan akhir, dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai
berikut:
Studi Pendahuluan
1.
Wawancara dengan siswa.
2.
Tes diasnotik.
3.
Analisis dokumen
|
Persiapan Penelitian
1.
Penyamaan konsep, metode, contoh, dan latihan
antara peneliti dan pengamat.
2.
Penyusunan lembar pengamatan.
3.
Penyusunan format wawancara.
4.
Penyusunan format tes
|
Tindakan Siklus I
1.
Perencanaan perbaikan.
2.
Pelaksanaan perbaikan.
3.
Observasi.
4.
Diskusi dengan teman sejawat.
|
Tindakan Siklus II
6.
Perencanaan perbaikan.
7.
Pelaksanaan perbaikan.
8.
Observasi.
9.
Diskusi dengan teman sejawat.
10.
Refleksi siklus II
|
Tindakan Siklus ke n
1.
Perencanaan perbaikan.
2.
Pelaksanaan perbaikan.
3.
Observasi.
4.
Diskusi dengan teman sejawat.
5.
Refleksi siklus ke n
|
Gambar 3.4 Skema Daur Penelitian Tindakan Kelas
2.
Prosedur Umum Pembelajaran
Menurut
Gagne dan Briggs (dalam Situmorang dalam Ristana, 2006: 47) prosedur umum
pembelajaran ada 9 (sembilan) urutan kegiatan, yaitu:
a.
Memberikan
motivasi atau menarik perhatian.
b.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
c.
Mengingatkan
kompetensi prasyarat.
d.
Memberikan
stimulus (masalah, konsep, topik).
e.
Memberikan
petunjuk cara belajar.
f.
Menimbulkan
penampilan peserta didik.
g.
Memberi
umpan balik.
h.
Menilai
penampilan.
i.
Menyimpulkan.
3.
Prosedur
Perbaikan Pembelajaran
a.
Prosedur
Umum Perbaikan Pembelajaran
Yang
dimaksud prosedur umum perbaikan pembelajaran yaitu tahap-tahap kegiatan untuk
menyelesaikan aktivitas pembelajaran secara umum. Adapun prosedur umum
perbaikan pembelajaran yang peneliti tempuh adalah sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasi
masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta merumuskan hipotesis
tindakan.
2)
Menentukan
cara pemecahan masalah dan tindakan perbaikan.
3)
Merancang
skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPPP).
4)
Mendiskusikan
dan menentukan aspek-aspek yang akan diamati selama tindakan perbaikan
pembelajaran berlangsung dengan teman sejawat.
5)
Melaksanakan
tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario.
6)
Mendiskusikan
hasil pengamatan dengan teman sejawat dan menganalisis nilai tes hasil
pembelajaran.
7)
Melakukan
refleksi terhadap tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.
8)
Konsultasi
dengan supervisor.
9)
Merancang
tindak lanjut.
b.
Prosedur
Khusus Perbaikan Pembelajaran
1)
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan
yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Tahap perencanaan
ini berisi tindakan apa yang akan dilakukan, apa saja mater dan media yang
digunakan, siap yang melaksanakan, kapan waktu pelaksanaannya dan bagaimana
melaksanakannya.
2)
Tahap
Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan
peneliti menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
a)
Siklus/Tindakan
I
Pemberian tes awal, berupa tugas untuk menuliskan
kalimat yang didiktekan guru, kemudian siswa membaca sendiri-sendiri kalimat yang
sudah ditulis, tanpa menggunakan media.
b)
Siklus/Tindakan
II
(1) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan
berdasarkan masalah yang muncul pada siklus/tindakan I.
(2) Guru menyiapkan media berupa kartu
kalimat, kartu kata dan gambar untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menulis dan membaca serta member kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas.
c)
Siklus/Tindakan
III
(1) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan
berdasarkan masalah yang muncul pada siklus/tindakan II.
(2) Guru menyiapkan media berupa kartu
kalimat, kartu kata dan gambar untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menulis dan membaca serta member kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas.
3)
Tahap
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan
bersama dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan,
pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut.
Observer maupun pelaksana tindakan
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk
mengadakan refleksi untuk menyusun rencana tindakan berikutnya.
4)
Tahap
Evaluasi-Refleksi
Peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada tahap
evaluasi-refleksi. Peneliti, guru kelas dan teman sejawat berdiskusi untuk
memaknai data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan. Hasil refleksi kemudian kegunakan sebagai dasar pemikiran untuk
menyusun rencana tindakan yang akan datang.
Tahap refleksi juga merupakan evaluasi
tentang tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau
pengaruh tindakan. pada tahap ini peneliti dapat membandingkan
kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan.